Wahh manusia serigala kita, luar biasa pake gaya apa pun. 😍😍😍
Duh, bibirnya sangat menggoda. 😘Aku crop ukuran tiap gambar karena ukurannya kegedean, diatas 2MB dan susah diupload.
***
Dami dan Handong sama-sama pergi ke tempat yang sama setelah pergiatau tepatnya melarikan diri dari Yoohyeon yang jelas tak akan mengejar mereka.
Sebenarnya Handong ingin pergi menjauh dari Dami, tapi wanita itu tak mau melepaskannya, urusan mereka terhadap perebutan sesuatu dalam kotak yang menjadi incaran Dami membuat mereka masih bersama dan bertukar konflik.
Sayangnya setelah mereka menyerah berlari lebih jauh lagi, keduanya terlelap atau pingsan dalam keadaan bersamaan.
Pagi ini, mereka bangun dalam waktu yang sama pula, keduanya tersadarkan oleh udara panas yang mereka hirup.
Keduanya ternyata pingsan di tempat bangunan yang terbuka dalam bentuk reruntuhan. Mereka segera berdiri dan memasang penjagaan saat masing-masing melihat satu sama lain.
Dami sudah mengangkat tonbaknya, benda itu ternyata tak berubah lagi menjadi tongkat biasa. Mata tajamnya tida menumpul lagi.
Mereka waspada terhadap masing-masing dan tatapan terfokus satu sama lain, mengabaikan rasa sakit yang menjerit dari luka-luka yang mereka dapatkan. Luka yang ternyata makin berbahaya karena itu terus memberikan rasa sakit pada mereka, rasa sakitnya berlipat dari luka biasa.
Napas mereka juga terganggu dengan udara yang panas.
"Oke, hentikan omong-kosong ini. Kita tak akan selamat jika terus seperti ini. Keadaan kita sama-sama parah dan beberapa menit lagi, kita akan mati jika terus seperti ini. Barang ini tak akan berguna untuk mayat." Handong yang pertama kali berbicara. Ia menurunkan penjagaan dan tak fokus lagi.
"Sepertinya kau benar." Dami merasakan penderitaan yang sama. Maka ia menurunkan tombaknya.
"Begini saja, di sini ada enam tabung, kita ambil masing-masing tiga. Cukup adil bukan?" Handong mengajukan kesepakatan. Dami menggeleng tak setuju, ini tak adil baginya.
"Kenapa aku harus membaginya denganmu? Itu harta milikku."
"Nyatanya ini ada pada tanganku. Kau mau terima atau tidak?"
"Itu benda yang lebih dulu kutemukan. Anjing sialan itu mencurinya dariku, lalu kau merampasnya. Aku akan setuju jika aku dapat empat." Dami melontarkan pembelaannya.
"Jangan melahap melebihi kapasitas mulutmu, bodoh. Tiga banding tiga atau tidak sama sekali." Handong mengeras karena penolakan dari Dami. Ini akan merugikannya jika ia menerima apa yang Dami inginkan.
"Kita sama-sama memerlukan ini untuk memulihkan diri. Jika kita bertarung, tak akan ada yang selamat. Luka-luka pada tubuh kita tak akan memberikan kemenagan pada siapa pun. Pikirkan itu, dungu. Apakah otakmu sudah mendidih karena kepanasan?" Handong berkata dengan keras, jujur saja mereka sudah berkeringat dan sudah mulai terganggu dalam hal bernapas. Dami berdecak kesal karena kalimat hinaan dari Handong, tapi memikirkan kalimat lain, ia berpikir sejenak dan semua yang Handong katakan memang masuk akal. Mereka bisa mati sia-sia jika ini terus berlanjut.
"Kesepakan baru, kita ambil masing-masing tiga. Setelah itu tak akan ada pertemuan lagi, apalagi saling berhadapan, tak akan ada konflik lagi." Dami mengajukan kesepakatan. Ada kemungkinan jika mereka akan saling bertarung lagi jika keduanya sudah pulih. Dami masih memiliki satu tabung energi yang mana ia sangat yakin jika Handong juga masih memiliki satu. Jika digunakan satu terakhir yang ini, maka yang tiga lagi akan menjadi perebutan. Ia memiliki pemikiran untuk merebut tiga tabung energi yang Handong miliki, dan ia juga yakin jika Handong juga memiliki pemikiran jika ia akan berusaha merebut tiga miliknya.
"Kau pikir aku sudi melihat wajah buruk rupa sepertimu? Menjijikkan." Handong melontarkan ejekan dengan ekspresi jijik.
"Hentikan ocehan dari mulut kotormu, jika kau sepakat, berikan jatahku!" Dami tak sabaran dan agak kesal dengan Handong yang bahasanya masih saja kasar.
Handong mengeluarkan tiga tabung energi bercahaya dan melemparkannya pada Dami. Wanita rambut pendek itu menangkapnya. Mereka meneguk satu tabung berdiameter seukuran ibu jari itu, menghabiskan isinya.
Keduanya segera pulih dalam waktu bersamaan. Luka-luka pada tubuh mereka langsung meregenerasi dengan cepat. Sensasi rasa hangat mereka rasakan dari luka-luka yang mereka terima, pada perasaan geli dan gatal saat luka-luka itu mulai pulih dan menutup.
Dami dan Handong menahan diri untuk tak menggaruk bagian yang terasa menggelitik pada bagian luka mereka. Luka goresan, sayatan, lebam, patah tulang, dan segala cedera yang tubuh mereka miliki, segera sembuh secara perlahan.
Bukan hanya luka saja yang dipulihkan, tapi stamina dan tenaga mereka juga sudah kembali. Keadaan mereka berada dalam keadaan maksimal dan penuh dengan energi. Mereka siap untuk bertarung kapan saja.
Handong menggerak-gerakkan badannya yang merasa bugar dan sehat itu. Dami meregangkan persedian pada tubuhnya. Mereka tampa seperti siap bertarung lagi.
Handong mengeratkan sarung tangan bajanya dan Dami memutar-mutar tombak tersebut.
"Oh, ini luar biasa. Reaksinya lebih bagus dari terakhir kali aku memakainya." Handong tampak senang dan puas dengan efek dari pemulihan pada tubuhnya.
"Bagus." Dami memandang Handong dengan seringai.
"Kenapa ekspresi wajahmu seperti orang yang binal? Mau melupakan kesepakatan, huh?" tanya Handong yang merasa sama sekali tak takut pada Dami.
"Tidak. Ingat saja, jangan sampai kita bertemu lagi."
"Jika bertemu?"
"Salah satu dari kita harus mati." Dami berkata dengan datar.
"Menarik. Kuharap tak ada wanita pedang itu lagi. Aku penasaran ingin melumuri sarung tangan ini dengan darah." Handong malah tersenyum menyeringai, menantang.
Dami memutar-mutar tombak itu dan menaruh pada pundaknya. Lalu berjalan pergi. Hari makin siang dan matahari sudah mulai menampakkan diri, udara jadi sangat panas.
Mereka tentu saja harus mencari tempat perlindungan dari situasi seperti ini. Jika bisa, harus pergi ke tempat yang bersuhu dingin.
Ada kemungkinan panas ini akan berlangsung seharian dan sekuat apa pun mereka, tak akan sanggup rasanya bagi mereka untuk menghadapi panas membara dari cahaya matahari. Ini bisa membahayakan nyawa.
***
Kalau karya ini sama Scream ikutsertakan wattys kira-kira ada kemungkinan menang ngga ya? Kebetulan ada kategori fanfic.
Btw aku udah rampungin karyaku di kwikku. 100 chapter, nunggu penutupan pendaftaran dan pengumuman pemenang. Sementara mau lanjut dua cerbung ini dulu. Yang lain nyusul ya. Karena mikir banyak cerita sekaligus itu bikin pusing kepala. Untung aja DC yang jadi pelipur mumet pikiran.😋😫
Berikutnya mau yang mana dulu? SuA&Siyeon atau Yoohyeon & Gahyeon nih?
Yoohyeon & Gahyeon dulu aja deh. Biar kalian yang nunggu SuA&Siyeon momment makin greget nunggu. Wkwkwk. 😂😜
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...