98 - Hongjoong Kalah

152 37 38
                                    


Bulan januari mungkin kita pindah ke lapak baru. Gapapa kan nunggu setengah bulan lagi?

***

Seonghwa melihat dari apa yang ditampilkan oleh drone-drone miliknya, tampak jika kedua gadis itu benar-benar baik-baik saja setelah ledakan yang meruntuhkan gedung. Ia terkejut sehingga dirinya lupa untuk memindai dan mencari tahu mengenai apa yang saat ini sedang dami lakukan.

“Huh, mereka benar-benar selalu berada di luar perkiraan, aku benar-benar selalu dibuat terkejut dan terkesan.” Hanya itulah yang menjadi kalimat komentar pria itu saat dirinya menyaksikan kejadian saat ini.

Sementara di sisi lain, Dami sudah mempersiapkan kekuatannya, suhu tubuhnya sudah mencapai minus sehingga Handong yang berada bersamanya agak menggigil.

“Mereka masih hidup?” tanya Hongjoong dengan nada yang benar-benar penuh keterkejutan, matanya membelalak saat menyaksikan keduanya yang sama sekali tak memiliki cedera apa pun.

“Memangnya apa yang kau harapkan, hah?” tanya Dami, Handong tersenyum menyeringai, ia menarik tangan untuk melakukan ancang-ancang. Dami meloncat lalu Handong melepaskan pukulan pada kedua telapak kaki Dami sehingga gadis itu terlontar sangat cepat menuju ke arah Hongjoong.

“Sial.” Melihat jika gadis itu melesat ke arahnya, Hongjoong buru-buru melingkupi dirinya dengan lingkaran cahaya. Namun apa yang dirinya lakukan sudah terlambat. Harusnya yang dilakukan oleh Hongjoong adalah menghindar, bukannya memasang perlindungan dan menahan serangan super kuat yang merupakan kombinasi dari serangan keduanya.

Dengan bantuan dari pukulan Handong, ujung tombak Dami menghancurkan pelindung yang Hongjoong buat, tombak tak berhenti di sana karena  itu terus maju menuju pada dada Hongjoong. Menyadari bahaya, Hongjoong memegang tombak, menahan agar ujungnya tak menusuk dadanya. Ia terus terdorong mundur ke udara lepas karena kekuatan tekanan yang sangat kuat.

“Dingin sekali, tanganku membeku.” Hongjoong merasakan jika suhu tombak sangatlah dingin, ternyata tubuh Dami sangat dingin seperti baru saja keluar dari lemari pendingin. Itulah alasan jika Seonghwa tak dapat menangkap suhu panas dari tubuh Dami dan Handong. Dapat ini keadaan menjadi sangat buruk dikarenakan kedua tangannya membeku.

Meski merasakan suhu yang sangat dingin, ia tak mau melepaskan kedua tangannya karena itu sama saja dengan bunuh diri. Jika tangannya dilepaskan dari pegangan, tombak otomatis akan menusuk dan menembus dadanya, namun kulit, daging dan darahnya sudah membeku karena memegang tombak itu.

“Merasa kedinginan, hah?” tanya Dami, keduanya masih terus melesat jauh.  Handong bahkan harus berlari melompati atap bangunan untuk mengejar mereka yang terus terbang naik dan menjauh.

“Cih, jika terus begini, maka aku akan dikalahkan.” Hongjoong berucap dalam benaknya, ia segera membuka kedua sayapnya untuk melakukan serangan balasan, namun Dami sudah memperkirakan jika pria itu akan berbuat sedemikian rupa. Dami tersenyum puas, ia segera menyerang membekukan sayap-sayap Hongjoong.

“Apa yang ....” Pria itu terkejut luar biasa karena ini adalah sesuatu yang sama sekali tak pernah dirinya duga. Dami menarik tombaknya, la mengarahkan lututunya ke arah perur Hongjoong, dengan kekuatan lontaran yang masih berlaku, tubuhnya maju menghantam pria itu dengan keras.

“Akkhh.” Ekspresi terkejut dan sakit tergambar seketika pada wajah tampan pria itu. Dami puas karena ini adalah kemenangan dari rencana sederhananya.

“Aku tak peduli dengan alasan kau mengincar nyawaku, tapi aku tak akan diam saja jika ada yang berniat buruk padaku.” Dami segera memukul punggung pria itu sekuatnya sehingga hal itu membuat Hongjoong jatuh seketika, di bawah sana, Handong yang berhasil mengejar bahkan tiba pada titik jatuh Hongjoong segera menyambut kedatangan pria itu dengan pukulan.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang