Ini adalah salah satu bentuk pesawat angkasa yang muncul ya guys. Tadinya mau kucrop, tapi takut jadi blur, jadi up seadanya. 😋Btw
Terima kasih banyak-banyak buat sUaYeon474 yang udah bantu aku cariin gambar-gambar buat visualnya, aku terbantu. 🤗😊And buat kalian para InSomnia yang suka dengan cerita ini dan bersedia membantu aku dalam segala hal, jangan ragu kasih komentar.
Aku masih butuh banyak gambar untuk membantu kalian membayangkan bentuk-bentuk segala yang ada dalam cerita, masih butuh juga rekomendasi konflik cerita. And kalau bisa, jangan ragu undang para InSomnia lain atau pembaca yang suka baca genre ini untuk gabung baca cerita ini.Dua orang yang kasih usul soal adegan dan konflik cerita sudah kubuat outlinennya dan sedang digarap. Kalau ada yang mau usul konflik cerita lagi, silakan komentar, jangan ragu.
****
115 – Mendapatkan Bola Aneh sebagai Souvenir
Menghadapi lima robot ternyata jauh lebih mudah dari yang mereka pikirkan. Entah ini karena rencana penyergapan yang sempurna atau karena para robot itu sudah kekurangan daya dikarekan pertarungan dan menghadapi ledakan. Entahlah mana yang benar, yang jelas saat ini semua mesin bergerak itu sudah tumbang, di daerah itu hanya tersisa dua manusia yang masih berdiri.
“Apa itu menjadi jawaban atas pertanyaanmu?” Siyeon menunjuk ke arah benda yang mengeluarkan cahaya berwarna biru terang tersebut. SuA refleks menoleh melihat benda itu.
“Oh, apa itu?” tanya SuA.
“Entahlah, ayo kita lihat.” Keduanya segera berjalan menuju ke arah robot itu lalu melihat jika di sana benda itu benar-benar bulat dengan kerangka yang memiliki bentuk rumit dengan ukiran aneh tertera pada bagian badannya.
“Kamu mau mengambilnya?” tanya SuA saat Siyeon mengulurkan tangan, ia berhenti bergerak saat SuA mengajukan pertanyaan tersebut.
“Itu tampak aman, akan kuambil.” Siyeon kemudian lanjut bergerak hendak meraih bola bulat metal pada genggaman si robot.
“Berhati-hatilah.” SuA berpesan, ia berada tepat satu langkah di belakang Siyeon.
“Oh, aku tak akan mudah mati dengan sesuatu seperti ini.”
“Aku percaya padamu.” Dengan naluri dan refleks Siyeon, SuA yakin jika wanita itu mampu menghindari bahaya dengan baik.
Siyeon mendekat ke arah robot itu, sayangnya saat ia hendak mengambil benda itu, tiba-tiba robot bergerak lalu menembakkan laser berwarna biru padanya, Siyeon yang memang memiliki refleks yang bagus sontak saja menghindar, sayangnya bagi SuA yang tak siap dan tak memasang penjagaan, ia yang berada tepat di belakang Siyeon segera terkena tembakan. Serangan kejutan benar-benar tidak dapat diduga oleh SuA.
“Aaahhh!” Bahu kirinya langsung tertembus cahaya merah yang panas itu. Siyeon langsung memutuskan kepala si robot menggunakan belati cadangan sehingga benda itu nonaktif sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...