Alfandy Pov
Almeera sudah pulang dari rumah sakit dan dia pun sudah mulai masuk kerja. Aku tidak pernah menyuruh ataupun melarangnya untuk bekerja. Aku tidak mau terkesan mengekang hidupnya, toh dia juga tidak mengekangku.
"Maaf dan ada yang nyariin itu" Seorang junior masuk memberitahuku.
"Laki? Perempuan?" Tanyaku.
"Perempuan" Jawabnya.
Aku masih menebak siapa yang kiranya datang mencari ku. Aku tidak mempunyai teman perempuan selain teman perempuan yang satu profesi.
"Erin?" Rupanya Erin yang datang.
"Hey sayang, kamu sih aku chat gak balas-balas" Dia merajuk padaku.
"Kenapa harus nyamperin ke sini sih? Kamu gak ada kerjaan?" Jawabku.
"Gitu banget sih Al ngomongnya. Kalau sekiranya gak suka aku ke sini ngomong baik-baik aja jangan ngebentak" Dia marah padaku.
"Sayang, aku bukan bentak. Tapi aku kaget aja kamu ke sini nanti orang-orang nanyain kamu siapanya aku" Jelasku.
"Ya kamu kasih tau lah aku ini pacar kamu, calon istri kamu" Ucapnya.
"Sayang aku udah nikah sama Almeera, kamu gak ingat? Dan semua orang disini tau kalau Almeera istri aku. Apa kata orang nanti kalau kamu ngaku gitu, aku juga yang repot. Aku bisa kena sanksi, mau kamu?" Jelasku padanya.
"Ya gak sih. Udah deh ayok kemana gitu aku dah terlanjur ke sini" Ucapnya.
"Aku masih ada jam dinas sayang. Nanti sore ya" Tolakku padanya.
"Hm ya udah deh, aku pulang dulu. Nanti kabari ya udah pulang langsung pergi" Aku mengiyakan saja.
"Assalamualaikum mas, maaf ganggu kamu kerja. Aku dapat amanah dari mama suruh sampaikan ke kamu kalau nanti sore udah ashar ada undangan aqiqah. Tadi kata mama pergi barengan aja, mama dan yang lain ngumpul di rumah" Pesan dari Almeera.
Dia memang tidak pernah chat padaku tentang pribadi. Dia hanya chat kalau misalkan keperluan keluarga atau pesan mama.
"Waalaikumussalam ya" Sengaja memang ku jawab singkat saja. Tidak mau ku terkesan berbaik dengannya dan menerimanya.
Almeera Pov
Ini adalah bulan ke 5 aku menikah dengan Mas Alfandy. Semua tidak ada yang berubah, baik itu kelakuan, tingkah laku ataupun perasaannya padaku. Sedangkan aku sudah menaruh hati padanya.
"Assalamualaikum, jam berapa mama dan yang lain sampai?" Mas Alfandy baru saja masuk ke dapur dan bertanya.
"Waalaikumussalam jam 4 udah disini" Jawabku.
Aku tidak banyak bicara dengannya, karena ku pikir tidak ada gunanya juga mengajak bicara orang yang tidak suka kita.
"Siapin air hangat aku mau mandi" Tanpa menjawab langsung ku beranjak ke lantai atas untuk menyiapkannya.
Ku siapkan air hangat untuknya dan ku sediakan juga sabun cair serta handuknya. Tapi tadi tidak sengaja airnya membasahi celana yang ku pakai. Akhirnya aku berganti baju saja sekalian didalam.
"Airnya udah si..?" Dia kaget saat masuk ke kamar mandi.
Aku hanya menggunakan tanktopku dan celana dalam saja. Buru-buru ku balik badan agar dia tak melihat. Sebenarnya udah halal dia liat itu.
Tanpa bicara lagi dia langsung keluar dan tak menutup pintu. Aku buru-buru mencari handuk dan masuk ke dalam dengan menggunakan handuk bajuku.
Setelah melihatku keluar kamar dia langsung masuk ke kamar mandi. Aku tak lama dikamar langsung ganti baju dan turun lagi ke dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
General FictionMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.