Judul part kali ini panjang amat ya? 😅
Dami berlari di bawah terik sinar matahari.
Korona (lapisan terluar matahari) yang menciptakan badai dahsyat membuat matahari berwarna merah dan membuat suhu panas permukaan naik di luar nalar.
Seseorang atau makhluk hidup biasa pasti sudah mati terpanggang oleh suhu cahaya matahari.
Pepohonan memiliki kandungan air yang banyak dan menyimpan kelembapan, tapi itu juga tak banyak membantu, dedaunan mulai layu. Hanya beberapa jenis pohon tertentu saja yang mampu menahan panasnya suhu saat ini.
Dami yang memiliki suhu tubuh yang bisa dibilang sudah mencapai titik beku, ia dapat berlarian dengan bebas di bawah sinar matahari.
Niatnya ia akan melanjutkan perjalanan, entah ia akan pergi ke mana, tapi instingnya mengatakan sesuatu dan memberi dirinya suatu arahan.
Sayang sekali, tanpa sengaja dan tanpa dirinya rencanakan, ia malah berlari menuju tempat di mana sesuatu yang sangat besar menghantam bumi.
Di sana, tepat pada kawah raksasa yang memiliki diameter lebih panjang dari lima puluh meter. Tepat pada titik pusatnya, ada bongkahan batu meteor seukuran kepala. Keadaannya masih terbakar dan batu itu merah terang tampak seperti bara api.
Dami dapat merasakan jika batu meteor itu memiliki suatu kekuatan yang sangat besar.
Dan ia kaget karena dirinya bukan satu-satunya orang yang ada di sana. Seorang pria sudah turun ke dalam kawah. Jaraknya sekitar lima meter lagi saat pria itu berhenti berjalan dan menengok ke arah Dami.
"Apa-apaan ini?" Dami memandang pria itu penuh penjagaan. Pasalnya, bukan hanya mampu berjalan di bawah terik sinar matahari, mampu mendekati batu meteor yang tampak masih sangat panas, pria itu memiliki api pada kedua tangan dan kakinya. Seluruh rambutnya terbuat dari api.
Pria itu mengarahkan tangan kanannya pada Dami dan seketika saja tekanan api melesat padanya. Dengan jarak sejauh ini, api masih tetap mampu melesat mengarah pada Dami.
Gadis itu refleks menciptakan pertahanan dari perisai tembus pandang yang merupakan bentuk dari senjata lainnya.
Perisai itu kini bukan tak terlihat, tapi tercipta dari bongkahan es yang tebal dan kuat. Api menyambar seluruh daerah tempat Dami berdiri.
"Gila, apinya sangat besar. Jika aku tak terlindungi oleh efek buah es, mungkin badanku sudah terpanggang." Ia memaki sebal. Tombaknya yang dicengkeram sangat kuat sejak tadi segera saja dia gunakan.
Ia memutar benda itu, mengarahkan ujungnya pada si pria dan melemparkannya.
Ketika sejata itu melesat, perisainya hancur karena serangannya sendiri, tapi api juga langsung terbelah dan padam. Tombak melesat menuju arah si pria.
Pria misterius tersebut agak kaget karena ada tombak yang melesat padanya, tapi ia memiliki refleks yang bagus sehingga dirinya mampu menghindar dengan mudah.
Tombak melesat melewatinya dan menancap pada tanah miring di belakang si pria setelah menghasilkan suara ledakan kecil dan membuat sebuah cekungan kecil dari tempatnya mendarat.
Dami berjalan dengan langkah yang cepat, tatapannya datar saja saat ia memandang si pria.
Sementara Dami berjalan menghampirinya, pria tersebut menyentuhkan kedua tangan terbakarnya pada batu meteor yang ada di hadapannya.
"Tiba-tiba saja menyerangku, apa kau sudah tak waras? Lagi pula, kenapa bisa kau terbakar seperti itu?" Dami menggerutu dan melontarkan kalimat penuh keheranan karena mendapati sosok makhluk yang terbakar seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...