07 - SuA

428 83 9
                                    

07 – SuA, the Shooter

Sosok robot raksasa berjalan di tengah puing-puing bangunan. Sesekali sesuatu dari pasang matanya keluar, melakukan pemindaian terhadap segala benda yang berada di sekitar, tampaknya benda itu tengah mencari sumber kehidupan.
Robot itu memiliki sepasang kaki yang panjang, tinggi keseluruhan benda itu sekitar enam meter. Sepasang tangan menggerakkan bangunan, menggapai dan menghancurkan bagian puing. Sepasang tangan tambahan memegang senjata yang siap ditembakkan kapan saja.
"Yaah, bagaimana caranya aku menghadapi makhluk sebesar itu? Melarikan diri juga akan percuma, bersembunyi di sini lebih lama, bukan pilihan. Cepat atau lambat, tak lama lagi aku akan ditemukan." Di dalam sebuah puing bangunan di mana sekitar empat lantai bangunan masih berdiri, sosok gadis cantik memerhatikan gelagat mesin itu, ia sesekali mengintip di balik jendela yang sudah rusak. Ia menggendong sebuah tas besar di punggungnya. Ukuran tas itu tampak tak normal untuk diangkat oleh gadis yang memiliki ukuran tubuh dan tinggi seperti dirinya. Tapi tampaknya tas besar itu sama sekali tak mengganggunya, bobot di dalam sana sepetinya sama sekali bukanlah suatu beban bagi gadis cantik tersebut.
SuA memutar otak, mencari cara agar ia dapat mengalahkan makhluk itu, senjata yang ada bersamanya hanyalah sebuah senapan laras panjang, ini adalah tipe senjata sniper. Ia tak tahu bagaimana bisa gadis sepertinya mampu memiliki benda semacam ini, ia tak ingat apa-apa. Yang dirinya tahu, dia mampu menggunakan senjata itu dengan amat baik.
Sayang sekali, benda ini benar-benar tak ada gunanya ketika dihadapkan dengan mesin raksasa yang memerlukan senjata penghancur skala besar untuk menjatuhkannya. Mungkin jika ia memiliki banyak bahan peledak, maka ada kemungkinan ia mampu menjatuhkannya, sayang sekali yang dimilikinya serba terbatas dan tak mendukung situasi.
"Apa yang harus kulakukan?" Ia mengetuk kepalanya, mencari solusi agar ia dapat lolos dari situasi ini.
Robot raksasa tersebut melakukan pemindaian mencari sosok yang dituju.
Target : Kim Bo Ra Codename : SuA
Status : Mechanic, Shooter, Ace.
Code : Unknown
Tingkat ancaman : S, A, B.
Ia berlari secepatnya, Hal itu segera mendapat perhatian dari si sosok robot melihat kemunculannya dan segera melakukan pengejaran terhadap SuA. Tentu saja robot itu dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan memiliki sistem yang sensitif terhadap gerakan makhluk hidup.
"Oke, aku harap ini bukan kesalahanku, aku tak mau mati diinjak makhluk jelek itu." SuA berlari secepat yang ia bisa, Tembakan-tembakan berlesatan padanya, ia menghindar sebisanya.
"Aah, yang benar saja, aku bisa mati puluhan kali!" SuA berteriak histeris ketika beton dan aspal di sekitarnya hancur berantakan terkena serangan-serangan dari tembakan robot raksasa tersebut.
Hebatnya, SuA dapat mengelak dan melarikan diri dalam waktu bersamaan seolah ia bisa melihat ke arah mana robot itu menembak.
Ia terus berlari sampai melihat sebuah gedung yang masih kukuh meski keadaannya sangat berantakan. SuA segera masuk ke dalam sana, si robot terus mengejar dan menghancurkan dinding bangunan tersebut.
"Sampai seperti itukah obsesimu? Aku bahkan tak tahu apa kesalahanku." SuA merunduk saat dinding-dinding bangunan terlempar ke segala arah oleh amukan tangan-tangan mesin tersebut.
"Ini gila, bagaimana aku melawannya?" Ia mengintip, tampaknya robot itu mengalami kesusahan saat hendak menerobos masuk ke dalam bangunan ini.
Banyak bahan baku dari bangunan yang tampaknya sangat kuat dan padat untuk dilewati si unit robot.
SuA segera mengeluarkan sebuah revolver.
"Ini benar-benar tak berguna, harusnya aku memiliki peluncur misil untuk menjatuhkannya."
SuA memandang ke sekitar, mencari jalan bagus untuk mengatasi keadaan ini, ia segera berlari menjauh menuju lift.
Lift ia tendang pintunya dan langsung rusak seketika.
"Astaga, aku tak menyangka jika aku sekuat ini." Ia melihat pintu lift yang rusak. SuA masuk ke dalam sana dan mengoperasikan tombol-tombol.
"Bagus, tak ada listrik. Bodohnya aku, bangunan jutaan tahun seperti ini mana mungkin ada listriknya." SuA mengumpat pada dirinya sendiri, ia keluar dan terpaksa naik tangga untuk sampai ke lantai atas.
Ia mencari celah dan memerhatikan setiap tiang-tiang bangunan yang kukuh itu. Ia segera mengeluarkan barang-barang di dalam tasnya.
"Bagus, siapa sangka aku membawa mainan seperti ini, pantas saja tas ini sangat berat." SuA tersenyum saat melihat isi dalam tasnya, faktanya ia sendiri tak tahu kenapa bisa ada di tempat macam ini dengan senjata murahan yang hanya bisa membunuh makhluk kecil, bukan raksasa robot seperti itu.
Ia juga sama sekali tak tahu tentang dirinya, kenapa bisa dia membawa barang-barang aneh itu.  Di dalam sana memang ia melihat banyak jenis benda yang mungkin bisa berguna baginya untuk mempertahankan diri. Ia mengeluarkan sebagian benda yang sekiranya tak berguna di dalam tas.
"Oke, aku dapat ide." Saat ia mendapat ide, si robot raksasa berhasil masuk. SuA segera bergerak melakukan idenya, melemparkan benda-benda dalam tasnya pada dinding dan melarikan diri.
"Kau datang terlalu cepat." Robot itu naik ke lantai dua dan menghadapi SuA, terpaksa ia merunduk saat tangan mesin itu akan menepuknya dari arah samping, SuA membanting tubuh ke samping saat ia melihat tangan satunya memukul dari atas ke bawah.
Gadis itu berlari menuju sebuah tiang, dan si robot menembakinya. Tiang itu hancur dan Sua seketika melompat ke dinding lain.
"Aku bahkan belum bernapas, gila sekali." SuA kesal dan bersembunyi, lagi-lagi dinding besar itu hancur.  Ia berlari ke dinding lain dan menyiapkan diri, sementara si robot terus melepaskan tembakan.
Saat dinding itu hancur, seketika itu juga lantai tiga dan lantai dua ambruk menimpa si robot. SuA berlari menjauh, lantai retak melebar seolah mengejarnya, ia terus berlari dan melompat ke titik aman.
SuA menggunakan bahan peledak yang ada pada tasnya untuk meledakkan setiap dinding dan alhasil seperti ini, atap bangunan roboh seketika.
"Oh, siapa sangka ini berhasil. Aku yakin makhluk itu belum tamat." SuA yang duduk di lantai dengan napas terengah segera bangkit berdiri. Revolvernya masih ia pegang dengan erat.
Langkah kakinya dipercepat mendekat menuju lubang besar yang ambruk tersebut.
SuA menengok ke bawah, sama sekali tak ada pergerakan, tapi ia tak percaya begitu saja jika dia menang sangat mudah.
SuA melompat turun ke atas puing-puing dan menemukan sendi-sendi leher dari si robot di antara reruntuhan, ada pergerakan.
"Baiklah, saatnya tunjukan kegunaanmu." SuA berbicara pada revolver tersebut dan menembaki sendi-sendi si robot sampai pelurunya habis.
Gerakan-gerakan dari reruntuhan membuat ia waswas.
"Oke, waktunya pergi." SuA kembali berlari, meninggalkan ruangan itu. Keluar dari gedung bertingkat dan secepat kaki mungilnya bisa melangkah, ia terus berlari menjauh. Baru saja sekitar seratus meter, ledakan-ledakan besar terjadi dan meruntuhkan bangunan.
"Wuuu Aku menang!" Ia bersorak penuh kemenangan dan duduk begitu saja di sana. Rasanya sangat letih karena melalui segala hal yang menguji adrenalinnya.

***

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang