Untuk menyesuaikan alur waktu biar pas sama tiap scene tempat. Aku ganti dulu ke SuA&Siyeon ya, berikutnya Ke Dami, dan kalau ada ide, langsung ke Handong, balik lagi ke Yoohyeon, Gahyeon &JiU. Di part itu, JiU bakal bikin Yoohyeon hampir pingsan karena kelakuannya. Di sini, semua tempat merasakan getaran jatuhnya sesuatu yang menghantam bumi. Apakah sebenarnya yang jatuh itu? Secara sangat kebetulan Damilah yang berpapasan dengan tempat benda itu mendarat, di part sebelumnya, Dami malah siap-siap untuk bertarung. Aku berharap yang baca karya ini pada kepo dan penasaran terhadap segala misteri dan keanehan yang terjadi.
36
SuA sedang tiduran di tempat yang menyerupai sofa, ia hanya mengenakan celana pendek dan bra yang semuanya hitam. Matanya terpejam dan tampak tenang. Siyeon sendiri sedang memeriksa dan mempelajari setiap senjata yang ada di dalam tas milik SuA.
Meski ia mampu menggunakan pistol genggam, tapi tak semua senjata mampu ia gunakan, SuA sudah memberitahu setiap jenis senjata dan memberitahu cara memegang senjata itu dengan benar.
Maka Siyeon saat ini mempelajari semuanya agar jika nanti mereka mendapat senjata baru, bisa menggunakan semuanya dengan mudah. Siyeon beranjak memegang shotgun, benda itu ia pegang dengan dua tangan, gadis itu berjalan menuju SuA.
"Hei, bagaimana jika aku mencoba melepas beberapa pelu ... kenapa kau tak memakai pakaianmu?" Siyeon menghentikan kalimatnya, ia malah melontarkan kalimat pertanyaan lain.
"Aku sedang menikmati kesejukan, nyaman rasanya ketika kulitku lembab," jawabnya tanpa membuka mata, ia menumpang kaki.
"Oh."
"Kau mau bilang apa?"
"Aku hanya ingin menembak beberapa kali saja. Kukira aku sudah mengerti cara menggunakan yang lain."
"Oh, lakukan sesukamu. Asal jangan habiskan amunisi, kita akan sangat memerlukannya." SuA bersikap acuh tak acuh, benar-benar ingin menikmati saat-saat santainya.
"Oke." Seulas senyum tersungging di bibir seksi Siyeon. Ia segera pergi ke luar ruangan itu agar suara tembakan tak mengganggu SuA, ia juga pergi untuk mencari target yang sesuai.
Jujur saja, ia hanya ahli dalam menggunakan senjata tajam dengan bilah pendek. Senjata api semacam ini agak sulit untuk digunakan baginya. Sayang sekali, dalam keadaan dan dunia yang seperti ini, mereka harus bisa menggunakan segala yang ada dan memakai apa saja sebagai senjata.
Maka, mau tak mau dan harus mau, Siyeon mempelajari cara menggunakan senjata api.
Sampai di luar ruangan, ia menyusuri lorong luas dan tiba di daerah tempat yang bisa dibilang sebagai basement, ada beberapa mobil yang terparkir di sana, sayangnya, semua dalam keadaan tak terawat dan banyak karat pada bagian mobil.
"Oke, sepertinya ini tempat yang tepat."
SuA yang sedang nyaman tiduran dengan penampilan yang terbuka, ia tampak sedang memikirkan sesuatu. Matanya terbuka dan tatapannya tertuju pada langit-langit ruangan, kedua tanganya ia gunakan sebagai bantalan.
Ingatannya kembali mundur ketika saat ia diserang robot raksasa.
"Kenapa aku bisa ada di sana?" tanyanya entah pada siapa. Ia memundurkan ingatan dan mencari kesadaran sebelum kejadian itu terjadi.
Ia ingat jika saat itu dirinya tak sendirian, ada beberapa pria dan wanita lain yang bersamanya. Ada lebih dari dua puluh wajah yang dia ingat, tapi tak ada wajah Siyeon di sana.
Ingatannya menggambarkan jika dirinya berada di dalam sebuah ruangan besar, berbaris rapi dengan barisan pria dan wanita yang terpisah.
Seseorang berada di hadapan mereka dan mengatakan kalimat-kalimat aneh. Bentuk tubuh dan suaranya sama seperti manusia biasa pada umumnya, dan itu seperti pria. Tapi pria itu memiliki mata yang bersinar berwarna biru, bahasa yang tak dimengertinya entah mengapa dapat dipahami dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...