Pengen deh diginiin sama Yuyun. Dalam mimpi pun gapapa.😣😌
***
“Kau mengendalikan awan?” Kini Siyeon yang mengajukan pertanyaan ini. Ia benar-benar tak memercayai jika ada manusia yang mampu mengendalikan alam, meski itu adalah manusia hasil percobaan yang berhasil.
“Ya, tapi lebih dari itu.” Pria itu mengiyakan.
“Omong-omong, apa boleh kami tahu siapa namamu? Jika kau tak keberatan, bisakah memperkenalkan namamu?” SuA berucap seramah mungkin.
“Tentu saja, perkenalkan namamu adalah Mingi. Seong Min Gi.” Pria bernama Min Gi itu mengenalkan dirinya dengan nada yang ramah dan bersahabat.
“Ow, nama yang bagus. Mirip nama lelaki.” SuA berkomentar menanggapi perkenalan itu.
“Dia memang lelaki.” Siyeon menekankan.
“Aku benar bukan?” tanya SuA dengan polosnya.
“Yah, kau mengatakan kalimat sebelumnya seolah jika dia adalah anak perempuan yang memiliki nama lelaki, lupakan saja, itu tak penting.” Siyeon menerangkan dengan nada yang pelan disertai gerutuan tak suka. SuA memang tak menanggapi, ia beralih memandang ke arah Mingi.
“Jadi, Mingi ....”
“Aku belum tahu nama kalian.” Pria itu sontak saja menjeda perkataan SuA yang entah hendak mengatakan apa. Mendengar perkataan itu, SuA bertolak pinggang saat berdiri tegak.
“Kenapa kau tak duduk dan kita berkenalan?” SuA langsung mengusulkan pada pemuda itu. Kini tatapan Mingi terarah pada SuA.
“Apa harus?” tanyanya dengan agak bingung. SuA mengangkat tangan dari pinggang sambil menggerakkan bahu.
“Sebenarnya harus, tapi itu tak penting. Aku SuA dia Siyeon.” Ia langsung mengenalkan namanya, bahkan tak lupa memandang sekilas ke arah Siyeon untuk mengenalkan gadis itu pada Mingi.
“Nama yang cocok, itu sesuai dengan karakter dan gaya kalian.” Mingi melontarkan pujian saat menanggapi perkenalan dari SuA. Gadis itu hanya tersenyum saja sebagai balasan, sementara Siyeon tak memedulikannya.
“Kulanjutkan yang sebelumnya,” kata SuA yang sepertinya sangat ingin menyampaikan kalimat yang sebelumnya sempat tersela, ia bahkan tak menunggu tanggapan dari pria itu.
“Apa kau tak takut dengan keadaan kota ini? Kami menghadapi banyak monster dan orang-orang tak waras yang sukanya baku hantam, entah pria maupun wanita.” SuA merasa heran dengan pria yang ada di depan kakinya itu, ia tampak sangat berleha-leha dan tak memedulikan keadaan kota yang sejauh ia dan Siyeon ketahui, kota ini adalah tempat yang sama sekali tidak aman, tempat yang dipenuhi banyak ancaman. Ancaman itu terdiri dari manusia, robot, monster dan alien yang memiliki berbagai bentuk dan jenis.
“Soal monster atau robot, aku tak bertemu mereka, semua tak mau mendekat padaku, ah aku agak kesepian.” Pria itu agak mendesah dengan keluhan pada akhir kalimatnya. Entah Siyeon maupun SuA tak menyela karena mereka tahu jika Mingi belum selesai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...