63 - Cara Kerja Drone

196 41 67
                                    

Aku pengen pindah lapak nih, tapi aku yakin kalian pada bakalan gak ngikut. Apalagi yang udah nyaman sama wattpad. 😫😩😩😩.

***

Yoohyeon tak terlalu lama tertidur, ia merasa tak nyaman berada di udara lepas seperti ini dengan tatapan-tatapan makhluk hutan yang terus mengawasi. Makhluk-makhluk itu terus memantau seolah menunggu bahasa hilang lalu mereka akan menerkam mereka dengan buas.

Ketika pagi mulai menyambut, para binatang yang sepanjang malam terus mengawasi, pada akhirnya pergi untuk menyerah. Si monster terbang membuka mata lalu meninggalkan tempat itu untuk berburu mencari makan.

Yoohyeon beranjak dari posisinya, ia menerka-nerka keadaan di luar hutan sana, masalahnya adalah, di sini terlalu banyak dedaunan yang menghalangi pemandangan di luar sana.

Ia menggeleng pelan.

"Kita harus meninggalkan hutan ini untuk mencari tahu keadaan di luar sana." Ia beralih memandang JiU dan Gahyeon yang masih terlelap dalam tidur mereka. Gahyeon tampak nyenyak berada dalam pelukan JiU, tubuh gadis itu memiliki suhu yang hangat sehingga dinginnya hutan tak terasa olehnya.

Meski tak menggunakan penutup apa pun sebagai selimut, Gahyeon tal terasa terganggu oleh udara dingin yang berembus, ditambah Yoohyeon yang menyalakan api.

"Apa aku harus membangunkan mereka juga? Yang benar saja." Yoohyeon menggunakan katana yang tersarung itu untuk memukul kepala mereka. Pukulan, pukulan.

"Aaahhh!" JiU dan Gahyeon berteriak secara bersamaan ketika mereka mendapat hantaman di kepala.

"Bagun! Sampai kapan kalian mau tidur?" Ia tak menahan diri untuk melepaskan pukulan pada mereka berdua.

Keduanya langsung beranjak duduk saat itu juga, mereka mengelus-elus kepala bekas hantaman itu sambil meringis.

"Kakak, apa kau tak bisa membangunkan kita dengan cara yang lebih halus lagi? Kepalaku serasa dibelah." Gahyeon menggerutu karena cara Yoohyeon membangunkan mereka dirasa terlalu kasar.

"Kepalaku jadi pecah, kukira tulang kepalaku bisa remuk. Es, kau jangan terlalu kasar pada kita." JiU membalas dengan ringisan. Karena mereka tak berkenalan secara langsung, JiU tak memanggil nama Yoohyeon dengan namanya, melainkan dengan panggilan yang Gahyeon gunakan.

"Aku akan pergi, jika kalian tak mau tertinggal, bergegaslah." Yoohyeon tak memedulikan perkataan mereka, ia mengalihkan pandangan lalu berjalan meninggalkan keduanya.

"Aaahh, tunggu dulu. Kita belum beres-beres." Gahyeon segera merapikan segala alat yang ada di sana di mana semua itu masih berantakan.

"Gawat, aku belum mandi." JiU malah panik dengan itu, ia beranjak berdiri dan berlari mondar-mandir tak jelas.

"Kakak, di sini tidak ada air, mandinya nanti saja."

"Oke."

"Bantu saja aku."

"Oke." Maka JiU berhenti berlari lalu membantu Gahyeon untuk beres-beres.

"Kenapa kamu tak membuat bayi-bayi itu memiliki tangan?" tanya JiU sambil menoleh pada drone bulat milik Gahyeon.

"Itu jelek dan tak akan membuatnya fleksibel. Senjata-senjata saja sudah membuat berat dan memperlambatnya terbang, aku tak bisa membuat lebih lambat lagi, apalagi ini akan terbang secara tak seimbang." Gahyeon menjelaskan dengan buru-buru sambil bergerak. JiU hanya bengong lalu menggaruk kepalanya, jelas jika dia tak memahami apa yang dimaksud oleh Gahyeon.

Mereka merapikan semua yang ada di sana dengan tergesa. Drone besar sudah mampu beroperasi lagi, ketika Gahyeon mengaktifkannya, benda bulat itu melayang di udara.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang