Aku punya kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya, hari ini DC perform, kabar buruknya, aku kelewat nonton, gara-gara bosen nunggu, aku ngegame dan akhirnya kelupaan. 😭
Oke, sebenarnya bukan itu kabarnya.
Kabar baiknya, aku udah revisi karya ini dan Scream, udah tujuh chapter masing-masing. Kabar buruknya, belum ada info lebih lanjut soal kirim karya ke tempat lain. 😖. Btw aku mau rampungin sampai 100 chapter dulu ya di sini. Mohon bersabar buat kalian, kuharap kalian Setia nungguin karya-karyaku.***
Suara dari gedung yang runtuh itu terdengar cukup keras dan pastinya akan mengundang perhatian dari makhluk yang ada di sekitar sana. Hongjoong dan Seonghwa hanya mengamati bangunan yang kini telah menjadi reruntuhan itu.
Di sekitar sana masih terdapat debu yang mengepul menutupi daerah reruntuhan. Dilihat dari sisi mana pun, reruntuhan itu haruslah sudah tanpa makhluk hidup yang tertinggal di sana.
Hongjoong melihat ke arah sana, untuk satu menit lamanya dia hanya diam saja melayang di sana, pria itu ingin tahu apakah kedua gadis yang menjadi buruannya masih hidup atau sudah tewas hancur bersama reruntuhan. Namun setelah cukup lama menunggu, tak ada tanda-tanda akan kemunculan mereka dari balik reruntuhan tersebut.
“Kau tak mau memeriksa mereka? Tak ada pergerakan.” Seonghwa menyarankan. Suara yang muncul dari drone itu terdengar agak tak suka karena Hongjoong melakukan penghancuran ini. Sepertinya ia tak mau jika harus mencari tubuh Handong dan Dami yang terkubur bersama berton-ton reruntuhan yang menumpuk.
“Kenapa tak gunakan alatmu untuk memindai mereka?” Hongjoong malah balik menyarankan, namun nada suaranya terdengar jika itu adalah perintah. Hongjoong tampak lebih berhati-hati sekarang, setelah mendapatkan beberapa serangan kejutan dari Dami dan Handong. Ini adalah hal yang layak dirinya lakukan, apalagi dirinya masih belum tahu pasti seberapa kuat dua gadis itu dan apa saja yang mungkin mampu mereka lakukan.
“Ah, tentu saja, tapi aku masih jauh dari tempatmu. Jika mayat mereka sudah ketemu, maka kau yang menggalinya.” Seongha membalas, ternyata memang benar, ia tak mau mengurus apa yang telah diperbuat oleh Hongjoong, yaitu melakukan penggalian.
Dengan perintah ini, semakin jelaslah sudah jika Hongjoong benar-benar waspada terhadap Dami dan Handong.
“Akan kuhancurkan reruntuhan itu, segeralah cari keberadaan mereka. Siapa tahu mereka selamat.” Hongjoong agak mendesak, ia tidak sabar ingin segera menyelesaikan hal ini.
“Terserah apa yang kau lakukan, intinya semua terserah padamu.” Seonghwa membalas. Dari nadanya yang acuh tak acuh, sepertinya ia tak peduli dengan situasi saat ini dan tak peduli terhadap segala tindakan yang Hongjoong lakukan. Drone itu melayang maju secara perlahan di hadapan Hongjoong.
“Aku tahu, gunakan alatmu ini segera.”
Dua drone milik Seonghwa bergerak lebih cepat menuju ke arah reruntuhan yang masih saja diselimuti oleh asap dan debu yang beterbangan di sekitar. Hanya dalam waktu beberapa detik saja, kedua benda hitam itu memasuki asap dan debu sehingga pasang mata Hongjoong kehilangan jejak dari dia benda itu.
Kedua drone tersebut langsung menyusuri reruntuhan yang ada di sana untuk memindai hawa panas yang dimiliki oleh tubuh Dami dan Handong, bahkan jika mereka sudah menjadi mayat, keduanya tak akan dengan mudah kehilangan suhu tubuh. Seonghwa juga mencari gambaran bentuk tubuh manusia sehingga pemindaian yang dilakukan oleh drone miliknya akan lebih efektif lagi. (Penasaran dengan bentuk drone milik Seonghwa? Liat mv alan walker yang judulnya all falls dawn, kurang lebih bentuknya kayak gitu.)
Di sisi lain, apa yang ditangkap oleh kedua drone langsung divisualisasikan oleh drone lain di hadapan Seonghwa, visual itu membentuk layar datar berbentuk hologram sehingga Seonghwa mampu melihat apa saja yang ada di sekitar sana.
“Wah, dia benar-benar merusak semuanya, benar-benar seorang penghancur yang menyeramkan.” Seonghwa menggumam pelan, ia mengomentari hasil dari apa yang telah diperbuat oleh Hongjoong sebelumnya. Dikarenakan tak ada drone yang berada di dekat Hongjoong, pria itu tak mendengar apa yang Seonghwa katakan.
Setelah lebih dari satu menit lamanya, dua drone itu melakukan pencarian, namun tak menemukan adanya hawa panas, meski begitu, kedua benda itu menemukan bentuk sosok tubuh yang terkubur di dalam reruntuhan. Dari hologram, drone menggambarkan jika yang satu berada dalam posisi terlentang, sementara yang satunya lagi berada dalam posisi duduk.
“Ketemu, huh, mereka tak memiliki suhu panas, apa mungkin mereka menjadi mayat?” tanya Seonghwa dengan heran. Meski begitu, ia tetap memerintahkan satu drone untuk terbang kembali pada Hongjoong. Benda hitam itu terbang dengan gerakan yang cukup cepat sehingga hanya memerlukan waktu beberapa detik saja hingga drone tiba di depan wajah Hongjoong.
“Bagaimana?” tanya Hongjoong pada benda itu.
“Aku menemukan dua tubuh, mereka berdekatan. Hanya saja droneku tak mendapati suhu panas pada tubuh mereka.” Seonghwa segera menginformasikan, tak lupa juga ia menyampaikan perubahan suhu tubuh dua gadis tersebut. “Dari ukuran bentuk tubuh mereka yang tervisualisasi, sepertinya mereka terkubur cukup dalam. Mungkin sekitar sepuluh meter paling dangkal.” Seonghwa menambahkan.
“Sepertinya mereka sudah mati. Bagus, aku akan segera menghancurkan reruntuhannya.” Hongjoong langsung berasumsi bahwa Dami dan Handong sudah meninggal setelah mendengar informasi dari Seonghwa.
“Kau terlalu cepat menyimpulkan.” Dari nada yang keluar dari drone, Seonghwa jelas tak yakin dengan apa yang diasumsikan oleh Hongjoong. Dua gadis itu kuat, mereka tak mungkin akan terbunuh dengan mudah.
“Sudahlah, cepat tunjukan padaku di mana lokasi mereka.”
“Huh, ya sudah, terserah dirimu. Ikuti droneku dan kau akan menemukan drone yang satunya berada tepat di atas tubuh dia gadis yang terkubur.” Seonghwa tak mau mengatakan apa-apa lagi pada Hongjoong, ia memerintahkan dronenya untuk kembali menuju reruntuhan gedung yang baru dihancurkan.
Hongjoong mengikuti ke mana arah terbang drone hitam tersebut. Pria itu tak ragu untuk masuk ke dalam kepulan asap dan debu yang membumbung beterbangan tinggi di sekitar reruntuhan bangunan. Ia masuk ke dalam sana lalu terbang untuk beberapa detik lamanya sebelum menemukan drone yang Seonghwa sebutkan sebelumnya.
“Apakah di bawah sini?” tanya Hongjoong yang ingin mengonfirmasi lokasi tepat keberadaan kedua gadis itu.
“Ya, satu meter di sisi kananmu, itu tepat persis lokasinya.” Seonghwa membalas menjawab pertanyaan pria itu.
“Oke, kalau begitu singkirkan dua benda ini, ini menggangguku.”
“Oke, oke. Jangan merusak mainanku.”
Hongjoong mengumpulkan bulu-bulu sayap bercahayanya pada masing-masing sisi sayap yang terbentang lebar. Percikan cahaya terbentuk pada kedua sisi dengan durasi yang cepat. Hongjoong tak membentuk terlalu lama, ia langsung mengayunkan atau mengepakkan sepasang sayapnya, tiba-tiba dua pendaran cahaya itu melesat menuju titik lokasi di mana kedua gadis itu berada.
Ketika Hongjoong merusak meledakkan reruntuhan, apa yang dilihatnya bukan mayat, tapi Dami dan Handong yang berada dalam keadaan baik-baik saja di mana ada pelindung kaca berbentuk bola sempurna yang melindungi mereka, pelindung itu tak kasat mata, hanya saja debu yang mengepul di sekitar sana membentuk pelindung itu dikarenakan diameter bola fi sekitar kedua gadis itu tampak tak memiliki debu yang beterbangan. Keduanya hanya duduk nyaman di sana seolah sudah menunggu akan kedatangan dirinya.
Tentu saja pelindung ini adalah milik Handong, dia memiliki atribut tambahan dari senjatanya, yaitu pelindung kaca yang tak tertembus oleh apa pun. Selama ini belum ada hal apa pun yang berhasil menembus pertahanan miliknya.
“Pantas saja dia bilang dia tak akan mati, ternyata ini jawabannya. Siapa sangka jika dia berpikir dan mengaktifkan pelindungnya.” Dami berucap dalam benaknya saat melihat jika mereka dilindungi oleh pelindung tak kasat mata berbentuk bola dengan diameter lebih dari dua meter.
“Mereka masih hidup?” tanya Hongjoong dengan nada yang benar-benar penuh keterkejutan.
***Belum ada BtS. Mohon tunggu kabar selanjutnya ya. 😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...