56 ー Assassin vs Hunter

184 37 19
                                    


Mainan baru, bagus banget, bisa muter dan lampunya beraneka.
😍😍😍😍

***

Siyeon melesat menuju tempat SuA berada. Lagi-lagi ia terlempar menuju reruntuhan di dekat SuA.

"Oh, astaga. Apa aku hobi terbang dan menabrak reruntuhan? Ini yang kedua kalinya." SuA sudah mengeluarkan pistolnya siap ditembakkan ketika Siyeon mendarat di dekatnya setelah menabrak reruntuhan.

"Itu candaan yang lucu dan sangat menghibur." Siyeon masih terlentang di sana. SuA mengantongi senjatanya lagi lalu membantu Siyeon untuk berdiri.

"Sepertinya lelaki yang di sana kasar."

"Apa masih belum?" tanya Siyeon, ia tak menanggapi perkataan SuA.

"Aku sudah menemukannya. Tapi susah untuk diambil."

"Berusahalah. Aku tak tahu sampai kapan bisa menahan pria ini." Siyeon berlari menuju tas SuA dan tak tanggung mengambil dua senjata api pada kedua tangannya. Kedua belati di tangannya lepas dan jatuh entah di mana.

Ia bukan penembak yang baik, tapi saat ini tak ada gunanya. Menembak dengan baik atau tidak, semua peluru selalu berhasil dihentikan.

"Aku sedang berusaha. Beri aku waktu." SuA membalas. Ia mengambil potongan senjata keempat dan berlari menuju kumpulan potongan.

"Itu yang sedang kulakukan." Siyeon mengambil senjata yang dapat memuntahkan banyak peluru.

"Dia bisa menghentikan sesuatu tanpa perisainya. Susah sekali mengalahkannya." Siyeon berkata dalam benaknya. Ia kembali berhadapan dengan BM yang masih diam di tempatnya, tampaknya dia berhenti bergerak ketika pemulihan berlangsung.

Siyeon tak banyak berpikir, ia langsung melepaskan banyak tembakan padanya, tapi tampaknya ada tangan-tangan yang mengentikan semua peluru di udara.

"Oh, sial. Aku yakin itu adalah telekinesis." Siyeon memaki kesal. BM tampak mulai pulih, senjata yang berada pada tangan kananya terlihat bertransformasi, bentuknya meluruh dan menyusun ulang tampak membetuk sarung tangan baja atau gauntlet yang besar sehingga tampak jika tangan itu membengkak.

Siyeon refleks merunduk, saat itulah tiba-tiba BM sudah ada di depannya sambil mengayunkan tangan besarnya ke depan. Jika saja Siyeon tak menghindar, tubuhnya sudah hancur saat itu juga.

Siyeon melepaskan tembakan beruntun dari jarak dekat, hal itu telak mengenai dada BM yang tertutupi logam tebal sebagai pakaiannya.

Pria itu terdorong mundur beberapa meter, Siyeon memutar tubuh sambil mengayunkan senjata api sekuatnya. Itu langsung menampar wajah BM hingga senjata hancur berantakan.

"Astaga, apa wajahmu juga terbuat dari baja? Ini hacur." Siyeon memandangi sisa potongan senjatanya. Wajah BM jelas mengeluarkan darah karena serangan itu. Ekspresi pria itu tampak kesal. Pada saat itulah BM melepaskan pukulan kuatnya. Siyeon menggunakan satu senjata lagi sebagai perisai untuk melindungi tubuhnya dari hantaman kuat itu.

SuA sudah menemukan potongan keempat, tinggal dua potongan lagi dan ia menuju potongan kelima di mana posisinya sangat sulit untuk dijangkau. Baru saja beberapa langkah ia berlari, Siyeon lagi-lagi terlempar menuju ke sekitar sana lagi, namun sekarang posisinya agak jauh dari tempat SuA berada.

"Siyeon!" Ia berlari menuju ke arahnya.

"Untung saja aku menggunakan senjata sebagai tameng, tak ada yang patah dari tulangku, hanya saja tanganku mungkin terkilir," pikirnya dengan tatapan yang kesal.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang