Part 40

4.1K 163 8
                                    

Arumi Pov

"Hahaha biasa aja Ra gak usah muka takut gitu. Memang agak beresiko aku hamil di umur yang sekarang. Tapi mau bagaimana lagi kan ya udah rezeki, siapa tau ini nanti dapet laki-laki" Jawabku padanya.

"Wah gitu mba, semoga ya mba dapet laki yang ganteng kayak papanya" Jawab Ara.

"Kayak Arfan Arhan juga gak papa, pada ganteng-ganteng gini" Jawabku sambil menggoda Ara.

"Haha iya mba mereka pada ganteng-ganteng banget, aku kadang jadi minder kalo jalan orang pada liatin. Entah apa diotak mereka saat liat kami, entah mikir aku ini babysitter mereka" Ara ngakak.

"Eh gak gitu dong Ra, kamu cantik gini pasti mereka kagum karena kamu cantik dan mereka ganteng" Jawabku.

"Hehe makasih deh kalo mba bilang aku cantik" Dia nyengir.

Memang kadang gak sadar diri dia, dia itu cantik dan baik hati pula. Tapi kadang-kadang dia minder dan tak percaya diri.

"Mama" Suara rengekan Lea.

"Kenapa dek?" Aku mendekati ranjangnya.

"Haus" Jawabnya.

"Bentar ya mba aku ambilin" Ara mengambilkan air minum yang memang ada di dalam ruangan ini.

"Ini mba" Dia menyerahkan airnya.

"Mau tante Ara yang suapin" Ucap Lea.

"Aduh manja nih sama tantenya" Ucapku.

"Gak papa kali mba mungkin dia rindu aku" Ara mengambil kembali gelas air dan mendekati Lea.

"Lea kangen tante, kalau Arfan sama Arhan bangun kan gak enak kalau peluk tante. Nanti mereka marah sama Lea kalau peluk tante" Dia langsung memeluk Ara.

"Abang gak malah kalau kakak mau peluk mama" Sahut salah seorang anak Ara yang baru masuk ke kamar.

"Ini Arhan" Ucapku.

"Betul!" Seru Arhan.

"Udah bisa kan mba ya bedain mereka berdua" Ucap Ara senyum.

"Haha udah bisa dong. Sini Arhan sama tante" Arhan mendekat padaku.

"Kakak juga kan ngebolehin abang deket-deket sama mama kakak, jadi kakak juga boleh deket-deket mama abang" Arhan tersenyum.

"Makasih ya Arhan" Lea mengeratkan pelukannya ke Ara.

"Peluk juga ya tante" Arhan juga memelukku erat.

Asik pelukan kami dikagetkan dengan pintu yang terbuka. Memang pintu kamar ini sedikit berderit kalau dibuka.

"Arfan" Ucap Ara pelan.

Mungkin Ara takut kalau anaknya ngambek dia meluk Lea. Lea juga langsung mengendurkan pelukannya ke Ara.

"Sini bang" Panggil Arhan.

Arfan berjalan dengan wajah dingin dan menatap ke arahku serta juga sesekali ke Lea.

"Kenapa kakak gak peluk mama lagi?" Tanya nya.

Kami agak kaget mendengar pertanyaan Arfan. Apa dia tidak marah mamanya dipeluk Lea?.

"Boleh?" Tanya Lea ragu-ragu.

"Boleh, kan kakak sama Tante Alumi juga baik sama abang dan mama" Jawabnya.

Dia duduk disamping Ara dan menarik pinggang Ara untuk dipeluknya.

"Ayok peluk sama-sama" Ucap Arfan.

"Gak mau peluk mamanya?" Tawarku ke Arhan.

"Gak muat lagi tante, kili kanan udah penuh. Abang peluk tante aja ya" Dia kembali memelukku.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang