Angin angin angin.🍃🍃🍃🌪️🌪️🌪️
Setelah scream and boca yang ot6 dalam tantangan nyanyi 3 bahasa, kini wind blows jadi lagu dari tantangan ini.
Yang bikin seneng adalah karena sekarang formasinya ot7. Dan yang bikin bangga adalah bahasa Indo kini masuk dalam salah satu 3 bahasanya. 😍😍😍😘😘😘.
Meski sebenarnya agak kurang sreg karena lagu yang dibawa bukan odd eye, tapi DC selalu keren dimata dan pikiranku.
***
157 – Menghancurkan Ranjau Udara
Berada dalam posisi yang terdesak adalah hal yang amat menyebalkan, apalagi hal itu menyangkut dengan keselamatan nyawa. Saat ini SuA dan Siyeon sedang terjebak di tengah ranjau udara yang terlalu cepat datang dan mengurung mereka sehingga keduanya tidak sempat untuk menghindari para ranjau yang kini sudah membelenggu mereka.
Setelah mendengar SuA memiliki rencana yang katanya gila, Siyeon merasa ada sedikit harapan bagi mereka untuk dapat meloloskan diri dari ranjau-ranjau yang bisa memberikan cedera cukup parah pada tubuh mereka. Ya, setelah melihat ledakan sebelumnya, Siyeon dan SuA yakin jika mereka terkena ledakan, tidak akan ada yang langsung tewas dikarenakan ranjau ini juga ditujukan untuk menjatuhkan dan menyudutkan mereka sehingga keduanya jatuh dalam keadaan hidup.
“Kita akan mengalahkan semua robot dengan kecepatan. Aku yakin semua ranjau ini memerlukan sedikit waktu untuk mengonfirmasi gerakan, tapi sebelum semuanya bergerak kita bisa bergerak lebih dulu. Kita bisa mendahului benda-benda sialan ini. Kita jauh lebih cepat.” SuA segera memberitahukan rencana yang dirinya dapatkan, hal tersebut memang gila karena benar-benar berisiko dan berbahaya bagi mereka.
“Bukankah itu sangat berisiko. Kupikir, secepat apa pun kita, benda-benda ini mungkin akan tetap meledak di dekat kita.” Siyeon merasa tidak setuju dengan rencana yang SuA ajukan.
“Kita tidak akan selamat jika terus seperti ini.” SuA tidak menyangkal jika ini memang berbahaya.
“Kamu benar, kalau begitu ayo kita lakukan bersama.” Siyeon segera menyetujui rencana SuA, maka SuA langsung tersenyum.
“Ya, kita lakukan bersama.” Kedua tersenyum dan bersiap-siap untuk melakukan rencana SuA.
Jantung keduanya berdebar kencang dikarenakan mereka sudah melihat seberapa besar dan kuatnya ledakan yang dihasilkan oleh ranjau-ranjau kecil itu. Keduanya menghitung melalui isyarat bibir, setelah hitungan ketiga mereka langsung menyapu beberapa ranjau menggunakan kedua tangan mereka untuk melemparkannya sejauh mungkin. Beberapa ledakan terjadi setelah mereka menepis dan melemparkan ranjau-ranjau itu, ledakannya langsung memicu ledakan lain.
SuA benar, ranjau memerlukan waktu untuk mengonfirmasi sentuhan dan gerakan sebelum terjadi ledakan yang besar.
Puluhan ranjau menuju ke arah Siyeon dan SuA, keduanya sekuat mungkin melompat ke atas ketika puluhan ranjau menuju ke tempat terakhir mereka berada lalu meledak secara bersamaan menghasilkan beberapa ledakan yang sama. Beberapa puluh mengejar mereka menuju ke atas.
“Granatnya, SuA!” Siyeon berteriak, SuA segera melepaskan beberapa granat untuk menciptakan ledakan berantai. Saat granat meledak, ranjau yang bergerak naik menuju ke arah Siyeon dan SuA juga ikut meledak, ledakan itu merembet memicu ranjau lain yang ada di sekitar sana meledak secara beruntun.
“Gila, ini ledakan berantai yang besar.” Siyeon bergumam saat menyaksikan ledakan tersebut. Asap bekas ledakan segera saja mengepul di sekitar sana.
“Aku tidak suka dengan ini.” SuA menggumam pelan.
Saat keduanya tiba di daratan, daerah sana sudah bersih dari ranjau, tapi puluhan ranjau dari kejauhan segera saja mengejar mereka. Puluhan ranjau lain yang tidak meledak segera bergerak dan mengejar mereka.
“Astaga, ternyata masih banyak yang tidak meledak.” Siyeon agak kesal melihat banyaknya ranjau yang bergerak menuju ke arah mereka.
“Masuk ke dalam gedung!” SuA berteriak, keduanya segera berlari menjauh menuju ke arah gedung.
“Aku tidak mengerti, kenapa bom-bom itu bisa bergerak seperti drone.” Siyeon yang merasa heran tak bisa untuk tak mengutarakannya.
“Itulah teknologi, aku juga tidak sepenuhnya paham. Yang terpenting saat ini kita harus segera menyembunyikan diri di dalam bangunan.”
“Mereka datang!” Siyeon berteriak, ia langsung melemparkan belati kecilnya ke arah ranjau-ranjau yang bergerak mendekat ke arah mereka. Ketika keduanya baru saja menginjakkan kaki memasuki gedung, terjadi ledakan berantai di depan pintu masuk dikarenakan belati yang membentur ranjau. SuA dan Siyeon langsung terlempar dikarenakan empasan udara efek dari ledakan yang cukup kuat, keduanya menghantam lantai setelah terlempar sekitar tiga meter.
“Kuharap itu meledakkan semuanya.” Siyeon bergumam sambil merintih.
“Yah, itu tidak terlalu buruk,” gumam SuA. Mereka perlahan beranjak berdiri, saat mereka menoleh ke arah ledakan, SuA dan siyeon mendapati robot yang mengarahkan peluncur misil ke arah mereka.
“Ini gawat, ayo lari.” Siyeon sesegera mungkin berlari, tapi SuA malah mengeluarkan senjatanya, Siyeon berbalik dan tahu jika SuA akan menghadapi misil itu.
“SuA jangan!” Siyeon terlambat karena SuA melepaskan api dari pelontarnya, hal itu terjadi bersamaan dengan misil yang dilepaskan oleh si robot. Seketika saja terjadi ledakan besar akibat benturan itu. Ledakan tersebut melemparkan keduanya bersama dengan bangunan yang hancur seketika. Bangunan dengan lima lantai itu musnah seketika menyisakan banyak reruntuhan yang berserakan di tempat Siyeon dan SuA berada, jelas jika keduanya terperangkap di antara puing.
Siyeon merasa sakit di sekujur tubuhnya, napasnya agak sesak dikarenakan udara di sana tercampur oleh debu dan asap yang mengepul. Sepertinya kali ini ia mendapatkan dampak ledakan yang sangat kuat, meski pakaiannya tidak habis, tubuhnya tidak hancur, tapi cedera yang dirinya dapatkan jelas tidak ringan.
Siyeon memandang sekitar, ia berusaha beranjak bangkit. Ternyata dari ledakan itu, reruntuhan sama sekali tidak ada yang menimpanya, ia tidak terhimpit. Siyeon terbatuk-batuk saat ia berdiri.
“Astaga, apakah dia begitu bodoh? Apa yang dia pikirkan?” pikir Siyeon, ia agak lemas ketika dirinya berdiri, bahkan tangannya memegang reruntuhan untuk menopang tubuh agar tidak jatuh. Tentu saja dalam keadaan yang seperti ini, Siyeon pastilah tidak akan sanggup bertarung. Jika para robot menemukannya, jelas ia harus pasrah pada keadaan.
“Aku harus menemukan SuA sebelum para robot itu mendahuluiku.” Siyeon berbicara dalam benaknya, ia memandang ke sekitar untuk mencari keberadaan SuA di tengah tebalnya debu dan asap yang memenuhi daerah sana. Siyeon cukup cerdas untuk tidak berteriak memanggil nama SuA, hal tersebut bukannya akan membantunya untuk menemui SuA lebih cepat, itu malah akan menuntun para robot untuk menemukan dirinya lebih awal.
Siyeon berjalan agak tertatih saat ia melangkah menyusuri reruntuhan, ia menutup mulut untuk menahan agar suara batuknya tidak keras. Tas yang dibawa olehnya masih baik-baik saja.
“Seharusnya ia tidak terlalu jauh dari tempatku berada. Sialan sekali, banyak sekali asapnya, aku susah melihat keadaan di sini.” Siyeon memaki dalam benaknya, ia masih menutup mulut dan hidungnya untuk melindungi napas dan suaranya.
Hanya memerlukan beberapa langkah dan beberapa detik saja sebelum Siyeon menemukan keberadaan SuA. Hanya saja Siyeon langsung membelalak dan ketakutan saat mendapati keadaan SuA saat ini. Siyeon langsung berlari secepat dan sekuat yang ia mampu ke arah SuA berada.
“SuA!”
***
Berikutnya adalah bab terakhir part Suayeon. Lanjut ke Yoohyeon dulu.
Btw guys, aku mau bikin spesial chapter yang berisi selingan atau cerita tambahan yang gak ada hubungannya dengan cerita utama. Kepo gak? Haruslah.
Cerita selingan itu yang kayak gimana? Pernah nonton anime naruto shippuden? Dalam ceritanya ada tuh selipan-selipan cerita tambahan yang gak nyambung dengan konflik yang ada. Nah kayak gitu cerita selingan yang lagi ku garap. Terus mampir and ditunggu aja ya. 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...