Part terakhir SuA and Siyeon. Setelah ini kita ganti scene.
***
SuA melepaskan beberapa tembakan lagi, sementara Siyeon menyerang monster yang ada di belakang mereka, ia berpindah posisi ke belakang setelah yang terakhir.
SuA menembakkan semua pelurunya sampai habis.
"Cih, kehabisan amunisi."SuA melihat senjatanya dengan kesal. Salah satu monster hendak menerkamnya, tapi ia menggunakan kaki kanan untuk menendang dari bawah ke atas hingga mengenai rusuk si monster. Ketika kepalanya berada dalam jangkauan, SuA memukul kelapa itu dengan tangan yang memegang senjata.
Si monster meraung lalu berhenti bergerak dan bersuara. SuA mundur satu langkah ketika ada dua makhluk yang hendak meraih kaki Handong yang tergantung. Satu lagi monster henda menerkam, ia melemparkan senjatanya ke dalam mulut si monster lalu meninju hidung makhluk itu.
"SuA!" Siyeon berteriak dari belakang, saat SuA menoleh, tangan kanannya sudah terangkat untuk menangkap senjata yang dilemparkan oleh Siyeon. Sepertinya SuA sudah tahu jika Siyeon akan melemparkan senjata padanya.
Tangan kanan itu berhasil menangkap pistol, ia berputar lagi ke arah lain di mana dalam keadaan yang sama sudah ada monster yang membuka rahang hendak menerkam dirinya. SuA melepaskan tembakan ke dalam kerongkongan si monster. Ia mengarahkan tangan kanan ke arah kanan lalu melepaskan tembakan lagi.
Kemudian SuA memutar badan ke kiri di mana ada dua monster yang melompat padanya. Dua tembakan ia lepaskan secara beruntun langsung membunuh keduanya dengan peluru yang menembus otak. SuA benar-benar adalah penembak yang ahli.
Siyeon tak banyak bergerak, ia sedikit berkelit sambil menyayatkan belatinya ketika ada monster yang menyerang.
Sudah ada enam monster yang tumbang di sekelilingnya. Ia merasa ingin segera mengakhiri semua ini, tubuhnya tak bisa lebih lama menerima pertarungan lagi.
Salah satu monster melompat ke arahnya dari depan, Siyeon menghindari pasang cakar itu, lalu tangan kanannya mengayunkan belati dari bawah ke atas, menikam rahang bawah si monster hingga ujung belati tembus ke kening monster tersebut.
Ia memutar badan menghindari terjangan monster lainnya. Lalu ketika monster yang gagal menyerangnya kembali maju, Siyeon merunduk, kedua tangan siap menyayat. Monster itu berlari maju, tapi dengan gerakan yang sangat cepat, Siyeon melemparkan belatinya hingga benda tajam itu menembus leher si monster.
SuA berlutut kemudian melepaskan tembakan lagi, usahanya agak terhalangi karena Handong yang berada di punggungnya, tapi jika ini menjadikan alasan baginya untuk meleset, maka ia tak akan mau mengambil gelar sebagai penembak terbaik.
Ia berdiri lalu mengelak dari serangan monster. Satu peluru terakhir ia lepaskan pada tubuh monster itu, sayangnya kali ini SuA menembak tak sampai membuat monster terakhir itu mati.
Si monster terkena tembakan pada kaki depan bagian atas. Makhluk itu masih bisa bergerak. SuA melemparkan pistol itu, tapi si monster mampu menghindar.
"Sial." Sekarang hanya ada kepalan tangannya saja untuk digunakan sebagai senjata dalam usaha mempertahankan dirinya.
Saat monster itu akan melompat, tiba-tiba mulutnya tertancap oleh sebuah belati, makhluk itu meraung lalu jatuh dengan nyawanya hilang.
SuA menoleh ke arah Siyeon, gadis cantik itu tampak amat kelelahan, salah satu belati yang menancapnpada monster lain segera ia cabut.
"Itu yang terakhir. Aku butuh istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...