53 - Titik Terang

186 46 20
                                    

Kenapa aku munculin member KARD? Jawabannya, aku suka mereka dan mereka comeback dengan lagu baru yang dari teasernya aja udah wow banget.

Tapi kalau buat ngejar view dan biar gampang terkenal, kayaknya aku udah salah ambil cast. Harusnya ambil Bts x blackpink. Aku lihat di akun kenalan, dia nulis satu chapter aja viewnya sampai 400 lebih. Wow banget ya, the power of fandom, entah kacangan atau beneran. Terus kenapa aku tetep maksain ambil cast DC dan grup yang lain di mana itu jug kurang terkenal?

Pertama, aku nggak ngestan atau ngefandom, Cuma suka beberapa lagunya aja. Kedua, Cuma ngebayangin DC aja aku bisa mewujudkan fanfic ini, agak susah ketika ngebayangin yang lain, susah jadinya buat update cerita. Ketiga, rasanya DC paling cocok buat genre dan bidang keahlianku. Rame gak rame, terserah, aku suka nulis dan bikin fanfic tentang mereka.(meski sebenarnya ada rasa iri karena aku belum pernah dapat pengunjung bejibun. Rekor terbanyak ku Cuma 12 k view dan itu sudah dihapus karyanya. Sementara fanfic bts bisa ratusan k view meski jumlah chapternya kurang dari 20.)😅.

***

Jika dipikir lagi, hal itu bisa terjadi kapan saja dan mungkin akan meninggalkan rasa sakit yang luar biasa, terlebih jika mereka sudah menaruh rasa saling percaya satu sama lain. Dikhianati oleh orang yang dekat dengan hati rasanya lebih menyakitkan daripada dikhianatai orang yang hanya sebatas kenal saja.

Siyeon meraih tangan SuA dan memenangkan tangan itu pada senapan yang SuA bawa.

"Kau mungkin benar. Suatu hari, tangan ini bisa saja merenggut kehidupanku. Tapi percayalah kalau aku tak menginginkan itu terjadi. Aku lebih suka dan nyaman ketika tangan ini menarik pelatuk untuk melindungiku dari belakang, seperti halnya yang terjadi beberapa waktu lalu." Siyeon berkata dengan pelan.

SuA segera mengenyahkan tangan Siyeon darinya dan mundur beberapa senti tuk memberi jarak dari lawan bicaranya.

"Astaga, kenapa kau menanggapi ini dengan serius? Aku tak akan mengkhianatimu jika kau sendiri tak berbalik mengarahkan senjatamu padaku. Ya ampun, kata-katamu hampir membuatku menangis." SuA menyeka wajahnya.

"Aku sudah berbicara dengan sungguh-sungguh dan berasal dari perasaanku."

"Dan itu sangat menyentuh." SuA membalas. "Nah, kenapa kita tutup pembahasan ini dan kembali pada senjataku?" imbuhnya. Tampaknya SuA tak mau membahas soal saling mengkhianati di mana mereka baru saja mulai menjalin pertemanan dan ikatan tak terlihat.

"Oke. Apa yang bisa kau lakukan dengan itu? Benda bercahaya ini jelas bagian dari senjatamu. Sayang sekali itu bukan pasangan yang cocok untuk potongan senjata yang kutemukan." Siyeon setuju untuk kembali pada pembahasan utama dan mengajukan pertanyaan itu.

"Benar juga. Ini bukan pasangan. Jadi ada potongan lain untuk mencocokkannya." Mereka tampak kembali serius membahas senjata yang masih berupa potongan itu.

"Apa kita harus melakukan pencarian lagi?" tanya Siyeon.

"Kurasa, itu yang harus kita lakukan. Tapi tunggu dulu." SuA tampak memikirkan sesuatu.

"Apa?"

"Senjatamu. Itu hanya akan berguna jika berada di tanganmu. Tapi apa itu punya keahlian khusus? Misalnya mampu membuat luka tak bisa sembuh atau apalah?" tanya SuA yang mulai mempertanyakan apa kelebihan dari belati yang dimiliki oleh Siyeon.

"Oh ini," kata Siyeon. Ia mengeluarkan sepasang belatinya. "Aku kira, ini bisa menyerap energi kehidupan makhluk apa pun yang tertusuk. Aku menyadarinya ketika pertarungan terakhir. Aku tak sengaja membuat itu menyerap kehidupan salah satu monster dan seprtinya energinya memengaruhi tubuhku. Awalnya aku berniat membuat racun, tapi karena aku tahu fungsi kemampuan senjata ini, rasanya racun tak ada gunanya. Energi yang diserap membuat korban mati seketika ketika terkena tusukan." Siyeon menerangkan dengan kegembiraan, kedua tangannya memainkan benda itu.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang