Almeera Pov
Kami sudah masuk di parkiran mall. Yup tujuan utama yaitu mengajak anak-anak menonton bioskop. Kebetulan ada movie anak-anak yang baru saja rilis. Sesekali juga ajak mereka nonton gini ramean.
"Tas mama ketinggalan" Arfan memberikan tasku.
"Eh iya mama lupa. Makasih ya bang" Jawabku.
"Sini!" Mba Arumi, Nisa, Rahma dan Lea sudah menunggu di dekat jalan keluar parkiran.
Arfan dan Arhan langsung menggandengku kiri kanan. Aku seperti memiliki bodyguard saja kalau begini.
"Kalian lucu kayak bodyguard gitu gandeng Tante Ara kiri kanan" Ucap Rahma saat kami tiba ditempat mereka menunggu.
"Kita tuh anak cowok kak jadi kita yang halus jagain mama. Siapapun jahatin mama siap-siap dapat pukulan maut Abang Alfan" Ucap Arfan dengan pedenya.
"Iya bang, siapapun yang jahatin mama kita Abang Alhan dan Abang Alfan akan maju paling depan untuk membasminya" Sambung Arhan.
Capek aku menahan tawa melihat tingkah kedua bocah kembar ini.
"Udah yuk jangan kebanyakan ngobrol ntar ketinggalan movie nya" Aku menghentikan drama Arfan dan Arhan sedangkan yang lain masih tertawa dengan sikap si kembar.
Alfandy Pov
Hatiku sampai sekarang masih tidak tenang. Bagaimana bisa selama 3 tahun aku tidak tau kalau aku sudah punya anak. Almeera menyembunyikan anak-anakku dari ku. Ya memang mungkin salahku juga karena dulu aku sempat tidak mengakuinya.
"Jalan-jalan yuk mas" Erin lagi-lagi bergelantungan.
"Mau ke mana sayang?" Tanya ku.
"Ke mall yuk ada baju baru kemaren di toko biasa aku belanja" Jawabnya.
Itulah Erin pikirannya hanya ke belanja saja. Aku heran dengannya baju sudah banyak sekali tapi masih juga kurang. Beda sekali dulu dengan Almeera, dia hampir tidak pernah belanja keperluannya sendiri. Bahkan kartu kredit yang aku kasih ke dia tak dia gunakan sama sekali.
"Ya udah ganti baju gih" Ucapku.
Dia kegirangan dan langsung secepat kilat mengganti bajunya.
"Assalamualaikum kak, Kak Erin di rumah gak?" Sebuah chat masuk ke hp ku.
"Waalaikumussalam ada ini kenapa Si?" Balasku.
"Sisi ada perlu kak sama Kak Erin, boleh nanti Sisi ke rumah?" Balasnya lagi.
"Iya boleh datang aja" Jawabku.
"Makasih kak" Balasnya lagi.
Sisi ini adalah adik kedua Erin, dia sekarang SMA kelas 10 beda 2 tahun dengan Siska yang kelas 12. Sisi, Siska dan Erin berbeda sifat. Siska lebih dominan sifat Erin sedangkan Sisi memiliki sifat yang baik dan sopan santun.
"Sayang tadi Sisi chat aku nanyain kamu katanya ada perlu sama kamu. Kita tunggu dia datang dulu ya baru pergi" Ucapku ke Erin yang sudah siap dengan pakaiannya.
"Mau ngapain sih tuh anak!" Kesal Erin.
Pastinya dia sangat kesal karena awalnya kan dia udah antusias mau pergi jalan-jalan.
"Udah deh yang tunggu aja bentar siapa tau memang penting" Ucapku.
"Ya udah aku ganti baju aja, ntar malam aja yah keluarnya dah mager aku" Dia berbalik lagi masuk ke kamar.
Aku merasa bosan juga di rumah tidak ada kerjaan, mau ke toko buah ku tapi mager juga.
"Yang aku keluar dulu ya, nanti biar kamu sama Sisi bisa bebas ngobrol" Ucapku dari depan pintu kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
General FictionMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.