83 - Mencoba Mengendarai Kendaraan

147 38 11
                                    

Perbuatan siapa lagi ini coba? 😂😂😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perbuatan siapa lagi ini coba? 😂😂😅. Terniat bener. Tapi aku suka. 😘
Hari ini nonton perform DC ah.

***

Dua gadis itu berjalan menyusuri lorong untuk menuju ke ruangan  luas penuh kendaraan, mereka berjalan dengan langkah yang cepat. Tas besar yang mampu menampung manusia dewasa itu tampak membuat keadaan mereka terasa kerepotan karena ukurannya. Padahal nyatanya tidak sampai seperti itu, bahkan bobot tas tersebut terasa ringan bagi keduanya.

“Setelah ini kita akan pergi ke mana lagi? Aku ingin mencari keberadaan serigalaku, tapi kita tak punya petunjuk apa-apa. Selain itu mungkin ada hal yang lebih baik harus dilakukan?” Siyeon memulai pembicaraan ketika ia berjalan mengekori langkah SuA di depannya. Gadis itu tampak membawa handgun pada tangannya. Siyeon curiga jika mereka membawa senjata dengan bentuk dan jenis berbeda lagi. Itu akan membuang waktu dan volume tas saja.

Ada bagusnya jika mereka hanya membawa satu atau dua jenis senjata saja lalu membawa peluru sebanyak yang bisa dibawa. Sebelumnya, Siyeon tak sempat melihat apa saja yang sudah ada di dalam tasnya, ia hanya memasukkan uzzi dan beberapa bahan peledak saja.

“Saat ini hanya satu tujuanku, meski sebenarnya aku tak tahu apakah ini tempat yang tepat atau hanya bahaya yang menunggu kita di sana.” SuA menyahut menjawab pertanyaan yang Siyeon lontarkan sebelumnya.

“Pulau langit itu?” tebak Siyeon. Lawan bicaranya itu hanya mengangguk singkat, Siyeon berjalan lebih cepat untuk menyetarakan langkah mereka. SuA menoleh ke arahnya.

“Ya. Kau mau ikut?”

“Kenapa tidak? Kau kan tak mau ditinggal.” Siyeon tersenyum dengan sedikit nada ejekan terselip dalam nada bicaranya. Tapi tampaknya SuA sama sekali tak memedulikan itu.

“Lalu bagaimana dengan serigalamu?” gadis itu balas bertanya. Sejak awal, sepertinya Siyeon sangat memedulikan makhluk itu, makanya ia mempertanyakan itu padanya.

Siyeon tak langsung menjawab pertanyaan itu, ia memandang ke atas sesaat kemudian kembali memandang SuA.

“Kota ini terlalu luas, melakukan pencarian tanpa arah dan tujuan bahkan tanpa petunjuk sama sekali akan sama halnya berjalan merayap dalam kegelapan. Aku akan menyerahkan semua ini pada takdir saja. Jika memang aku harus bertemu lagi dengannya, maka kita pasti akan bertemu.”

“Pemikiran yang bagus dan bijak.” SuA membalas memuji, Siyeon hanya tersenyum singkat sebagai tanggapan. “Omong-omong, siapa nama serigala itu?” tanya SuA.

“Nama?” Siyeon mengulang dengan nada yang bertanya-tanya. Ia tampak seolah baru menyadarinya.

SuA mengangguk menanggapi, tapi ia melihat ekspresi Siyeon yang agak bingung. “Apa kau tak menamainya?” tanyanya yang agam curiga.

“Sepertinya aku melewatkan soal itu. Atau mungkin ingatanku mengenai namanya malah hilang juga.” Siyeon membalas dengan agak kebingungan, ia bahkan sampai menggaruk kepalanya.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang