194 - Rencana Gahyeon

112 30 18
                                    

194 – Rencana Gahyeon

Gahyeon benar-benar kelepasan mengatakan itu, ia tidak benar-benar berniat untuk mengatakannya. Sayang sekali semua sudah terjadi, dan hasilnya adalah Yoohyeon dan Dami langsung berhenti melangkah lalu secara bersamaan menoleh ke arahnya.

“Sial, aku dan mulut besarku.” Gahyeon mengumpat dalam benaknya. Ia segera berdiri lalu menepuk salju yang menempel.

“Ahahaha, aku tidak mengatakan apa-apa.” Ia memasang ekspresi polosnya. “Ayo kita pergi!” Ia berseru semangat, sayangnya tidak ada yang menanggapi, Yoohyeon dan Dami jelas memasang tatapan menusuk padanya, JiU bengong karena perkataan Gahyeon sebenarnya.

“Apa yang kau rencanakan?” tanya Yoohyeon langsung pada intinya.

“Sialan, malah ketahuan.” Gahyeon bergumam pelan, saat itulah Yoohyeon tiba di hadapan Gahyeon lalu menjewer telinga gadis itu kemudian mengangkatnya ke atas, Gahyeon sampai harus berjinjit.

“Aw, aw ampun! Lepaskan aku tolong!”

“Apa kau baru saja mengumpat padaku?”

“Aku tidak mengumpat, tolong lepaskan aku! Kumohon!” Gahyeon memelas, ia memegang tangan Yoohyeon. Karena tidak ingin disentuh lebih lama lagi, Yoohyeon kemudian melepaskan tangannya, Gahyeon langsung duduk, meraih salju lalu menempelkannya pada telinganya.

“Astaga, panas sekali, ini sakit.” Gahyeon meringis pelan, Dami benar-benar tak menyangka jika Yoohyeon tak menahan diri untuk mengurus dan memperlakukan Gahyeon dengan kasar, hal ini dirinya tahan sejak kemarin, ia selalu menahan diri untuk tidak melukai Gahyeon.

“Apa maksudmu dengan rencana?” tanya Dami, ia berjalan ke samping Yoohyeon. Gahyeon kemudian mengangkat wajahnya memandang kedua gadis itu.

“Aku tidak punya rencana apa-apa, sungguh.” Ia tampak berusaha menyangkal.

“Sebenarnya aku juga curiga jika kau memiliki rencana.” Yoohyeon yang menyilangkan tangan di dada segera memandang dingin pada Gahyeon, “Awalnya aku tidak peduli saat kau memohon untuk ikut bersama denganku atau saat kau memohon membawanya serta bersama kita.” Ia mengangguk sesaat pada JiU. Atas ucapan Yoohyeon, Dami tentu bisa mengambil kesimpulan jika Gahyeon benar-benar punya niat dan tujuan tertentu untuk mengumpulkan mereka.

“Kakak, kita harus mencari pedangmu. Ayo pergi.” Gahyeon segera mengalihkan topik, ia tahu jika Yoohyeon tidak memiliki katananya, jelas terlihat jika yang ada pada punggung Yoohyeon hanya sarungnya saja.

“Itu katana.” Dami mengoreksi.

“Sama saja.”

“Beda. Jangan mengalihkan topik dan katakan apa tujuanmu!” Dami segera saja mempertegas.

“Menurutku kita harus menyelesaikan percobaan ini, kita bisa memulihkan energi kita.” JiU juga segera mengalihkan topik, ia paham dengan posisi Gahyeon yang terpojok, maka dari itu ia berinisiatif membantunya.

“Itu tugasmu, sekarang tutup mulut. Aku sedang bicara dengannya.” Yoohyeon langsung membungkam JiU saat itu juga.

“Kakak.”

“Omong-omong, banyak kepala ikan yang mengejarku ke sini. Jika kau tetap bungkam, aku akan pergi tanpa kalian.” Yoohyeon yang tahu jika Gahyeon susah untuk buka mulut, ia langsung memberikan ancaman padanya.

“Jangan tinggalkan kita!” Gahyeon hendak memeluk kaki Yoohyeon, tapi dengan mudah Yoohyeon menghindar membuat Gahyeon jatuh mencium salju.

“Waktumu tiga detik untuk menjelaskan. Tiga, dua, satu.” Dami menekan Gahyeon dengan hitungannya, tentu saja Gahyeon langsung beranjak berdiri.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang