Inspirasi cerita ini hanya dari covernya. Aku liat covernya Bagus dan kepikiran judul album escape the era. Kebayang tujuh cewek lari-lari berusaha membebaskan diri dari kejaran para alien dengan teknologi canggih berupa mesin dan robot, lalu ada monsternya.
Awalnya cuma iseng sih, mau share 7 chapter aja. Eh siapa sangka ada yang respons sama cerita ini. Karena ada dikit ide, akhirnya lanjutin sedikit sedikit.Aku awalnya pusing mikirin setiap karakter dan apa yang mereka punya. Secara, dari cover.
Yoohyeon nyimpen katana di punggung dan dia ada di tengah, otomatis harus jadi pemeran utama. Siyeon cuma megang revolver, ngga cukup dan ngaruh buat perang sama alien. SuA pegang machine gun, lumayan lah, Dami megang tongkat era Y&I. Sisanya nggak pada megang senjata, kan harus sekreatif mungkin nyambungin karakter sama cover.
Untungnya sekarang, semua udah diatasi, cuma bingung aja nentuin alur ceritanya. Pengennya full menegangkan, banyak bertarung dan kejar-kejaran terus sepanjang cerita. Tapi kupikir kalau gitu, rasanya capek sendiri pas baca, emang bikin deg-degan(meski nggak dag dig dug kayak pas liat keseksian mamih bora)
Kupikir kalau ada sedikit adegan lucu dan bikin nyengir, bisa jadi bumbu, sekarang feel escapenya jadi kurang gara-gara itu. Pengen juga ada adegan mendalam antara beberapa karakter, karena itu bisa jadi heroine dan asupan gizi bagi pecinta couple mereka, tapi sekali lagi, feel escapenya takut makin mudar dan hilang. Ceritanya jadi takut melenceng dari permainan awal, terlebih cerita ini emang ditulis seadanya, tanpa ada sinopsis, alur dan ide garis besar, cuma ditulis pas kepikiran dan muncul ide aja.***
NB : Maaf kalau banyak typo dan salah tulis lainnya. Hpku hp yang cocok buat nimpuk maling atau ngulek daripada buat ngetik. 😭😭
25
Hutan pagi tampak agak dingin dan lembap, JiU tak merasa kedinginan karena suhu udara di dalam hutan, api yang dibuat si monster berbentuk wyvern ini menyala semalaman dan tubuh makhluk itu juga mengeluarkan suhu yang hangat.
Ia tidur di balik sayap si makhluk sehingga dirinya aman dari segala ancaman bahaya alam atau makhluk-makhluk nokturnal yang mencari mangsa pada saat malam hari.
Pagi ini, JiU membuat pelana atau tempat duduk yang nyaman dari kulit binatang yang sudah diolah dan dikhususkan untuk tempat duduk, entah bagaimana caranya dia melakukan itu.
Kulit berbulu itu sendiri dia dapatkan dari kulit binatang yang menjadi santapan si monster yang kini sudah ia jinakan dan menjadi rekannya.
"Sudah terang, ayo kita pergi." JiU sudah selesai menyampirkan kulit yang ia gunakan sebagai pelana itu. Jujur saja, duduk di atas sisik tajam dan mengilap membuat selangkangan sakit, pantat sakit, paha lecet dan agak sakit, meski tak sampai bengkak atau cedera lainnya, tetap saja itu tak membuatnya nyaman. Sekarang ada bantalan dudukan yang sama fungsinya sebagai pelana. Ini tak akan membuat ia kurang nyaman lagi saat menunggangi si monster.
JiU sendiri tak menamai makhluk ini, ia tak berniat dan berminat memberi nama sementara ia sendiri tak tahu menahu mengenai dirinya dan keadaan yang saat ini menimpanya.
Ada perasaan aneh di mana ia suka menjinakkan makhluk lain dengan cara... ia sendiri tak tahu dan tak paham bagaimana caranya ia dapat membuat seekor monster jinak padanya.
Makhluk itu meraung sesaat menanggapinya, JiU naik ke atas pelana buatannya dan menepuk pelan si monster. (NB:Enaknya emang dikasih nama agar penyebutannya jelas, tapi gak mungkin kalau namanya Cherry 😱😵😂)
Wyvern tersebut melangkah beberapa langkah dan kemudian mengepakkan sayap, membawa tubuh dan penunggangnya terbang mengitari dan menjelajahi langit.
Angin hangat menerpa wajah dan tubuh wanita itu, beberapa meter tingginya di atas permukaan, ia dapat melihat di depan sana ada kota kumuh yang berada dalam keadaan rusak dan hancur. Bangunan-bangunannya memiliki bentuk yang tidak utuh dan terlalu banyak kerusakan.
"Ada kota di sana, apa kita harus pergi ke sana?" JiU berbicara sendiri saat memandangi keadaan kota, makhluk itu terbang dengan santai.
"Bagaimana menurutmu?" tanya JiU pada makhluk tunggangannya, padahal meski makhluk itu paham terhadap bahasa manusia, makhluk itu tak dapat bicara seperti manusia.
Ada raungan yang makhluk itu keluarkan, dan JiU mendadak sadar sesuatu.
"Oh, bagaimana bisa udara di sini jadi panas ya?" Saat makhluk itu terbang berputar-putar, ada sesuatu yang terbang dan menghantam ekor si monster. Raungan erangan keluar dari mulut makhluk itu.
"Ada apa? Ada yang menyerangmu?" JiU melihat ke bawah dan ada sesuatu yang jatuh, bentuknya putih seperti sebutir telur.
"Apa itu?" tanyanya yang tampak hanya mengatakan kalimat itu pada dirinya sendiri.
Maka ia memerintahkan makhluk tunggangannya untuk turun dan melihat apa yang jatuh tadi.
Saat mendarat di tanah, ia bingung dan sejenak tak mengerti dengan benda yang jatuh itu.
"Benda apa ini? Ada matanya." Ia menyentuh dan memeriksa keadaan benda itu. Tampaknya mati dan tak akan bergerak, ada bagian yang agak penyok di mana pasti itulah yang menghantam wyvern tunggangannya.
Beberapa lama ia memeriksa benda itu, tapi tak membuahkan hasil apa-apa, ia juga tak tahu cara membongkarnya.
Ada pemikiran ia minta bantuan pada si wyvern, tapi ia takut binatang itu merusaknya, siapa tahu di dalam sana ada benda berharga atau benda berbahaya yang bisa membunuh mereka kapan saja.
Entah berapa lama berlalu, JiU menyerah dan berdiri, tapi tak lama kemudian ia mendengar ada suara teriakan wanita, ia tahu jika itu suada makhluk sejenis dirinya, bukan monster-monster atau makhluk berpakaian aneh dengan senjata yang menembakinya seperti saat ia masih berada di dalam ruangan menakutkan.
"Itu, jangan-jangan ada makhluk lain seperti diriku di sini." Ia buru-buru memandang ke arah binatang itu.
"Ayo kita cari sumbernya." Ia segera naik ke atas punggung makhluk itu dan langsung lepas landas. Di atas sana, udara tampak terasa lebih panas dari sebelumnya.
Tapi anehnya, ia merasa lebih bugar dan lebih sehat. Panas matahari yang mulai terbit sama sekali tak mengganggunya. Padahal tanah di sana, aspal dan sebagainya tampak seperti permukaan padang tandus yang memiliki suhu panas luar biasa di mana kemungkinan air akan menguap.
Ia tak merasa kepanasan, meski kulitnya dapat mendeteksi jika suhu di sini jadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Mengabaikan rasa panas yang tak mengganggunya, ia mencari-cari Sumber pemilik suara yang berteriak-teriak itu.
Butuh waktu beberapa lama untuk mencari dan iris mereka fokus pada sela-sela hutan hingga pada daerah yang tak terlalu rimbun, ia menemukan apa yang dicarinya, itu adalah dua sosok makhluk yang mirip seperti dirinya, bertubuh langsing, dua tangan, dua kaki, rambut panjang, benar-benar mirip dengan dirinya. Jelas jika itu adalah makhluk sejenis dirinya, bukan monster atau alien yang menjadi lawannya.
"Kita turun ke sana." Dengan senyum senang, JiU memerintahkan si wyvern untuk mendarat di dekat dua makhluk di bawah sana.
"Akhirnya, aku menemukan makhluk yang mirip denganku." Ia berbicara dalam benaknya.
***
Yang nunggu Scream, sabar dulu ya, belum ada pencerahan, butuh heroine lebih banyak buat dapet imajinasi, tapi aku takut kalau harus nonton atau baca cerita horor😫. Harus cari sumber lain. 😩Pertanyaan buat InSomnia
1. Kenapa semua lagu DreamCatcher selalu diambil perorangan tiap baitnya? Ngga ada bagian bait lagu dinyanyikan oleh dua orang atau lebih, bahkan bagian reff saja, selalu dinyanyikan oleh Yoohyeon, Siyeon, SuA. Ngga dinyanyikan oleh semua member seperti grup lain.
2. Sebutkan nama julukan tiap member.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...