Pada ganti warna rambut lagi nih, aku memcium ada bau-bau kenikmatan aroma mamih sua, ups kelepasan, maksudku Bau-Bau comeback. 😍
Dedek bentar banget pirangnya. Tapi ungu juga imut-imut, dia penampilan kayak gimana pun tetep imut. 😍
***
Warning
Cerita utama adalah kisah dengan unsur scifi dan fantasi, jelas ada aksi dan petualangan, jangan harap adegan romatis tiba-tiba muncul. Aku senang karena ada beberapa yang respect dengan cerita genre dan tema kayak gini.
Lalu BtS berisikan humor dan adult, berisi adegan konyol yang mungkin bisa bikin ketawa atau malah bertanya-tanya, lalu adultnya bisa bikin pikiran kotor. Ingat sekali lagi, konten adult di sini sekadar hiburan, aku sarankan dan kuharap tanggapan kalian sepemikiran denganku atau menganggapi dengan candaan juga. Buat yang gak suka sama adegan adult di BtS, bisa skip dan lewati aja ya, apalagi untuk kedepannya aku gak bakal sensor kata-kata vulgar dan semacamnya.
Ingat, jika kalian ingin berkomentar, pilihlah bahasa yang baik dan benar ya, jangan pake bahasa kasar.
Terima kasih buat yang sering berkomentar, aku suka ada interaksi kayak gini, kalian adalah moodbooster keduaku setelah DreamCatcher. 😍
Buat yang Cuma jadi pembaca gelap, yuk kasih pendapat kalian tentang karya ini.😊😁
***
Siyeon dan SuA melanjutkan langkah mereka menuju ke arah kota di seberang sana, jalan yang dipenuhi dengan kendaraan roda empat yang dibiarkan terbengkalai begitu saja. Kedua gadis itu selalu tampak mencolok, bukan karena mereka cantikーmeski itu adalah faktanya dan masing-masing dari mereka memiliki paras yang khasーtapi karena tas yang mereka gendong di mana ukurannya melebihi tinggi kepala mereka tampak menjadi perhatian khusus. Meski terlihat berat, padahal bagi mereka, tas itu terasa amatlah ringan.
“Huh, sayang sekali kita tak bisa mendapatkan informasi mengenai kota. Padahal aku penasaran soal itu.” SuA agak kecewa, terdengar jelas dari nada bicaranya.
“Kau sendiri yang terlalu jujur menjawab pertanyaan darinya.” Siyeon membalas pelan. Siyeon yang melompati atap mobil dengan gerakan ringan langsung melompat mendarat di samping kanan SuA, mereka kemudian berjalan secara berdampingan.
“Yah, kupikir tak ada gunanya berbohong.” SuA membalas dengan cuek saja.
“Kau seharusnya sedikit berbohong padanya, siapa tahu kita mungkin bisa mendapatkan beberapa hal darinya.”
“Kau ingin mendapatkan informasi apa darinya? Kita bahkan masih belum tahu apakah setiap ucapannya dapat dipercaya atau tidak.” SuA secara tak langsung menegaskan mengenai identitas si Mingi yang mana mungkin saja apa-apa yang pria itu katakan hanyalah berupa bualan saja.
“Kita akan membuktikan saja apakah ia bicara benar atau tidak setelah melalui jalan ini.”
“Hum.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...