85 - Melawan Pria Bersayap

172 33 83
                                    


Liat video itu agak kaget pas berubah jadi zombienya. Padahal lagi enak-enak liatin Dami.

 Padahal lagi enak-enak liatin Dami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Part Dami and Handong.

Kedua perempuan cantik itu berhadapan dengan sosok lelaki bersayap berselimutkan cahaya. Jelas jika lelaki itu tak mampu diremehkan hanya karena bersayap dan tanpa senjata apa-apa. Tentu saja sayapnya adalah senjata terbaik dan paling menyusahkan.

Dami tahu akan hal itu dan dirinya masih mencari solusi untuk lolos dari si pria.

“Oh, sekarang bagaimana? Si bodoh ini tak bisa melakukan hal yang lebih baik. Kabar buruk lainnya adalah aku tak memiliki persediaan untuk tenaga tambahan karena semua hartaku hilang.” Dami berpikir mencari jalan terbaik mengenai keadaan ini. Hongjoong jelas bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan dan dirinya harus bertarung dengan serius jika ingin lolos hidup-hidup.

Sayang sekali ia tak bisa bertarung dengan serius atau sampai mati-matian karena itu sama saja dengan bunuh diri. Bertarung hanya untuk meloloskan diri percuma, bertarung setengah mati juga percuma. Ia sama sekali tak memiliki pilihan selain mengandalkan Handong, wanita yang paling tak bisa dirinya andalkan ketika berada dalam situasi seperti ini.

Namun apa daya, hanya gadis itu yang saat ini ada di hadapannya sehingga ia harus memutar otak untuk mencari cara meloloskan diri dari situasi ini dalam keadaan selamat dan tubuh yang masih utuh.

“Apa yang harus kulakukan? Di sini ada lelaki gila yang tanpa alasan ingin membunuhku. Satu-satunya bantuan yang kumiliki hanya wanita yang terlalu bodoh dan hanya mengandalkan kekuatan saja, sama sekali tak memikirkan segala hal.”

“Jadi, siapa lelaki bersayap ini? Kenapa dia mengincar nyawamu?” Pertanyaan dari Handong membuyarkan pikiran Dami. Sontak saja Dami segera menolehkan tatapannya ke arah Handong.

“Aku juga tak tahu, tanyakan sendiri padanya. Kupikir dari kalimat yang dia ucapkan barusan, kau juga jadi targetnya.” Ia membalas dengan nada yang agak tak suka. Ia kemudian mengamati pria yang masih melayang di sana dengan sayap yang mengepak, seperti sedang mempersiapkan diri untuk membunuh mereka berdua.

“Oh, dasar tak berguna.” Handong mengumpat lalu segera berbalik memandang ke arah Hongjoong. “Nah, lelaki, kenapa kau menargetkannya?” kini Handong beralih menanyakan kalimat itu pada Hongjoong, gadis itu tampak sangat percaya diri dengan kekuatannya dan meremehkan semua makhluk. Tentu saja, sampai saat ini, baru dirinya saja yang memiliki kekuatan destruktif hingga mampu meruntuhkan bangunan gedung besar dan menciptakan ledakan yang sangat besar dari kekuatan pukulannya. Namun hal itu tak membuktikan jika dirinyalah yang terkuat, karena batasan kekuatan tak hanya diukur dari kemampuan yang mampu merusak saja.

“Menargetkan kita.” Dami mengoreksi perkataan Handong, namun seolah itu hanya suara angin lewat, Handong sama sekali mengabaikannya.

“Aku tahu dia itu wanita, tapi dia terlalu maskulin untuk jadi incaranmu, dia juga jelek dan tak suka bertele-tele dan banyak bicara dan, oh aku terlalu banyak bilang dan.” Ia menjeda sesaat seolah mencari kalimat yang tepat untuk menyusun dan melanjutkan ucapannya. “Intinya begini, tak akan ada manfaat apa-apa menargetkan wanita jelek di sana. Jadi aku ....” Handong tak melanjutkan ucapannya ketika Hongjoong melepaskan serangan berupa bulu-bulu bercahaya yang memiliki ukuran sebesar dan setajam pisau belati.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang