Ini adalah visual monster yang muncul pada bab kali ini.Huh, reader beneran pada pergi, mungkin karena aku gak konsisten up dan gak ngasih kepastian bakal pindah ke tempat lain, semuanya cuma omong kosong 😖😭. Mau bagaimana lagi, aku juga gak dapat pemberitahuan apa-apa dari sananya, kayak php doang, padahal aku butuh pemasukan karena bentar lagi dc comeback. 😭
Buat yang masih muncul di cerita ini, mohon maaf karena aku mengecewakan, proses revisi masih berjalan dari bab 17.
***
101 – Berada di Sarang Monster
Yeosang terkejut karena batu biru besar yang seharusnya memiliki ketinggian hampir mencapai tiga meter itu kini menyusut menjadi batu berukuran kecil, bahkan bentuknya sudah tak mirip batu lagi karena benda itu seperti mengkristal. Warnanya memang masih sama, biru cerah dan agak bercahaya, tapi ukurannya berubah drastis.
“Ini, kamu bukan memotong dan mengambil potongan kecilnya?” tanya JiU, ia bukannya mengambil batu kristal itu dari tangan Gahyeon, melainkan ia memandangi batu itu dengan jarak yang sangat dekat. Yeosang meraih mengambil benda itu, sontak tatapan JiU beralih pada pria itu.
“Ini seluruh batunya, aku masih merasakan semua bagian batu di dalam sini. Bagaimana caranya kau melakukan semua ini?” tanyanya sambil menerawang batu tersebut dengan cara mengangkat ke atas lalu memandanginya. Gahyeon tersenyum sombong, sepertinya ia sudah menunggu seseorang melontarkan pertanyaan itu padanya. Setelah melihat keaslin batu kristal itu, Yeosang menyerahkan batu itu kembali pada Gahyeon.
“Batunya terlalu besar untuk dibawa-bawa, itu pastinya akan menyusahkan kita. Awalnya aku berniat membuang batunya, tapi karena bayiku memindai jika di dalamnya ada energi, maka bayiku mengekstrak energi itu ke dalam kristal ini.” Gahyeon segera menerangkan mengapa bisa batu besar yang dibawa oleh Yeosang tiba-tiba berubah menjadi sangat kecil.
“Apa? Jadi seperti itu ceritanya. Baguslah, kupikir batunya hilang.”
“itu pemikiran yang cerdas, benda sekecil ini jadi mudah dibawa-bawa.” JiU langsung melontarkan pujian sambil mencubit pipi Gahyeon dengan gemas.
“Aku tahu, aku memang jenius.”
Ternyata apa yang dilakukan oleh drone kecil itu pada batu biru sebelumnya adalah melakukan ekstraksi energi. Batu yang ditinggalkan bahkan sekarang seperti batu biasa, tak mengkristal dan tak berwarna biru.
Melihat ekspresi Yeosang, Gahyeon merasa curiga, Yoohyeon tentu sudah curiga sejak tadi, hanya saja ia tak mau mengatakannya, ia lebih suka mencari tahu dan meyakinkan diri terlebih dulu. Lagi pula ia tidak suka berbicara dengan orang lain.
“Kenapa kamu khawatir soal batu ini? Apa karena isinya?” tanya Gahyeon dengan agak heran, ia dan JiU segera memandang Yeosang. JiU sudah melepaskan tangannya dari pipi Gahyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...