128 - Getaran

90 22 10
                                    

128 – Getaran

Gahyeon ingat jika mereka tidak hanya berdua saja di sana. Ia menoleh ke arah Yoohyeon yang ternyata tidak mengubah posisinya, diam berdiri menghadap ke arah luar di mana hujan sedang mengamuk, air benar-benar deras turun dari langit. Tampak jika jalanan sudah memiliki banyak air yang hanyut.

“Kakak kemarilah, kita menghangatkan badan bersama di sini,” ajak Gahyeon sambil menoleh ke arah Yoohyeon. Yoohyeon kemudian menoleh sesaat sambil tersenyum mencibir pada Gahyeon.

“Kau bodoh, aku tak cocok dengan suhu hangat.”

“Eh?” Gahyeon segera teringat jika suhu tubuh Yoohyeon memang dingin. Jadi untuk apa dia menghangatkan tubuh jika dirinya sudah terbiasa dengan dingin? Bahkan suhu normal tubuhnya terlalu dingin untuk manusia biasa.

“Aku agak lupa.” Gahyeon menggaruk kepalanya, JiU yang agak heran segera menoleh pada Gahyeon.

“Apakah dia benar-benar tidak suka suhu hangat?” tanya JiU dengan suara bisikan pada Gahyeon, setelah menanyakan pertanyaan itu melirik sesaat pada Yoohyeon yang sudah kembali memandang ke arah luar.

“Aku pernah menyentuhnya, kakak es benar-benar dingin seperti es sungguhan.”

“Itu membingungkan, dia terbiasa dengan suhu dingin,” gumam JiU yang tidak sadar diri jika dirinya juga abnormal yang terbiasa dan normal dengan suhu panas.

“Entahlah, omong-omong aku mengantuk, aku akan tidur.”

“Hm, aku juga sedikit mengantuk.”

“Sampai jumpa besok.”

“Sampai jumpa.”

Gahyeon yang mulai memejamkan mata kemudian menyanyikan lagu yang nadanya seperti untuk anak-anak, lagu yang sudah berulang kali ia lantunkan saat dirinya berjalan sambil melompat-lompat ketika menemani Yoohyeon saat melakukan perjalanan.

“Kenapa kamu menyanyi seperti itu?” tanya JiU yang merasa penasaran dengan lagu yang Gahyeon nyanyikan.

“Bayi-bayiku menyukainya. Aku juga suka menyanyikan lagu itu, rasanya menyenangkan dan menenangkan.” Gahyeon menyahut sambil memejamkan matanya.

“Oh, apa kamu bisa mengajarkanku menyanyikan lagunya?” pinta JiU yang langsung membuat Gahyeon membuka matanya lagi.

“Tentu saja, ini mudah dan kakak akan menyukainya.” Setelah mengatakan kalimat itu, Gahyeon kemudian menyanyikan lagu tersebut secara perlahan agar JiU dapat mengikutinya dengan baik.

Selama beberapa lama Yoohyeon merasa tak nyaman dengan situasi ini, lalu saat inilah hal yang membuatnya tak nyaman langsung memperlihatkan diri. Saat Yoohyeon menoleh ke arah luar lagi, ia terkejut seketika karena di luar sana ia melihat  air yang sudah mulai naik, bukan hanya air saja yang mulai naik, ia juga merasakan suatu getaran yang cukup kuat mengguncang daerah sana. Untuk memastikan apa yang terjadi, Yoohyeon berlari ke luar sehingga tubuhnya langsung terguyur oleh air hujan.

“Kenapa dia tiba-tiba pergi?” tanya JiU.

“Entahlah, mari kita lihat apa yang kakak lakukan.” Setelah selesai mengatakan itu, Gahyeon dan JiU yang heran dengan apa yang dilakukannya segera saja berhenti dari aktivitas menyanyi mereka, keduanya beranjak kemudian berjalan menuju ke depan pintu.

Yoohyeon tampak mengabaikan guyuran hujan deras yang mengguyur tubuhnya, ia sedang memejamkan mata coba merasakan getaran yang terjadi, gadis berambut hitam panjang itu mencoba mencari tahu penyebab dari getaran tersebut, ia sampai tidak memedulikan keadaan tubuhnya yang kini sudah terguyur oleh hujan.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang