BAB 200
PertemuanUpdate beberapa jam lebih cepat dari jadwal. 😅
Sejak kapan cerita ini ada jadwal update y? 😅Ini adalah penutupan di cerita pertama. Bab kali ini panjang dan semoga kalian gak capek ya bacanya.
***
Part JiU, Gahyeon, Yoohyeon dan Dami.
Yoohyeon kembali ke tempat di mana Gahyeon dan JiU sedang berduaan, mereka tampak sedang berusaha membuat api, tapi tanpa sesuatu yang bisa dibakar, tak ada hasil sama sekali. Yoohyeon mengabaikan keduanya lalu duduk bersandar pada tempat yang sekitarnya tidak berdebu dan membawa kotoran.
“Kakak, bagaimana keadaan di sini? Apa aman?” tanya Gahyeon dengan ramah dan penasaran. “Apa kita harus berjaga atau semacamnya?” lanjutnya. Yoohyeon hanya memejamkan matanya saja seolah ia sudah tertidur, ia tak repot-repot menyahut menjawab pertanyaan dari Gahyeon. Kenyataan ia kembali dalam keadaan biasa saja sudah lebih dari cukup memberi tahu jika keadaan sekitar sini aman. Gahyeon yang melihat Yoohyeon seperti itu seketika tersenyum masam, ia sudah terlalu sering diabaikan seperti itu.
“Aku diabaikan lagi. Kupikir sikapnya akan berubah setelah kita tidak bertemu sehari.” Gahyeon mengeluh dalam benaknya saat diabaikan.
“Dia mengabaikanmu tuh.” JiU berbisik memberi tahu Gahyeon.
“Aku tahu, jangan diperjelas.” Gahyeon membalas dengan gumaman yang masam, entah mengapa ia tidak sebal dongkol atau semacamnya saat Yoohyeon memperlakukannya sedemikian rupa.
“Adik, kamu bicara denganku saja, aku berjanji tidak akan mengabaikanmu.” JiU menarik tangan Gahyeon ke dalam genggaman kedua tangannya, Gahyeon yang memasang wajah sedih langsung menyandarkan kepalanya pada pundak JiU. Mereka menghentikan usaha untuk membuat api, apalagi JiU sebenarnya masih memiliki suhu tubuh yang hangat sehingga mengurangi rasa dingin yang mereka rasakan saat ini.
“Aku tahu, kakak sangat baik.” Gahyeon merangkul JiU dengan manja. Tak berselang lama dari itu, Dami kembali ke sana dengan langkah yang cuek. Ia memanggul tombaknya lalu memandang sesaat kedua gadis itu. Gahyeon dan JiU sendiri saat mereka menyadari kedatangan Dami, keduanya langsung menoleh ke arahnya.
“Wah syukurlah kau kembali.” Gahyeon melepaskan diri dari JiU, ia beranjak duduk dengan normal.
“Apa? Memerlukanku?” tanya Dami yang terkesan datar dan tidak peduli. Tapi Gahyeon agak senang karena setidaknya Dami menanggapinya, berbeda dengan Yoohyeon yang pura-pura tidak mendengar dan langsung tertidur.
“Oh itu, sebenarnya ... em ... kita ingin membuat api lagi. Aku sudah kedinginan sejak tadi.” Gahyeon menjawab dengan agak ragu. Dami paham akan isyarat itu, secara tak langsung Gahyeon memintanya untuk membuat api lagi, sama seperti sebelumnya.
“Kupikir lebih bagus jika suhu tubuh kita tetap seperti ini, kalian tidak akan kuat menahan suhu dingin jika sekarang menghangatkan diri.”
“Tapi aku hampir membeku.” Gahyeon segera beralasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...