Upade tiap hari, gak kerasa udah part Dami lagi.
***
Kota itu masih mengeluarkan asap, udara masih panas ketika langit gelap. Badai matahari sepanjang hari benar-benar memanggang seluruh permukaan kota. Hanya daerah dengan suhu rendah dan mengandung tingkat air yang tinggi saja yang berhasil membuat makhluk hidup lainnya mampu bertahan hidup.
Sungguh, hal semacam ini tak normal untuk terjadi. Matahari tak seharusnya memancarkan cahaya dengan suhu yang ekstreme. Mungkin saja suhunya melebihi seratus derajat di mana air saja akan langsung mendidih dan menguap.
Saat ini, keadaan kota cukup sepi dan hening, suhu yang panas berangsur turun. Binatang-binatang atau monster yang biasa beraktivitas pada malam hari tak langsung keluar berkeliaran di kota, mereka masih berkeliaran di dalam bangunan atau daerah tempat persembunyian. Sepertinya suhu di luar bangunan masih terlalu panas bagi mereka untuk bergerak.
Di sebuah jalanan yang kosong dan berantakan, terbujur sesosok tubuh wanita cantik berambut pendek. Ia berada dalam posisi tengkurap, sebuah tombak mengilap dengan garis-garis tribal menjadi ukiran pada bagian badan tombak itu. Ukiran tersebut tampak menyala berwarna biru terang.
Tubuh itu tampak tak bergerak seolah ifu adalah mayat yang sudah ditinggalkan oleh waktu, masa dan jiwa. Tampak tak ada pergerakan dari dirinya. Keadaan sepi dan sunyi, tak ada penerangan apa-apa di sana. Bisa dibilang kota berada dalam keadaan gelap gulita saat ini.
Untuk beberapa detik lamanya, kesunyian memeluk keadaan tempat itu.
Namun keheningan seketika sirna oleh pergerakan sosok gadis itu, ia menggerakkan jari-jarinya dan sedetik kemudian ia menarik napas kuat-kuat seolah dirinya baru saja kehabisan napas. Tubuhnya tersentak seketika seolah nyawa yang sudah pergi dari tubuh itu tiba-tiba dikembalikan lagi dengan cara dihantamkan langsung pada tubuh tersebut.
Dami membuka mata dan menarik napas, ia tampal syok dan kaget luar biasa.
Kedua tangannya ia gerakan untuk mengubah posisinya menjadi terlentang, napasnya terengah dan ia meringis merasakan dada sakit pada tubuhnya. Ia memandang langit sambil mendesah kesakitan.
Sekujur tubuhnya terasa sangat linu dan banyak sensasi gatal yang menggelitik pada seluruh organnya.
Dami tahu jika sensasi seperti ini terasa ketika tubuhnya sedang mengalami regenerasi. Ia pernah merasakan sensasi regenerasi luka yang tubuhnya dapatkan, dan saat ini ia merasakan hal yang sama. Hanya saja, saat ini sensasi yang ia rasakan terdapat pada sekujur tubuh, hanya bagian mata, organ intim saja yang tak merasakan adanya sensasi itu. Organ dalam termasuk tulang-tulang pada dirinya sepertinya juga sedang meregenerasi.
Mulutnya merasakan hal yang sama, segala yang ada di dalam mulutnya bergerak-gerak tak nyaman, rasanya Dami ingin meludahkan apa pun yang mengganggu itu. Tapi ia terlalu lelah untuk memedulikan hal tersebut.
Kepalanya masih terasa pening, badannya belum bisa ia gerakan, ia hanya mampu memandang langit yang gelap tanpa mampu melakukan apa-apa, jika saja muncul musuh atau monster, ia tak akan mungkin mampu menghadapi makhluk itu. Saat ini keadaannya benar-benar tak berdaya.
Ingatannya kembali berputar pada saat ketika keadaan paling awal terjadi, itu adalah di mana ia pertama kali membuka mata, dia terbangun di kota yang entah berantah. Kota yang luluh-lantak seolah sudah mengalami musibah yang teramat sangat buruk.
Di sana ia hanya memiliki tingkat dan kotak harta yang ia sendiri tak tahu apa fungsi dan kegunaannya. Dami ingat jika setelah itu, dia terus menerus melawan penghuni kota ini dengan segala jenis makhluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...