125 - Luka yang Tiba-tiba Sembuh

103 23 6
                                    

125 – Luka yang Tiba-tiba Sembuh


SuA masih menodongkan senjatanya pada Siyeon yang masih membelakanginya. Pada awalnya ia tidak mengenali Siyeon dikarenakan penampilan gadis itu berantakan, bukan hanya basah kuyup oleh air, tapi juga banyak tanah yang masih tersisa pada tubuhnya, ditambah keadaan di dalam ruangan itu kekurangan cahaya sehingga perawakan dan bentuk tubuh tak terlihat dengan jelas.

Tapi karena ia melihat senjata miliknya dipegang oleh Siyeon, lalu ia mengenali pakaian dan tinggi tubuhnya, ia sadar jika sosok yang ada di depannya adalah Siyeon. Sebelum ia sempat berbicara, tiba-tiba Siyeon berbalik arah, ia menjatuhkan senjata pelontar itu lalu menepis senjata yang ditodongkan ke arahnya, bukan hanya itu saja, Siyeon sudah menarik pisaunya lalu menekankan pada leher SuA yang sudah didorong sampai menekan dinding.

“Aku juga senang melihatmu.” Itulah yang diucapkan oleh SuA saat hal tersebut terjadi, Siyeon yang sadar jika itu adalah SuA segera mundur lalu menurunkan senjata tajamnya.

“Astaga, ternyata itu dirimu, kukira kau orang lain.” Siyeon tampak senang, terkejut dan lega secara bersamaan saat mendapati jika yang ada di hadapannya adalah SuA. Sementara SuA lega dapat terbebas, ia kembali memungut senjatanya.

“Siapa lagi memangnya?”

“Tidak, bukan apa-apa, kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Tadi aku mendengar suara ledakan.” Siyeon menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu untuk memastikan jika SuA berada dalam keadaan baik-baik saja.

“Oh, aku tidak pernah merasa lebih baik dari ini.” SuA segera menyerahkan tas yang ia bawa pada Siyeon.

“Baguslah, lalu bagaimana dengan lukanya?” tanya Siyeon yang langsung menyampirkan tas pada punggungnya.

“Sudah menutup, kupikir lukaku sudah hilang sepenuhnya.”

“Apa? Tapi bagaimana bisa?” Kali ini Siyeon benar-benar terkejut dengan pengakuan SuA yang mampu menyembuhkan luka dalam waktu yang singkat. Kemarin Siyeon yang terluka memerlukan cairan energi untuk membantu memulihkan tubuhnya, dan ia memerlukan waktu semalaman untuk memuat seluruh tubuhnya pulih secara penuh. Lantas bagaimana caranya SuA melakukan itu? Mereka sudah tidak memiliki cairan energi yang tersisa.

“Entahlah, itu sembuh dengan sendirinya. Sangat cepat pula.” SuA tampak tidak tahu menahu dan tidak ambil pusing dengan kejadian yang terasa tidak normal itu, bahkan bagi manusia hasil percobaan. Kemampuan regenerasi mereka cukup lambat meski berkali-kali lipat lebih cepat dari manusia biasa.

“Aku tidak percaya.” Jelas jika Siyeon meragukan mengenai pengakuan SuA. Maka tanpa mengatakan apa pun, SuA segera menurunkan jaketnya dari bahu untuk memperlihatkan bahwa bahunya yang masih memiliki bentuk yang utuh dan sempurna, sama sekali tidak terdapat luka. Melihat itu, Siyeon langsung takjub.

“Ini benar-benar sembuh.” Siyeon menyentuh bahu gadis itu.

“Hei, itu membuatku geli.” SuA mundur lalu merapikan jaketnya.

“Maaf. Oke, kita bahas ini nanti saja, keadaan saat ini tidak bagus untuk mengobrol, di luar sana banyak sekali robot dan pesawat.” Siyeon kembali sadar dengan keadaan yang saat ini sedang terjadi. Ia segera menurunkan tasnya lalu memeriksa isinya. SuA juga meraih senjatanya lalu memeriksa benda itu, hanya beberapa sentuhan saja senjata pelontarnya langsung aktif. SuA tersenyum puas kemudian ia menoleh pada Siyeon yang sedang berjongkok tampak menyiapkan senjata.

“Apa yang terjadi? Kupikir aku tidak lama pingsan.”

“Saat aku akan mengambil senjatamu, banyak pesawat datang ke sini, setelah itu robot berjatuhan dari dalam pesawat. Sepertinya mereka mencari benda yang menjadi souvenir kita.” Siyeon selesai dengan senapannya, ia kembali mengenakan tas itu lalu berdiri.

“Oh sial, ini menyebalkan.”

“Untuk sekarang ayo kita pergi dulu ke tempat yang lebih aman. Robot-robot ini pasti dilacak oleh para pesawat. Mereka akan mengirimkan banyak robot yang lain untuk mencari tahu hilangnya sinyal. Mereka.” Para robot ini memiliki sistem yang dapat dilacak oleh radar pesawat di atas, jika robot rusak, pesawat akan tahu dan beberapa drone dan robot akan dikirimkan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Jika mereka tidak pergi, mereka akan diketahui.

“Setuju, aku akan berada di belakangmu.”

“Sedikit saran, jangan gunakan itu jika memang tidak berada dalam keadaan terdesak.” Siyeon menunjuk senjata besar SuA yang kini malah memiliki tali untuk memudahkan SuA membawanya. “Tunggu, bagaimana bisa kamu membuat itu berubah bentuk dan mengeluarkan tali?” tanya Siyeon yang menunjuk senjata SuA, senjata yang kini malah lebih mirip tas. Bentuknya praktis dan mudah dibawa.

“Ini adalah senjata yang bisa diubah bentuk dan modelnya,” kata SuA sambil membawa senjata yang tadi sempat ia jatuhkan.

“Oh keren, anadaikan tadi bisa dibuat seperti itu, aku tidak akan kewalahan.” Siyeon segera berjalan memimpin, ia pergi menuju ke arah pintu belakang. SuA mengikutinya sambil waspada terhadap keadaan sekitar.

Siyeon memang lega tatkala melihat SuA yang baik-baik saja. Tapi kini kejanggalan menghampiri pikirannya, ia masih bertanya-tanya mengenai bagaimana bisa SuA mampu menyembuhkan diri dengan durasi yang terbilang cepat. Tulang dan sendinya seharusnya sudah lenyap hangus oleh laser, untuk mengembalikan organ padat dan kerangka yang sulit jelas memerlukan waktu yang lama.

Keduanya berlari melewati pintu belakang lalu melintasi jalanan yang sempit, hujan yang deras membuat SuA agak bergetar dan berjengit.

“Kamu tidak mengatakan jika hujannya sangat dingin!” SuA berbicara dengan nada yang keras dikarenakan suara air hujan yang berisik mengganggu pendengaran.

“Kamu sendiri tidak menanyakannya! Tentu aku tidak akan memberitahu!”

“Kulihat kamu tidak kedinginan, kupikir airnya tidak sedingin ini!”

“Yah, sekarang kamu tahu rasanya!” Secara tidak langsung, itu adalah percakapan terakhir mereka.

Mereka berhenti berbicara, Siyeon terus bergerak dengan lari yang cukup cepat. Entah mengapa keadaan yang sepi ini membuatnya merasa agak khawatir. Siyeon dan SuA mempercepat langkah mereka melewati guyuran hujan yang saat ini turun terlalu deras, terlalu deras hingga masuk pada tahap abnormal.

“Ledakan yang tadi adalah  ...!” SuA memulai topik lain, ia penasaran dengan apa yang sebelumnya telah terjadi pada Siyeon sehingga terjadi sebuah ledakan yang besar.

“Aku meledakkan seluruh tasmu. Hanya itu yang bisa kugunakan untuk mengalihkan perhatian mereka!” Siyeon menjawab dengan jujur. SuA mengerti dan paham dengan situasinya, ia tidak akan menyalahkan Siyeon, lagi pula dengan ledakan itu pula dirinya mampu melakukan serangan pada para robot.

“Huh, sialan! Tapi jika itu membuatmu selamat, aku tidak peduli!” Saat ini, darah pada tangan SuA sudah lenyap hanyut oleh air hujan. Tangannya tampak baik-baik saja dikarenakanーsama seperti luka pada bahunyaーluka pada punggung tangannya meregenerasi dengan cepat.

“Maaf soal itu, kita jadi kekurangan senjata dan pakaian ganti!”

“Itu tidak penting, kamu baik-baik saja dan senjataku selamat saja sudah lebih dari cukup bagiku!”

“Aku senang mendengarnya!” Siyeon tersenyum, tapi tiba-tiba saja ia tersandung jatuh, SuA sontak meraihnya lalu melihat wajah gadis itu yang tampak pucat.

“Siyeon kamu kelelahan, kamu kehabisan energi!” SuA sadar dengan keadaan Siyeon saat ini.

“Aku baik-baik saja!” Siyeon menggeleng pura-pura kuat.

“Kamu pucat!”

“Aku kedinginan, sejak tadi aku diguyur air hujan!” Siyeon masih saja mengelak dari ucapan SuA.

“Kamu tidak bisa berbohong, Siyeon, kamu melemah!” SuA tetap kukuh dan tegas dengan dugaannya. Maka Siyeon tidak bisa mengelak lagi, ia langsung menjawab dengan jujur.

“Oke, aku jujur, aku agak lelah, sebaiknya kita percepat langkah lalu menemukan tempat untuk beristirahat.”

“Setuju.”

***

Nah, guys, dari keadaan ini, kita sudah tahu apa kemampuan tubuh SuA. Setelah Dami dan Siyeon, kini kemampuan tubuh SuA diperlihatkan.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang