159 - Terjebak di Dalam Tanah
Part Yoohyeon
Yoohyeon berada dalam keadaan sadarkan diri sepanjang malam, luka pada tubuhnya membuat ia terus sadarkan diri. Di luar dugaan, meski banyak sekali reruntuhan yang menutup jalan, Yoohyeon sama sekali tidak tertimpa apa-apa dikarenakan ada beberapa potongan reruntuhan yang menjadi penyangga dinding yang seharusnya jatuh menimpanya.
Di bawah sana ada ruang seluas sekitar enam meter dengan tinggi sekitar dua meter, ada ruang yang cukup baginya untuk bergerak di sana. Tapi Yoohyeon sama sekali tidak bergerak dikarenakan ia menunggu kemampuan regenerasi tubuhnya untuk menyembuhkan segala cedera yang ada pada tubuhnya. Selain itu, pasang matanya yang tak bisa melihat dalam kegelapan tidak mengetahui seberapa luas ruang yang ada di sekitarnya.
Memerlukan waktu semalaman baginya untuk membuat luka di dadanya pulih, meski belum pulih sepenuhnya. Ia menyentuh dadanya, baju dalamnya koyak sehingga dada dan sebagian kecil belahan payudaranya terekspos, tapi selebihnya tidak ada luka yang terasa, tulangnya juga sudah kembali terbentuk.
Yoohyeon memandang keadaan sekitar, di sana hanya ada kegelapan pekat saja, gelap gulita tanpa adanya cahaya. Membuka dan memejamkan mata memiliki pemandangan yang sama persis, tidak ada bedanya. Meski begitu, Yoohyeon tidak merasa panik.
"Sepertinya aku jatuh cukup dalam. Menghadapi wanita aneh itu benar-benar merugikanku." Ingatan Yoohyeon kembali ke waktu beberapa jam sebelumnya ketika ia menghadapi Somin. Sosok wanita aneh itu tiba-tiba meminta hal yang mustahil dirinya berikan, setelah itu malah menyerangnya tanpa alasan.
Tapi bukan hal itu yang menjadi kejanggalan baginya, keberadaan Sominlah yang menjadi hal yang aneh bagi Yoohyeon. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ada hal yang tidak normal pada diri Somin yang sampai sekarang tidak Yoohyeon ketahui. Intinya, sosok wanita itu adalah makhluk yang masih misterius baginya.
Setelah berhenti memikirkan mengenai keanehan Somin dan segala jenis kemampuannya, Yoohyeon segera memedulikan kondisinya, ia mulai memeriksa keadaan tubuhnya yang masih berada dalam keadaan terlentang dengan alas tanah lembap.
"Luka-lukanya sudah pulih sepenuhnya, sudah tidak ada cedera yang tertinggal, aku sudah bisa pergi dari sini." Yoohyeon bergumam pelan ketika ia merasakan tidak ada luka pada tubuhnya.
"Ini menyebalkan, aku tidak tahu berapa lama aku berada di sini." Yoohyeon meraba dinding sekitar untuk memperkirakan seberapa luas ruang yang ada di sana. Secara perlahan juga ia berdiri, ia mengukur seluruh penjuru ruang yang melindunginya dari tertimpa reruntuhan.
"Sepertinya ruang ini cukup sempit, aku mungkin hanya bisa berdiri saja." Yoohyeon bergumam pelan saat kedua tangannya masih meraba-raba sekitar sana, ia sudah menyimpulkan seberapa luas ruang yang tersisa di sekitar tubuhnya.
Setelah mengetahui seberapa luas ruang yang ada di sekitarnya, Yoohyeon harus memikirkan bagaimana cara dirinya keluar dari sana. Jika diingat lagi, ketinggian lubang ini beberapa meter, mungkin sekitar sepuluh meter dan itu pasti akan luar biasa lama jika ia harus menggali reruntuhan."Aku tak bisa menembus langit-langit dengan pukulanku, itu pastinya memiliki ketebalan beberapa meter dan mungkin saja banyak sekali reruntuhan yang ada di sana. Aku bisa tertimpa." Yoohyeon mengira-ngira.
"Ini semakin menyebalkan, aku kehilangan katanaku." Yoohyeon mengumpat agak kesal, andaikan ia masih memiliki katananya, menghancurkan reruntuhan di sekitar sana bukanlah masalah baginya.
"Satu-satunya jalan hanya dinding samping saja, tapi ini tidak menjamin jika apa yang kulakukan tidak akan membuat reruntuhan benar-benar ambruk." Yoohyeon memikirkan cara yang paling tepat untuk mengeluarkan dirinya dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...