195 - Tujuan

124 29 47
                                    

195 – Tujuan

Tidak diketahui kobaran api itu muncul dari mana dan dari siapa, yang jelas, saat ini para monster amfibi tersebut sedang menderita akibat api yang membakar tubuh mereka, raungan dan teriakan keras terdengar sangat jelas. Keempat gadis hanya bisa menyaksikan kebakaran besar itu, mereka tak menyangka jika akan muncul api seperti itu di tengah suhu dingin di mana sekitarnya dipenuhi es dan salju.

“Apinya besar sekali! Ini panas.” JiU berucap saat ia merasakan suhu panasnya, padahal keberadaannya cukup jauh dengan kobaran api itu.

“Kenapa bisa banyak api di sini?” Gahyeon bertanya dengan keterkejutan, Yoohyeon sendiri tidak memberikan tanggapan apa-apa, ia hanya menyaksikan kobaran api tersebut.

Sementara Dami yang posisinya sangat dekat dengan kobaran api, ia sama sekali tidak terpengaruh oleh suhu panasnya, mengingat saat ini ia sedang diselimuti energi panas, wajar saja ia tidak merasakan suhu api tersebut.

“Bagaimana bisa kobarannya menjadi sebesar ini dengan cepat?” tanyanya pelan. Ia tidak bersedia maju dan masuk ke dalam sana meski tubuhnya sendiri tidak mempan oleh api, ia tidak mau menyaksikan apa yang terjadi di balik tirai api ini.

“Api ini ... sepertinya aku kenal.” Entah mengapa, ketika ia merasakan suhu apinya, ia seolah mengenal api itu. Aneh memang, sensasi ini terasa tidak normal.

Sekitar dua menit kemudian, kobaran api tidak sepanas sebelumnya, bahkan apinya tidak sebesar sebelumnya, itu mulai mengecil setiap detiknya.

Dami menyaksikan saat api perlahan menyusut lalu padam meninggalkan genangan air di sana, tidak ada monster yang tersisa dari api yang panas itu. Tentu saja es dan salju yang ada di sekitar sana akan mencair, mengingat suhu panas dari api, perubahan zat itu sangat wajar.

Tepat di hadapan Dami, kubangan kecil berdiameter hampir lima puluh meter tercipta, seluruhnya diisi dengan air banjir yang saat ini bersuhu panas. Ketika sedang mengamati hasil dari pembakaran, Dami melihat sesuatu yang mengilap biru di dalam genagan air kotor. Karena penasaran, ia berjalan mendekat ke arah sesuatu tersebut.

“Ada sesuatu di sana.”

Jaraknya dengan benda itu hanya sekitar sepuluh meter saja, maka dari itu ia bisa melihatnya dengan baik. Dami segera melihat jika benda yang ada di sana adalah batu kristal biru. Penggambarannya agak mirip dengan apa yang Gahyeon ceritakan sebelumnya, hanya saja bentuknya berbeda karena yang saat ini dirinya lihat berbentuk bulat sempurna.

Dami memasuki genangan air kotor setinggi lututnya, ia terus mendekat menghampiri benda itu. Di sisi Yoohyeon, Gahyeon dan JiU, mereka penasaran mengapa Dami malah mendekat ke tempat bekas kebakaran itu, maka ketiganya segera berjalan mendekat ke arahnya.

“Ada apa? Apa kau menemukan sesuatu?” tanya Gahyeon. Yoohyeon agak jijik saat melihat genangan kotor tersebut. Sedangkan Dami yang mendapat pertanyaan itu, ia segera berbalik lalu memandang ke arah ketiga gadis di sana.

“Kupikir ini benda yang kau ceritakan.” Dami menggenggam batu biru yang sebelumnya ia lihat.

“Itu adalah ....” Sebelum Gahyeon selesai berbicara, Dami langsung melemparkan batu tersebut ke arah gadis itu dengan pelan, sayang sekali Gahyeon tak bisa menangkapnya, batu itu malah membentur keningnya sebelum jatuh ke lantai es. Segera saja JiU dan Gahyeon berjongkok.

“Benda ini, ini batu energi.” JiU menebak saat Gahyeon mengambilnya.

“Hum, meski ini berbeda dari kristal yang kumiliki, tapi isinya sama,” kata Gahyeon sambil memandangi batu tersebut.

“Dengan ini, sudah cukup bukan?” tanya Yoohyeon. JiU dan Gahyeon segera berdiri, tampak Dami juga sudah naik ke atas lantai es lagi, tepat berada di belakang Yoohyeon.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang