178 - Menangis Bersama?

86 25 6
                                    

Gahyeon kemudian menceritakan perjalanannya dari awal bangun sampai beberapa waktu lalu bisa bertemu lagi dengan Dami. Cerita Gahyeon dimulai pada saat ia bangun, kemudian berhadapan dengan unit robot. Setelah itu ia bertemu dengan Yoohyeon, keduanya menyusuri kota bersama sebelum hari berikutnya bertemu dengan Dami dan Handong yang sedang berseteru. Karena Handong menyebutkan nama Yunho, maka Yoohyeon ikut campur dalam konflik mereka. Setelah perpisahan itu, hari berikutnya mereka pergi ke hutan lembap yang mengandung kadar air tinggi saat merasa jika cuaca akan panas.

Di dalam hutan itulah Gahyeon dan Yoohyeon bertemu dengan JiU. Karena suatu alasan, Gahyeon menyukai JiU dan begitu juga sebaliknya sehingga mereka memutuskan pergi bersama, tentu saja setelah beberapa bujukan pada Yoohyeon. Tak lama mereka bertiga, muncul pria bernama Yeosang yang ternyata ingin berteman dengan mereka.

Tak lama dari itu, muncul pria lain yang memiliki kemampuan menggandakan tubuh. Pria itu berniat buruk pada mereka sehingga mereka terpaksa melarikan diri. Kejadian berikutnya adalah mereka terpisah dengan Yeosang karena suatu insiden.

Lalu sisa hari itu mereka terjebak hujan dan banjir, JiU pingsan karena kehabisan energi yang memaksa Yoohyeon pergi untuk mencari apa pun yang bisa membangunkan JiU. Sayangnya Yoohyeon tidak kembali hingga pagi berikutnya Gahyeon tiba-tiba diserang oleh sekelompok robot. Saat Gahyeon melarikan dengan JiU, keadaan masih biasa sampai ia berniat mencari barang mereka yang hilang. Gahyeon menceritakan sampai di mana ia terkepung lalu muncul Dami.

Selama cerita, Dami dan JiU hanya menyimak tanpa mengeluarkan satu patah kata sama sekali. Setelah Gahyeon selesai bicara, JiU langsung menangis lalu memeluk Gahyeon erat.

“Aku minta maaf. Kamu menderita karena aku. Aku kakak yang buruk! Maafkan aku!” Di luar dugaan, sikap JiU yang ditampakkan saat ini tampak dewasa, tidak polos dan kekanakan seperti biasanya. Ia bahkan bicara dengan lirih dan benar-benar sedih saat mendengar Gahyeon berjuang untuknya. Tentu saja, ekspresi ini membuat Dami tak percaya karena tindakannya seperti gadis dewasa yang terharu sekaligus sedih.

Dari wajah sedihnya, ada kecantikan dan aura elegan yang terpancar. Ekspresi yang diperlihatkan saat ini jauh lebih normal dan cocok dengan penampilannya yang merupakan seorang gadis dewasa.

“Kakak jangan menangis, itu membuatku ingin menangis juga.” Gahyeon bergelagat sebaliknya, ia malah menangis seperti bocah. Gahyeon memeluk JiU dengan erat sambil membelai punggungnya, sementara matanya sendiri mengeluarkan linangan air mata yang banyak.

“Tapi aku sudah menjadi kakak yang buruk karena menyusahkanmu.” JiU membalas dengan terisak. Sikap dewasanya malah membuat Gahyeon semakin luluh dan tidak tega mendengar dan melihat JiU menangis. Sementara Dami sendiri tidak tersentuh dengan adegan mereka, ia hanya menggeleng menggaruk tengkuknya sambil menundukkan kepalanya, malas menonton mereka.

“Aku tidak merasa susah, aku senang melakukannya. Jadi jangan menangis lagi ya.” Gahyeon menggeleng, ia membujuk agar JiU tidak menangis lagi, tangan kanannya masih senantiasa membelai punggung berlapis pakaian yang terhalang rambut merah.

“Bahkan baru beberapa hari, tapi sudah banyak hal yang terjadi.” Dami menggumam dengan kepala yang masih menunduk, ia mengabaikan drama kakak adik yang menangis bersama itu. Beberapa detik kemudian, JiU sudah menghentikan tangisnya setelah beberapa bujukan dari Gahyeon, keduanya sudah tidak menangis lagi.

“Kau bilang ada dua lelaki? Yang satu ingin berteman dan yang satu lagi ingin membunuh kalian?” tanya Dami yang mengangkat wajahnya. Ia merasa jika keadaan sudah mulai tenang lagi dan drama membosankan mereka sudah usai.

JiU dan Gahyeon melepaskan pelukan lalu beralih memandang Dami, keduanya mengubah posisi duduk menjadi bersebelahan lagi.

“Ya, yang satu dapat menjadi banyak, jumlahnya tidak bisa kuhitung, dia jahat meski wajahnya lucu. Yang satu lagi dapat berubah menjadi monster, yang ini berpihak pada kami.” Gahyeon memberitahukan sambil memyeka air matanya. JiU hanya mengangguk mengiyakan.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang