148 - Pergi Menuju Bangunan yang Meledak

82 22 26
                                    

148 – Pergi Menuju Bangunan yang Meledak.

Part Dami

Dami yang merasa telah tertidur cukup lama dibangunkan oleh getaran bangunan. Ia segera beranjak berdiri lalu meraih tombaknya, penjagaannya langsung dirinya pasang.

Pasang matanya memandang ke sekeliling, ia melihat di luar bangunan ini langit mulai cerah, hujan yang turun juga tidaklah deras, itu hanya berupa gerimis saja. Meski langit masih memiliki banyak awan, tapi sebagian daerah langit memperlihatkan warna langit yang mulai berubah menjadi biru cerah.

“Sepertinya aku sudah terlalu lama tertidur di sini.” Dami berjalan menuju ke balkon, udara berembus dingin tapi Dami yang memegang batu meteor es tidak mendapatkan dampak apa-apa dari suhu dingin di luar sana.

Tampak jika di bawah sana air sudah menggenangi seluruh jalanan dan daratan. Banjir juga ternyata melanda daerah yang Dami tinggali.

“Banjir rupanya.” Hanya itulah komentarnya, sepertinya dengan hujan yang turun terlampau deras, ia akan memaklumi jika hujan akan membuat seluruh kota tergenang banjir.

“Sepertinya sudah waktunya bagiku meninggalkan daerah ini. Monster-monster itu tidak lama lagi pastinya akan melahap kota di sini juga.” Ia bergumam sambil sekali lagi memandang keadaan sekitar sana.

Dami meninggalkan bangunan tempatnya beristirahat. Dikarenakan banjir yang menggenang, Dami berjalan di atas atap gedung lalu melompati bangunan ke bangunan lain. Dengan tubuhnya yang sudah dimodifikasi, melakukan itu bukan sesuatu yang sulit baginya. Ia akan sangat mudah melompat dari satu gedung ke gedung lain asal jarak antar bangunan itu tidak terlalu jauh.

Ketika telah melompati beberapa bangunan, Dami berhenti sesaat ketika pasang matanya menangkap sesuatu di bawah air yang kotor itu. Ada riakan dari pergerakan dari makhluk hidup di bawah sana. Riakan air tersebut tampak cukup besar untuk dilakukan seekor ikan sehingga hal itu menarik perhatiannya.

“Apa itu? Apa mungkin ada monster di bawah sana?” Dami menggumam pelan, apa yang dilihatnya tentu adalah monster yang sama seperti monster yang sebelumnya menyerang Gahyeon, karena ia terlalu jauh dan makhluk itu berada di kedalaman air, sosoknya tidak terlihat jelas.

Dikarenakan kejadian itu hanya sebentar saja, ia menggeleng lalu mengalihkan perhatian pada daerah sana. Hal itu tidak terlalu penting baginya, apalagi saat ini pikirannya tiba-tiba saja memikirkan mengenai hal yang menjadi alasan mengapa semua ini terjadi dan apa yang harus dirinya perbuat.

“Meski aku ingin melanjutkan perjalanan, tidak ada tempat khusus yang ingin kutuju. Bahkan tidak ada petunjuk bagiku untuk mendapatkan ingatan kembali.” Ia berjalan dengan langkah pelan di tengah gumamannya.

“Apa yang sebaiknya harus kulakukan ya? Tetap diam bukan hal yang tepat, hanya bergerak tanpa arah dan tujuan bukan pilihan.” Kali ini Dami dilanda kebingungan karena tidak tahu harus berbuat apa. Selama ini ia hanya bergerak tanpa tujuan, melarikan diri ke sembarang arah tanpa mengenali seluk-beluk tempat yang dituju, berjalan mengikuti langkah kaki membawanya. Bisa dibilang apa yang dilakukan di kota ini benar-benar tidak ada gunanya sama sekali.

Bertarung dan berlari, hanya itu saja yang selama ini dirinya lakukan. Lalu apa manfaat dan tujuan di balik semua itu? Sama sekali tidak ada. Intinya adalah, selama beberapa hari ini Dami hanya membuang waktu percuma dan menyia-nyiakan segala hal.

Ketika sedang melamunkan mengenai nasibnya di tempat macam ini, perhatian Dami teralihkan pada sebuah ledakan yang terjadi pada sebuah puncak gedung. Ya, puncak bangunan yang Gahyeon ledakkan menggunakan drone tampak terlihat oleh Dami di sisi ini, hal ini menandakan jika lokasinya cukup dekat dengan JiU dan Gahyeon berada.

“Ledakan?” Dami memandang ke arah sumber ledakan itu, secara otomatis ia menghentikan langkahnya. Jaraknya cukup jauh dari tempatnya berada, gedungnya sendiri tampak kecil jika dilihat dari posisi Dami berada, tapi ia masih mampu melihat dan mendengar ledakan tersebut.

“Apa aku harus pergi ke sana?” tanyanya pelan.

“Tidak ada salahnya mencari tahu. Aku tidak memiliki urusan tertentu di sini.” Tidak seperti sebelumnya di mana Dami menghindari sebuah ledakan besar yang tercipta di mana lokasi Siyeon dan SuA berada, kali ini ia ingin memeriksa apa yang terjadi di lokasi ledakan yang terjadi.

Entah mengapa untuk yang kali ini ia tidak merasakan bahaya sehingga rasa penasaran menuntunnya menuju ke arah sumber ledakan tersebut. Karena ia tidak ingin melewatkan sesuatu yang terjadi di tempat sana, Dami segera saja bergegas mempercepat langkahnya menuju ke sana.

Dengan langkah yang cepat, Dami berlari lalu melompat menuju ke arah bangunan gedung lain. Entah mengapa untuk kali ini ia seperti merasakan suatu sensasi khusus, ada rasa keinginan untuk datang ke arah di mana sumber ledakan tercipta.

Ketika sedang berfokus bergerak menuju ke arah gedung yang puncaknya meledak, tiba-tiba ia merasakan waktu seolah tiba-tiba berhenti di sekitarnya, tubuhnya sendiri berhenti bergerak. Dami sepenuhnya sadar jika waktu berhenti, meski tubuhnya terperangkap oleh penghentian waktu, pandangan dan pikirannya berjalan sepenuhnya.

Untuk sesaat ada lonjakan energi yang terkontraksi oleh penghentian waktu itu entah berasal dari mana.

Sedetik kemudian Dami kembali bergerak dan saat itulah ia merasakan sumber energi dari sosok yang membuat waktu berhenti, sayangnya saat Dami menoleh ke arah samping kananーdi mana sumber energi itu berasalーtiba-tiba saja sosok itu sudah menghilang, Dami sendiri hanya sempat melihat siluet gelap bertudung saja. Namun, dari postur dan bentuk tubuhnya sosok itu terlihat seperti sosok manusia berjenis kelamin perempuan.

Dami kembali berhenti lalu memandang di mana tempat terakhir sosok itu berada, sosok yang sepertinya terbang atau melayang di udara.

“Makhluk macam apa barusan?” tanyanya pelan. Pasang matanya mencoba memastikan keberadaan sosok itu, tapi di sana hanya ada dirinya saja, tidak ada siapa pun.

“Aku yakin jika makhluk itu sungguhan ada, bukan sekadar imajinasiku saja.”

Karena merasa jika sosok itu tidak mungkin muncul lagi, Dami segera saja melanjutkan perjalanan menuju ke arah gedung itu. Meski pikirannya masih memikirkan sosok yang bisa dibilang hanya lewat saja, ia tetap berusaha membuang bayangan itu lalu kembali fokus pada tujuannya.

Ketika Dami mendekat ke arah bangunan yang meledak itu, ia agak bingung harus melewati jalan mana dikarenakan di sekitar sini tidak banyak lagi bangunan yang berdekatan, terlalu jauh untuk dilompati.

Mau tak mau Dami harus turun, ia akan melompati reruntuhan dan segala hal yang timbul di atas permukaan air. Setelah berlari di atas gedung terakhir, Dami langsung terjun bebas menuju ke arah reruntuhan yang menyembul ke atas permukaan.

Ketika jaraknya sekitar lima meter lagi sebelum mendarat, dari dalam air tiba-tiba saja ada sosok monster mirip ikan yang meloncat keluar dari dalam air bersiap menerkamnya. Dami hanya menoleh ke arah makhluk itu lalu menusukkan tombaknya pada kepala sosok itu, raungan sesaat yang keluar dari mulut makhluk itu membawa tanda jika si monster langsung tewas oleh tusukan tunggal tersebut. Dami mendorong tubuh monster itu membawanya ke tempat pendaratannya.

***

Nah, udah tau kan siapa yang akan menyelamatkan Gahyeon? Yups, benar, yang akan menyelamatkan Gahyeon adalah Moonbyul 😛. (Bukan woy!  😠)

Btw Moonbyul emang bakal muncul kok, tapi masih lama, di dalam outline aja perkiraan dia debut pas cerita masuk bab 250 ke atas atau mungkin bisa dari bab 300 ke atas.😅

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang