Siang-siang dapet ide, lanjt ngetik. Komen yang akif guys, share ke somnies lain kalau sekiranya karua ini bagus dan layak dibagikan untuk dibaca para InSomnia.
Kalau datang ke pernihakan orang, kayaknya bahagia banget kalau bawa mamih bora, semua orang bisa pada iri, apalagi kalau dia udah nyanyi, suaranya membahana. Cuma jangan sampai dia ngomong biasa apalagi sampai dia ketawa, itu bahaya. 😅😅😋😋.
46 - Potongan Senjata
Kembali ke tempat awal di mana dirinya memulai perjalanan, SuA sampai di dalam sebuah bangunan besar yang kosong. Siyeon memandang keadaan sekitar, tempat ini rasanya benar-benar tak layak huni dan jelas tak mungkin ada kehidupan di tempat yang sekosong dan seburuk itu.
"Di sini aku pertama kali bangun, benar-benar tak tahu apa-apa dan hanya tas besar saja yang kubawa. Tanpa identitas dan tanpa petujunuk apa-apa." SuA memulai kisahnya. Mereka tak melanjutkan perjalanan ketika SuA mengajaknya untuk memasuki bangunan ini.
"Tal ada petunjuk apa-apa. Ini hanya tampak seperti sebuah rumah. Jika di kira-kira, jarak di sini dengan tempatku pertama kali terbangun adalah sekitar tiga kilometer." Siyeon menggumam.
"Benarkah? Kupikir itu terlalu dekat. Apa mungkin kita sengaja dipertemukan?" tebak SuA. Siyeon hanya msnggeleng singkat.
"Entahlah, kita tak tahu apa yang sebenrnya telah terjadi."
"Benar-benar membingungkan. Tapi aku lega karena kita bertemu."
"Ya. Kau benar." Siyeon memandang sesaat pada SuA. "Nah, tak ada petunjuk apa-apa mengenai dirimu di sini, ayo kita pergi ke tempat kau melawan robot raksasa itu."
SuA mengangguk, ia sekali lagi memandang sekitar dan segera mengekori Siyeon yang berjalan memimpin. Mereka kembali berjalan di jalanan utama. Di sekitar sini banyak sekali aspal dan lantai yang memiliki cekungan.
Banyak reruntuhan yang berserakan memenuhi jalan, bangunan-bangunan yang sudah rata menjadi puing. Kendaraan-kendaraan yang biasanya memenuhi jalan juga tampak sudah dibersihkan. Hanya sedikit saja jumlah kendaraan penyok yang seluruh bagiannya memiliki karat.
"Seperti bekas pertarungan." Siyeon berkomentar.
"Yap, di sekitar sini alu tiba-tiba diburu oleh raksasa robot." SuA menjelaskan. Mereka memandang keadaan sekitar, di sana jelas memiliki banyak jejak bekas robot yang besar.
"Sepertinya berat sekali berada dalam posisimu waktu itu," kata Siyeon. Ia lanjuy berjalan, melompati puing yang menghalangi jalan dengan amat mudah san ringan.
"Jika aku berada dalam posisimu, mungkin saja aku tak akan selamat, kau tahu sendiri keahlianku bertarung dalam jarak dekat." Siyeon menyambung.
"Kau terlalu merendah, dengan kemampuanmu, dengan dua senjata itu, aku yakin kau bisa merusak semua jenis robot dengan mudah." SuA menyangkal dan melontarkan fakta jika Siyeon berada dalam posisinya waktu itu.
"Begitu kah?"
"Ya, aku begitu kewalahan melawan satu, itu juga setelah mengeluarkan banyak trik."
Beberapa saat kemudian mereka tiba di tempat di mana SuA menghadapi musuh. Siyeon mengangkat rahang melihat pemandangan itu.
"Nah, apa kau masih mau melakukan pencarian? Ini sangat sulit jadi lupakan saja." SuA angkat bisa. Nadanya acuh tak acuh.
"Kau tak mengatakan jika seluruh bangunannya sudah menjadi reruntuhan." Siyeon menoleh ke adah SuA sambil menunjuk tempat yang seharusnya menjadi bangunan, tapi terakhir kali SuA ada di sana ketika terjadi sebuah ledakan yang membuat bangunan itu runtuh dan inilah hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...