Benci banget sama orang yang kalo ngomen gak pake otak!
Kalo dirasa cerita ini gak pas menurut kamu ya jangan baca!
Kalau dirasa juga gak menarik cukup skip dan jangan komentar!Saya nulis berdasarkan imajinasi saya sendiri dan untuk readers saya bukan anda!!
Jadi mohon maaf untuk yang saya blokir atau bagaimana, karena saya ingin menjaga kewarasan jadi lebih baik saya hilangkan
Untuk readers setia terima kasih ya udah selalu nunggu update-an
______________________________________Almeera Pov
Di sini aku sekarang, di depan sebuah gundukan tanah yang masih basah. Di dalam tanah ini ada jasad anak yang sangat ku cintai. Dia sudah pergi dengan tenang menyusul ibunya.
"Pulang yuk" Ajak Alfandy ke Almeera.
"Bentar mas" Aku masih ingin melihat batu nisan ini.
Aku tidak lagi bisa mendekap tubuh Hana, aku tidak bisa lagi bercanda dengannya. Aku sangat merindukan senyuman dan cekikikan Hana.
"Mama pulang" Rengek Arhan kepadaku.
Aku tidak bisa mengabaikan anakku yang lain hanya karena hal ini. Aku menuruti Arhan yang meminta pulang.
"Ayok pulang" Ajakku.
Mas Alfandy membantuku berdiri dan memegangiku. Dia takut aku masih pusing dan terjatuh.
"Pangku boleh?" Tanya Arhan.
Arhan sangat manja kepadaku, maklum saja mungkin karena hampir 1 bulan lebih dia tidak bersamaku.
"Duduk sini aja sama abang" Ajak Arfan.
"Mau sama mama bang" Mata Arhan sudah berkaca-kaca.
"Sini sama mama" Ku rentangkan tangan untuk meraih tubuhnya.
Kemudian kami pulang bersama dengan posisi Arhan dipangkuanku dan Arfan duduk dikursi belakang.
"Mau jajan dulu gak?" Tanyaku ke mereka.
"Pulang aja ma, mama capek kan" Ucap Arfan.
"Iya kita langsung pulang aja nanti kalau mau jajan keluar lagi bareng papa" Ucap Mas Alfandy.
Sepanjang perjalanan Arfan hanya diam sambil memainkan PSP yang baru dibelikan papanya. Sedangkan Arhan sibuk memainkan ujung hijabku dan tertidur.
"Sini aku gendong" Sampai di rumah Arhan masih tertidur.
Mas Alfandy beralih ke pintu sampingku untuk mengambil Arhan. Jujur badannya sudah sangat berat dan aku tidak kuat lagi. Sedang lagi sehat saja aku gak kuat apalagi baru sudah sakit gini.
"Sini bang" Ku gandeng Arfan yang baru saja turun.
"Mama istirahat ya jangan ngapa-ngapain. Kalau mama mau apa-apa panggil abang aja nanti abang yang bantu ambilin" Ucapnya padaku.
Aku diantarnya ke dalam kamarku dan tak lupa dia menyelimutiku. Sangat manis sekali perlakuannya ini, aku sampai tidak menyangka dia bisa semanis ini.
"Mama mau minum?" Tawarnya.
"Gak bang, udah abang istirahat juga ya" Pintaku padanya.
Dia menurut dan keluar dari kamarku. Aku, Mas Alfandy dan anak-anak memang pulang ke rumah kami. Sedangkan acara doa untuk almarhumah Hana dilakukan di rumah mama. Mama yang minta di sana karena katanya biar riweh di sana saja jangan di rumahku ini.
"Assalamualaikum" Mas Alfandy masuk setelah mengantar Arhan ke kamarnya.
"Waalaikumussalam" Jawabku.
Dia mendekat dan duduk di sampingku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Narrativa generaleMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.