66 - Sosok Misterius

156 38 12
                                    

Jangan lupa tanggal 23 nonton penampilan DC ya guys, support yang banyak.

***

66

Dami bangun dari tidurnya. Ia membuka mata dan merasa aneh. Tubuhnya terbaring di atas ranjang yang bersih dan nyaman, ini tak seperti tempat beristirahatnya terakhir kali.

“Apa yang terjadi?” Ia beranjak duduk lalu memandang sekitar tempat itu. Memang benar, tempat ini bukan tempat yang ia gunakan untuk tidur terakhir kali. Dia sudah ada yang memindahkan ke tempat ini, tempat yang bersih dan rapi.

“Bagaimana mungkin?”

Jelas jika ada seseorang yang melakukan sesuatu terhadapnya, meski sebenarnya bukan tindakan kejahatan tapi Dami merasa waspada. Pergerakan seseorang itu tak bisa ia sadari, meski dirinya terluka, seharusnya ia masih tetap sadar jika ada bahaya mendekat. Tapi ini, tubuhnya yang diangkat dan dipindahkan tak dapat ia sadari.

Ini benar-benar aneh dan membuatnya tak paham. Bukan hanya itu saja yang terjadi, tapi ia juga merasakan jika suhu tubuhnya menjadi panas, tapi sensor perasa pada tubuhnya tak terpengaruh, meski tubuhnya panas, itu sama sekali tak memengaruhi dirinya.

Dami menyibak selimut lalu turun dari ranjang. Ia meraih tombaknya yang disandarkan pada dinding.

“Sepertinya ada yang diam-diam mengawasiku, tapi apa tujuannya?” Ia bicara sendiri dalam benaknya.

“Aku sudah tak terluka lagi, bahkan sekarang badanku dipenuhi energi panas.” Ia menunduk mencoba melihat kalung berbandulkan batu meteor. Tampak jika benda itu masih ada di tempatnya, tapi itu sudah tak secerah dan seterang ketika malam lalu.

Entah sekarang sedang cerah dan kemarin gelap atau mungkin penglihatannya salah menilai tingkat kecerahan batu api itu. Tapi Dami segera mengenyahkan pemikiran mengenai batu dan suhu badannya yang panas, pikirannya kembali pada seseorang yang pasti sudah memperlakukannya.

“Jika ada seseorang di sini, harusnya merasakan keberadaan itu. Tapi aku tak merasakan apa-apa.” Ia menyisir pandangan ke sekitar.

“Terserahlah, yang penting aku harus pergi dari sini.”

Gadis cantik itu berjalan menuju balkon kamar itu yang tak memiliki pintu lagi. Meski keadaan ruangan itu sudah dibersihkan dan ditata dengan baik, tapi keadaan di luar yang berantakan jelas sama sekali tak dapat diubah.

Dami masih memikirkan alasan kenapa dirinya bisa sampai berada di tempat semacam ini, sayangnya sekaras apa pun ia memikirkannya, tak ada ingatan atau suatu bayangan yang memberitahu dan mendorongnya untuk membuka misteri itu.

Entah bagaimana bisa ingatannya menghilang, itu semua hampir seratus persen, hampir tak ada satu hal pun yang dapat dirinya ingat.

“Tak ada gunanya aku berlama-lama di sini. Aku harus bergegas pergi.” Dami melompat keluar dari sana. Ia sadar jika tempatnya berada adalah bangunan tinggi yang mungkin memiliki ketinggian lebih dari enam puluh lantai, tapi ia benar-benar berani dengan melompat dari ketinggian itu.

Kepalanya berada pada posisi di bawah sehingga tatapannya tertuju pada daratan di mana jalanan sudah hancur berantakan, terangkat ke mana-mana seolah tanah menyembul naik ke permukaan, segala hal yang ada di sana memiliki bentuk yang tak karuan.

Ketika ia berada dalam ketinggian sekitar dua puluh lantai lagi, Dami menggunakan tongkatnya untuk menusuk bangunan yang ada di sisinya. Dengan gerakan itu pula posisi tubuhnya berubah, kepalanya menjadi berada di atas ,tusukan tongkat cukup dalam, tapi itu tak membuat dirinya berhenti jatuh, hanya kecepatannya saja yang berangsur menurun.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang