149 – Menghadapi Keroyokan Monster
Ketika kakinya mendarat sempurna, ia melihat sosok makhluk tak bernyawa yang baru saja dirinya habisi, tombaknya ia tarik dari kepala monster itu lalu ia mengibaskan senjata itu satu kali untuk mengenyahkan darah yang tertempel pada mata tombak.
“Makhluk ini, bentuknya aneh. Apa mungkin seluruh daerah banjir dipenuhi oleh makhluk seperti ini.” Dami memandang mayat yang setengah tubuhnya masuk ke dalam air, baru saja ia mengangkat wajahnya, tiba-tiba ada sosok monster lain yang keluar dari dalam air sambil mengayunkan senjatanya ke arah Dami.
Dami hanya mengayunkan tombak dari atas ke bawah, ayunan itu membuat tangan si monsterーbersama senjata dari tulang ituーputus seketika. Dami memiringkan badan saat monster itu jatuh ke arahnya. Ketika si monster mendarat keras dengan raungan, Dami memutar tombaknya sehingga mata tombak yang ada di atas beralih jadi di bawah, dengan satu tusukan, mata tombak langsung menusuk mata makhluk itu, tusukan yang kuat membuat mata tombak masuk menembus rahang si monster, tentu saja itu langsung membuat makhluk itu tewas seketika.
Dami menoleh ke arah depannya di mana banyak monster serupa dengan ukuran ramping dan besar naik ke daratan di mana reruntuhan bangunan menyembul dari permukaan air. Perbedaan ukuran dan bentuk tubuh itu mungkin menjadi pertanda dari perbedaan jenis kelamin mereka, karena selain perbedaan bentuk tubuh, tidak ada ciri-ciri lain yang membedakannya.
“Sepertinya aku masuk ke wilayah ikan-ikan bertubuh katak ini.” Dami masih berbicara dengan santai meski ada sekitar dua puluh monster yang memandanginya dengan tatapan yang marah dan lapar. Ketika semua makhluk itu meraung secara bersamaan, Dami merasa agak tuli dengan suara mereka.
Bagaikan pertanda untuk menyerang, setelah raungan itu dikeluarkan, para monster itu meloncat layaknya seekor katak menuju ke arahnya. Semuanya bergerak sambil bersiap mengayunkan senjata masing-masing. Dami tersenyum merendahkan saat menyaksikan itu.
Hal pertama yang dirinya lakukan adalah mengangkat mayat yang dirinya tusuk lalu melemparkan tubuh itu pada monster paling depan, setelah itu Dami mengayunkan tombak beberapa kali sehingga lima monster yang melewatinyaーdengan serangan yang meleset, langsung memiliki luka parah dari leher mereka disebabkan oleh mata tombak Dami.
Dami memukul dan menggores para monster itu, saat ada monster yang melesat dari arah samping, ia maju ke depan membuat monster itu hanya menyerang udara di belakangnya. Ia lanjut merunduk saat ada monster yang melesat dari arah depannya sehingga monster itu hanya melintas di atasnya.
Dami kembali berdiri, ia mengayunkan tombak dari atas ke bawah menggunakan dua tangan untuk menyambut serangan monster yang menuju ke arahnya, makhluk itu menghantam air seketika. Dami menoleh ke arah samping lalu menyodokkan tombaknya pada monster yang melesat ke arahnya dari arah itu.
Tusukan mata tombak menembus kerongkongan monster itu, Dami memandang datar lalu mengayunkan tombak yang menyate monster itu ke sisi lain di mana monster lain hendak mengayunkan senjatanya. Benturan antar dua tubuh monster tercipta sehingga tubuh monster itu terlepas dari tombak Dami.
Gadis itu langsung memutar badan ke arah belakang yang mana di sana ada sosok monster yang mengayunkan senjata tulang besar dengan banyak tonjolan itu. Dami yang terlambat untuk menyerang segera saja menangkis serangan itu menggunakan tombaknya.
Di luar dugaan Dami, ayunan dari serangan makhluk itu cukup kuat, saat senjata itu membentur tombak Dami, ia langsung terlempar. Karena kurangnya pertahanan dan tidak memperkirakan kekuatan serangan ikan setengah katak itu, inilah yang dirinya dapatkan.
“Serangannya kuat.” Dami yang terlempar segera membentur dinding yang cukup tinggi timbul dari kedalaman air. Tentu saja Dami tidak mengalami cedera apa-apa meski mendapat serangan seperti itu, perlu seratus kali serangan yang sama untuk membuatnya cedera.
“Manusia biasa bisa langsung mati jika terkena serangan itu.” Dami melangkah di atas reruntuhan sambil memutar-mutar tombaknya, ia melakukan itu untuk mengenyahkan darah monster yang menempel pada bagian tombaknya.
Beberapa monster meloncat menuju ke arahnya sekaligus, Dami yang sudah tahu seberapa kuat serangan dari senjata itu langsung mengelak dengan bersalto ke belakang lalu meloncat ke arah atas untuk mendarat di atas dinding yang sebelumnya ia tabrak setelah empasan.
“Masih ada belasan di antara mereka, aku tidak punya waktu untuk ini, apa harus kuhabisi semuanya?” tanyanya pelan saat ia mendapati jika para monster yang sebelumnya menyerang meleset kini kembali meloncat menuju ke arahnya.
Ketika ada tiga monster yang hendak menerkamnya, Dami menyambut mereka dengan ayunan tombak secara menyamping sehingga rahang mereka yang terkena serangan telak semakin melebar hampir memutuskan kepala mereka.
Dami melompat tinggi, beberapa monster mengejarnya dengan lompatan tinggi juga, saat itulah gadis berekspresi datar itu menusuk tombaknya ke arah perut salah satu monster, tusukannya yang diperkuat dengan daya lompat si monster membuat tombak menusuk terlalu dalam sampai menembus tubuh itu.
Dami mengayunkan tombaknya ke arah depan membuat tubuh monster yang terkena tusukan langsung terlempar menuju ke arah monster lain yang ada di depannya.
Dami membidik monster yang baru meloncat, ia kemudian mengarahkan mata tombak ke arah monster itu sebelum melemparkan tombaknya dengan kuat. Tombak melesat menusuk menembus tubuh monster itu, tombak tak berhenti di sana, senjata itu meluncur menusuk monster lain yang ada di daratan hingga mata tombak menembus menusuk reruntuhan.
Dami segera saja jatuh dari ketinggian. Tepat di bawahnya ada beberapa monster yang bersiap menyambut kejatuhannya, tapi itu adalah kesalahan karena saat itu Dami langsung mengaktifkan perisai yang ia miliki sebelumnya sehingga bukannya tubuh Dami yang mereka terima, tapi tubuh yang dilapisi perisai transparan yang menimpa dan membunuh mereka sekaligus.
Dami yang tiba di daratan segera dikeroyok oleh beberapa monster sekaligus. Saat itu salah satu monster langsung mengayunkan senjatanya, bukannya menghindar atau melindungi diri, Dami malah menangkap ayunan senjata tulang yang memiliki tonjolan itu.
“Sebenarnya ini tidak terlalu kuat untuk melukaiku.” Dami menarik senjata itu lalu melepaskan tendangan sangat kuat pada perut si monster. Ia berbalik arah ke belakang lalu membanting tubuh si monster pada monster lain yang hendak menyerangnya. Hantaman kuat dua tubuh itu membuat keduanya tewas seketika.
“Mari kita lihat seberapa kuat tulang dan cangkang kalian.” Dami memuntir memotong senjata tulang itu dari tubuh monster yang baru saja dibunuhnya. Ia memisahkan senjata itu dari mayat pemiliknya, senjata itu terputus bersamaan dengan dua monster lain yang melepaskan serangan padanya.
Dami memgelak sambil mengayunkan senjata tulang itu, kedua senjata beradu hingga menimbulkan suara benturan kuat, kedua senjata langsung hancur seketika. “Langsung hancur?” Gadis berambut pendek itu tidak berhenti, ia menangkap kepala monster kedua lalu membantingnya ke tanahーatau tepatnya dinding reruntuhanーhingga membuat cangkang luar dari kepala itu hancur.
Dami langsung melompat salto ke depan saat monster pertama lanjut menyerangnya dengan sisa senjata satunya lagi, serangan itu hanya menghantam reruntuhan saja. Ia berbalik ketika dalam waktu yang bersamaan si monster menyerangnya lagi.
Senjata itu dapat dihindari dengan mudah olehnya, Dami kemudian memukul insang pada tubuh monster itu lalu merobeknya dengan tarikan tangan yang kuat, ia melemparkan makhluk itu sampai menghancurkan dinding reruntuhan di sisi lain.
Setelah itu tidak ada lagi lawan yang mendekatinya, sisa monster yang cukup pengecut atau tahu batasam kekuatan tidak berani lanjut menyerang Dami. Gadis cantik itu memandang ke sekitar, tampak jika satu persatu monster yang masih bertahan mulai melarikan diri memasuki air.
“Sepertinya mereka menyerah.” Dami menghela napas. Baru saja ia merasa jika halangan sudah hilang, tiba-tiba ia mendengar suara teriakan seorang perempuan yang jaraknya tidak jauh di sana.
“Ada seseorang di sini.” Dami segera pergi menuju ke sumber suara teriakan tersebut, ia menggerakkan tangan kanannya yang membuat otomatis tombak bergerak dengan sendirinya, benda itu tercabut dari tempatnya tertancap lalu melayang terbang menuju ke tangan Dami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...