Iyon ekspresi kamu sok cool ya, tapi tangannya kok kemana-mana. Mulai lagi deh nakalnya.
***
Adegan Handong and Dami beku aja dulu ya. Soalnya aku benar-benar gak ada ide. Masih ditunggu buat kalian yang mau usul.
Kalau misal ada yang nanya kenapa aku sebagai penulis malah nanya dan minta usul adegan dan konflik, bukannya mikir sendiri, alasannya udah kutulis pada beberapa bab sebelumnya. Ada alasan kenapa aku bikin tulisan ini dan kenapa aku bisa lanjut nulis sampai sejauh ini.
Cerita ini sendiri udah ada outliennya, cuma secara garis besar doang, jadi adegan rincinya masih perlu kubuat lagi.
Kerangka yang kubuat itu contohnya kayak
Koflik A lalu konflik B, dilanjut konflik C dan seterusnya, sementara awal kisah dan rentetan kejadian mengapa bisa terjadi konflik A itu gak ada, lalu setelah selesai konflik A, gak ada juga adegan rincian yang menuliskan tentang awal perincian kejadian mengapa bisa kisah menjurus ke konflik B, rincian dan awal kejadiannya gak ditulis sehingga saat ini aku mikirin semua itu.Btw maaf libur beberapa hari, aku lagi nyoba nulis banyak bab di cerita Scream. Udah mendekati 60 bab soalnya. Yang belum mampir, gak ada salahnya baca dulu sambil nunggu update cerita ini. 😊
****
Part Siyeon and SuA. Kali ini selingan aja, part mereka gak bakal banyak-banyak.
SuA dan Siyeon segera berlari secepat mungkin yang mampu kaki mereka lakukan, jalanan yang becek dan berair sama sekali bukan sesuatu yang menghambat mereka. Dalam kepala SuA sudah tidak memedulikan apa pun, yang paling dirinya utamakan saat ini adalah keselamatan Siyeon.
SuA tahu jika saat ini Siyeon sedang kekurangan energi, kulitnya tampak memucat menandakan jika daya tahan tubuhnya berkurang juga. Jika seperti ini, energi yang tersisa dari tubuh Siyeon hanya bisa dirinya gunakan untuk bernapas saja, akan sangat berbahaya jika Siyeon memaksakan diri untuk bergerak terlalu banyakーapalagi jika harus membuat dirinya sampai bertarung. Konsumsi dari pergerakan yang memerlukan tenaga dan otot lebih menguras energi, ditambah jika Siyeon terpaksa harus menggunakan senjatanya, itu bisa dikatakan secara tak langsung Siyeon melakukan bunuh diri.
“Aku akan melindunginya, semaksimal mungkin aku tidak akan membuat dirinya terjun dalam pertarungan yang membahayakan. Selama ini Siyeon terus melakukan hal-hal berbahaya untukku, tidak ada salahnya jika kali ini giliranku yang turun tangan.” SuA berkata dalam benaknya. Saat ini kondisi Siyeon yang semakin melemah membuat ia harus membantunya berjalan dengan cara memapahnya.
“SuA!” Tiba-tiba Siyeon memanggil nama SuA, entah kenapa.
“Ya?!” SuA segera menoleh memandang temannya itu.
“Aku tahu apa yang kamu pikirkan sekarang!” Siyeon tiba-tiba membuka sebuah topik. SuA sengaja tidak menanggapinya, meski tidak ditanggapi, Siyeon tetap melanjutkan kalimatnya. “Dengan keadaanku yang sepertinya cukup buruk tanpa cairan energi itu, kamu pasti berpikir untuk menjadikan dirimu sebagai senjata dan tameng kita bukan?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...