Adakah yang menjadi titik fokus kalian para reader? Atau udah liat gambar ini? Kalau belum, fokuskan tatapan kalian pada Gahyeon.
***
Pertarungan yang panjang dan melelahkan sudah selesai, SuA memasukkan senjata barunya yang ternyata dapat bertransformasi menjadi bentuk seperti yang ia inginkan. Hal itu memudahkannya tuk dibawa-bawa di dalam tas.
Ketika meninggalkan tempat, SuA agak sempoyongan dikarekanakan tubuhnya terlalu banyak kehilangan energi, maka Siyeon memutuskan untuk membagi botol terakhir miliknya. SuA jelas-jelas menolak karena Siyeon paling membutuhkan itu, Siyeon tak bisa meninum lebih karena ia takut mendapat efek samping. Setelah beberapa detik perdebatan, dan atas desakan dari Siyeon, akhirnya mereka memutuskan untuk meminum cairan itu secara rata, masing-masing menghabiskan setengah.
Setelah itulah, SuA baru mampu bergerak dan mampu memapah Siyeon pergi dari tempat itu.
Saat ini, Siyeon yang masih cedera dipapah olehnya. Malam ini langit sudah terang lagi, bulan menerangi keadaan sekitar.
Siyeon dan SuA berjalan secepat yang kaki Siyeon mampu, keduanya memegangi Handgun di satu tangan, mereka tak menurunkan penjagaan, siapa tahu ada monster-monster bersurai yang mirip seperti seekor anjing lagi.
Keadaan kota yang sepi hanya memperbunyikan suara langkah mereka yang kesusahan melewati jalan yang tak rata dan napas mereka yang memburu. Bahaya bisa muncul kapan saja, keduanya menajamkan semua indra mereka.
Tatapan mereka menyisir ke sekeliling ketika setiap langkah dilalui.
"Kuharap malam ini aman. Aku tak punya cukup amunisi jika muncul sekelompok monster lagi." SuA yang pertama kali buka suara, tangan kirinya memegangi tangan kanan Siyeon yang ia kalungkan di pundaknya, tangan kanan yang memegang pistol menopang tubuh Siyeon agar mampu bergerak dengan baik.
"Kuharap. Pemulianku terlalu lambat, ini tak bisa disembuhkan dalam satu malam. Mungkin sampai besok aku masih belum pulih, kita tak bisa menghadapi bahaya jika keadaanku seperti ini." Siyeon membalas dengan lemah. Sekujur tubuhnya masih merasakan rasa sakit akibat pertarungan hebat melawan pria yang entah alasannya, dia menginginkan mereka tewas.
"Kecuali kau meninggalkanku, mungkin kau bisa menyelamatkan diri dan bisa menghindari bahaya dengan mudah." Siyeon menambahkan dengan nada sarkasme. Perkataan itu mendapat pelototan dari SuA.
"Kau pikir aku sehina itu? Aku pasti memukulmu jika keadaan badanmu baik-baik saja." SuA kesal akibat perkataan itu. Siyeon hanya terkekeh sesaat sebagai tanggapan.
Terbesit dalam pikirannya untuk mengonsumsi cairan energi lebih dari satu botol, tapi siapa yang tahu efek samping yang akan didapatkan? Balon saja jika kelebihan udara, bisa meledak. Jika tubuhnya kelebihan energi, maka entah apa yang akan terjadi pada tubuhnya.
Lagi pula, keadaan tubuhnya yang saat ini bukan memerlukan banyak energi, tapi memerlukan istirahat, lukanya terlalu parah untuk disembuhkan oleh sel dan kemampuan regenerasinya. Hanya perlu menunggu dan berharap dengan berlalunya waktu, kemampuan regenerasi tubuh akan membantunya berangsur pulih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)
Science FictionIni cerita fanfiction ya, buat yang gak suka, mungkin boleh lihat-lihat dulu, siapa tahu jadi penasaran lalu bisa tertarik dan berakhir suka. Cerita mengandung humor, mohon maklumi kalau ada hal-hal yang konyol dan candaan tak sesuai kondisi, sengaj...