31 - Beku

290 57 19
                                    

Dami mengacak rambutnya. Ia melangkahkan kaki dengan santai dan pelan menyusuri lorong bangunan yang tampa agak gelap dan remang.

Setelah berpisah dari Handong, ia mencari tempat yang dingin, tapi ia tak menemukan daerah yang cukup dingin bagi dirinya.

Saat ini udara mulai susah digunakan untuk bernapas, paru-parunya tak nyaman menghirup udara panas. Keringatnya sudah mengucur dengan deras.

Ia tampak mengalami dehidrasi, jika dirinya lebih lama lagi seperti ini, bisa saja dia akan tewas karena kepanasan.

Tapi saat ini, Dami bukannya memikirkan keadaan tubuhnya, ia masih memikirkan apa-apa saja yang telah ia alami sebelumnya.

Dami agak kesal karena harus berbagi rata benda penemuannya dengan Handong, wanita itu membuatnya sangat kesal dan geram.

Ia ingat jika hari pertama setelah dirinya bangun dari tempat ini, ia diserang banyak monster yang tampak lemah dan bisa ia jatuhkan dengan mudah.

Meski dirinya tak tahu keadaan dunia ini seperti apa dan makhluk macam apa yang mengancam keberadaannya, ia tetap harus bertahan dan berjuang demi nyawanya sendiri.

Ketika sedang mengawasi keadaan kota yang sudah luluh-lantak ini, ia melihat ada sesuatu dari langit, itu tampak seperti sebuah titik kecil saja. Tapi lama-kelamaan benda itu semakin besar saja ukurannya.

Itu adalah sebuah kotak yang jatuh dari langit.

Dami melihat kejatuhan benda itu, benda yang menghantam bangunan itu tampak baik-baik saja. Dami berlari mendekat dan melihat apa isinya. Ia memeriksa benda itu, tapi tak ada cara untuk membukanya.

Kotak itu seperti brangkas yang terbuat dari baja, di mana benda itu sangat kuat dan padat, bisa dibilang mustahil untuk dihancurkan.

Saat itu, Dami menggunakan tongkatnya untuk memukul benda itu sekuatnya, hasilnya sesuai harapan.

Pintu kotak tersebut yang terbuat dari baja langsung hancur. Saat itu Dami tak curiga apakah isinya membahayakan nyawanya atau tidak, ia penasaran dengan apa isi di dalam sana.

Maka ia melihat isi kotak yang bisa dibilang sebuah kubus berdiameter satu meter, jari-jarinya juga satu meter.

Ia melihat isinya ada kotak kecil, peluru dan beberapa dedaunan yang aneh karena memiliki tekstur yang dingin, di dalam sana juga ada buah-buahan seukuran anggur yang membeku seperti es.

Di dalam sana tak banyak isinya tapi Dami segera mengantongi semua benda itu. Saat ia akan mengambil barang terakhir, yaitu kotak aneh yang memiliki diameter panjang sepanjang jengkalan tangannya, banyak monster yang menyerang.

Saat ia menghadapi banyak monster mirip anjing, ia kecolongan dan salah satu makhluk mencuri kotak itu.

Dami segera membunuh kawanan monster itu dan mengenjar monster terakhir.

Itulah yang menjadi alasan ia bertemu dan berhadapan dengan Handong.

"Wanita itu, dia pencuri bermulut kotor." Dami geram sendiri, ia tak mengira jika isi kotak itu adalah enam botol cairan energi yang sebelumnya sudah dia buktikan dan konsumsi jika itu memiliki khasiat yang luar biasa.

Tiga botol energi itu jelas sangat berharga dalam menghadapi situasi dan keadaan semacam ini.

"Percuma saja aku marah. Aku tetap tak bisa mengambil barangku. Untuk selanjutnya aku pasti akan menghabisinya." Dami mengeratkan cengkeraman tangannya pada tombak yang ia miliki.

Dami memandang senjatanya dan memikirkan sesuatu.

"Kenapa aku memiliki benda ini? Aku ingat jika ini adalah tongkat, tapi sekarang sudah menjadi tombak dan aku tak tahu bagaimana cara mengubah benda ini lagi ke bentuk semula." Dami menggumam pelan.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang