Part 51

3.1K 126 2
                                        

Almeera Pov

Malam harinya aku, anak-anak, Mba Arumi, Rahma, Lea dan mama membuat acara barbeque-an sederhana. Kami mengulang masa lalu di mana yang saat itu kami pernah barbeque-an bersama.

"Abang mau bakar ini ya ma" Arfan menunjukkan sosis yang dia tusuk-tusuk sendiri.

"Hati-hati ya minta bantuin sama Kak Rahma kalo gak sampe" Ucapku.

"Mba kenapa? Pusing ya mba? Duduk aja jangan banyak gerak mba nanti capek, biar aku aja sama mama dan anak-anak yang bakarin" Mba Arumi memegang kepalanya.

Mungkin efek karena dia sedang hamil muda jadi sering pusing dan capek.

"Iya Ra aku duduk ya, maaf nih gak bantuin" Ucapnya.

"Duduk aja di sana Rum gak papa" Mama yang baru datang membawa ikan yang baru dia cuci.

"Kapan belinya ini ma?" Tanyaku.

Setahuku di kulkas gak ada stok ikan dan juga aku tadi ke pasar gak beli ikan.

"Mama sama bibi ke pasar tadi bentar sebelum magrib. Mama lebih suka ikan daripada ayam sama daging Ra. Maklum udah tua gini kolesterol tinggi kalo makan daging kebanyakan" Tawa mama.

"Ya elah ma makan dikit aja gak naik kok. Mama juga masih muda gini apaan tua. Masih kenceng juga nih kulit wajahnya" Goda ku.

Mama hanya tertawa saja sambil membakar ikannya bersama anak-anak yang sedari tadi memang asik bakar-bakar.

"Bang Arhan sini nak" Panggilku.

"Iya ma" Dia mendekat sambil masih memegang sosis.

"Ajakin bibi bakar-bakar bareng sini, bilang disuruh mama ke sini kalau dia gak mau" Suruhku.

Bibi memang kebiasaan gak mau kalau diajak gabung. Makan bersama saja dia kadang harus diancam baru mau ikut makan bareng.

"Okey ma, titip ya" Dia menyerahkan sosis tadi padaku.

Erin Pov

Kesal banget sumpah, gara-gara Almeera itu aku dan mama jadi diberhentiin polisi. Songong banget tuh perempuan satu!.

"Udah deh ngomelnya, ini makan" Mama memberikan spageti yang ku mau.

"Ih kesel banget ma, gara-gara perempuan songong itu kita jadi ditahan polisi tadi. Untung Mas Alfandy menjamin. Awas aja ya nanti aku bejek-bejek dia" Geramku.

"Udah ah nanti anak kamu mirip dia mau kamu? Yang ada tiap hari gedeg kamu liat muka anak kamu karena mirip dia" Ucap mama.

Aku langsung mengusap perutku dan mengucapkan amit-amit biar anakku gak mirip dia. Gak Sudi banget anak aku mirip sama perempuan songong itu.

"Kamu udah kasih tau Al belum kamu hamil ini?" Tanya mama.

"Belum ma, nanti aja deh pas dia udah pulang ke sini" Jawabku.

Aku yakin Alfandy akan mulai membenci Almeera dan anak-anaknya setelah tau kehamilanku. Karena kehamilan ini yang dia tunggu-tunggu selama ini.

Sebulan Kemudian

Almeera Pov

Hari kepulangan Mas Alfandy adalah hari ini. Anak-anak sudah sangat antusias ingin cepat menjemput papanya. Sedari pulang sekolah tadi sibuk langsung minta ke rumah sakit jemput papanya.

"Buruan ma" Tarik Arfan.

"Bentar sayang mama lagi kunci pintu kamar nak" Aku yang masih mencoba mengunci pintu jadi terhambat karena mereka berdua menarik-narik tanganku.

"Ayok mama nanti Tante Lampir duluan dateng!" Ucap Arhan juga menarik tanganku.

"Bisa tunggu bentar gak? Sabar!" Aku agak emosi ketika mendengar Arhan menyebut Erin. Aku jadi teringat dengannya dan aku jadi ragu menjemput Mas Alfandy, takut kalau Erin ada dan anak-anak jadi sasaran omongannya.

"Maaf ma" Keduanya tampak ciut ketika aku agak membentak.

"Mama yang minta maaf, udah ayok" Ajakku.

Mereka langsung balik ceria dan bergandengan keluar rumah.

"Titip rumah ya bi" Ucapku ke bibi yang lagi jemur baju di halaman samping garasi.

"Siap Bu" Jawabnya.

Rumah sakit

Aku dan anak-anak mengedarkan pandangan mencari Mas Alfandy. Semua keluarga di sini juga sedang menyambut kepulangan keluarga mereka.

"Itu papa!" Tunjuk Arhan.

Terlihat Mas Alfandy sudah berpelukkan mesra dengan Erin. Di sana juga ada mamanya, papanya, dan adik-adik Erin.

"Ayok bang" Ajak Arhan.

"Tunggu nak" Aku menarik tangan keduanya.

"Kenapa ma?" Tanya Arhan.

"Papa lagi sama keluarga Tante Erin. Kita tunggu aja ya, kalau papa liat kita baru samperin kalau gak kita pulang aja. Nanti mama chat papa biar ketemu di tempat lain" Ucapku ke anak-anak.

"Abang kangen banget sama papa ma. Papa keren banget pake baju itu. Abang mau foto sama papa, mau pamer ke temen-temen kalau abang punya papa hebat" Jelas Arhan.

Sedangkan Arfan memang sedari tadi diam saja tak menanggapi Arhan. Bahkan dia sudah tidak seantusias tadi.

"Iya kita pulang aja ma" Ajak Arfan.

"Kok pulang sih bang" Rengek Arhan.

"Abang liat deh, papa sama Tante Lampir. Abang mau Tante Lampir marahin mama lagi? Abang mau mama celaka lagi?" Ucap Arfan.

"Ya udah ayok pulang aja ma" Arhan tampak seperti terpaksa.

"Jangan sedih, nanti mama minta papa temui kalian ya. Kalau sekarang kita jangan ganggu papa dengan keluarga Tante Erin" Aku menasehati mereka.

"Gak papa ma, ketemu papa bisa nanti atau besok yang penting mama gak emosi atau nangis lagi kalau ketemu sama Tante Lampir" Jawab Arhan.

"Ayok balik" Semangat Arfan menggandeng kembarannya.

Kami langsung kembali menuju mobil dan tidak jadi menemui Mas Alfandy. Biarlah dia berbahagia dengan keluarganya.

"Eh Bu Almeera kan ya? Gak nemui Pak Al? Itu baru balik dinas" Sapa seorang TNI.

Aku agak kurang mengenali siapa dia tapi mungkin dia kenal aku.

"Eh gak pak mau pulang aja bareng anak-anak. Mas Al lagi ada keluarganya" Ucapku.

"Lah keluarga yang mana? Bu Almeera istrinya kan ya?" Tanya nya.

"Hm saya sudah bukan istrinya Mas Al pak" Ucapku sambil tersenyum.

"Jadi bener ya rumor itu? Pak Al menikah lagi kedua kali? Saya kira bohongan Bu, sampai Pak Al kena sidang kode etik kemaren. Untungnya hukumannya cuma teguran tertulis sama dinas ini 2 bulan" Jelasnya.

Aku baru tau kalau dinas ini adalah bentuk hukuman dia karena menikah lagi tanpa tau institusi tempat kerjanya.

"Oh gitu pak, saya kurang tau pak. Kalau gitu saya pamit ya pak. Permisi" Aku kembali menggandeng anak-anak menuju parkiran.

"Hm Mba Almeera" Panggil seseorang.

"Eh iya saya" Aku sedikit terkejut dan menoleh ke sumber suara.

"Boleh bicara sebentar?" Tanya nya.

Seorang perempuan muda cantik, dan keliatan dari wajahnya dia perempuan baik. Dia meminta waktuku sebentar untuk bicara.

"Anak-anak tunggu bentar di mobil ya, mama mau ngobrol sama tante ini bentar" Anak-anak menurut dan masuk ke mobil.

Sengaja tak ku kunci mobil dan ku turunkan kaca belakang tempat anak-anak duduk agar mereka nyaman.

"Sebelumnya maaf ya mba saya ganggu waktunya sebentar. Saya mau bicara sama Mba Almeera" Ucap perempuan ini.

Aku penasaran ini siapa, darimana tau namaku dan mau apa bicara padaku.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang