180 - Melihat Siluet Sosok Tubuh Wanita

95 26 17
                                    

180 – Melihat Siluet Sosok Tubuh Wanita

Meski hujan mengguyur, tapi langit tampak terang, ini menandakan jika keadaan sudah siang. Yoohyeon tak ingat berapa lama ia berada di bawah sana, dalam keadaan tidak bisa banyak bergerak dan tidak bisa melihat apa-apa, Yoohyeon merasa jika waktu berlalu sangat lambat.

Yoohyeon masih berada keadaan terlentang di atas tanah basah, ia membiarkan dirinya terkena air hujan yang turun. Tidak bisa dimungkiri ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Ledakan besar menghancurkan segala hal yang ada di sekitarnya, ledakan yang sekaligus melenyapkan segala benda yang sebelumnya menumpuk.

Entah mengapa batu meteor itu bisa melepaskan ledakan, yang lebih anehnya, ia sama sekali tidak mendapatkan efek samping dari ledakan itu. Faktanya, ia yang berada sangat dekat dengan pusat ledakan seharusnya mengalami cedera parah, meski tubuhnya tidak terpotong-potong menjadi banyak bagian, harusnya tulangnya remuk, kulit dan dagingnya tercabik.

Jangankan mengalami hal tersebut, merasa sakit pun tidak, efek samping dari ledakan itu hanya mengganggu indranya saja, itu pun hanya berlangsung selama beberapa detik lamanya.

Selain beristirahat dan mencerna apa-apa saja yang telah terjadi, Yoohyeon sengaja membuat dirinya kehujanan karena tubuhnya yang kotor penuh tanah. Meski hanya tanah, ia tetap merasa jijik dan tidak suka dengan kotoran.

Hal yang ajaib terjadi, tanah-tanah yang mengotori tubuh Yoohyeon dengan mudah berjatuhan seolah seluruh tubuh Yoohyeon sudah dilapisi minyak. Tidak ada kotoran yang tersisa darinya.

Yoohyeon beranjak dari posisinya, secara perlahan ia duduk kemudian beralih menjadi berdiri.

“Batunya masih menyerap petir.” Itulah yang dipikirkannya saat pasang matanya menangkap pemandangan batu meteor yang bercahaya, tampak jika batu yang berada di pusat kawah sedang dihujani oleh petir-petir dalam jumlah banyak.

“Sepertinya dengan melakukan ini, benda itu bisa menarik wanita yang sebelumnya datang lagi ke sini. Petirnya terlalu mencolok.” Yoohyeon memandang ke arah atas di mana awan-awan yang menggumpal menjatuhkan hujan petir pada batu.

Untuk mencegah bertemunya dengan Somin atau musuh lainnya, tentu saja Yoohyeon berinisiatif untuk meninggalkan tempat itu selagi belum ada makhluk apa pun yang mengetahui keberadaannya.

Yoohyeon segera pergi meninggalkan tempat itu, jalan yang menanjak, curam dan licin tidak menjadi kendala baginya, sepatunya masih bisa menginjak tanah dengan baik. Ia berjalan sambil sesekali pasang matanya memandang sekitar, ia berharapーdan siapa tahu kebetulanーkatananya terlihat di sekitar sana. Ia yakin jika senjata kuat itu tahan dari ledakan, kenyataan dirinya yang baik-baik saja setelah ledakan membuatnya tambah yakin.

Sayang sekali, meski ia sudah mencari sekitar, di sana hanya ada kawah yang kosong tanpa adanya sesuatu, fondasi bangunan atau selokan bawah tanah tampak tak terlihat lagi, semuanya sudah dibabat habis oleh ledakan itu. Hanya ada kawah yang membentang luas dengan diameter mendekati setengah kilometer.

“Katanaku tidak ada di sekitar sini, akan sangat merepotkan seandainya wanita itu kembali.” Yoohyeon sesegera mungkin naik ke permukaan, saat ia tiba di sana, tampak air yang seharusnya jatuh memenuhi kawah malah tertahan oleh sesuatu yang tak terlihat.

Yoohyeon merasa seperti ada pembatas tak kasat mata yang menahan terjangan air untuk mencegah luapan air jatuh memenuhi kawah. Ya, ia baru sadar jika daerah sini seharusnya digenangi oleh banjir, kawah yang lembih rendah posisinya seharusnya langsung diisi oleh genangan air banjir berwarna keruh itu.

“Apa-apaan ini?” tanyanya pelan. Yoohyeon melihat jika sepanjang bibir kawah sudah dibatasi oleh dinding air yang mencapai ketinggian lebih dari satu meter. Entah apa yang membuat air di sekeliling sana tidak jatuh mengalir memenuhi tempat yang lebih rendah.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang