Yang baca tolong follow lah ya minimal😁
Happy reading❤️
______________________________________Arumi Pov
Aku curiga dengan siapa perempuan yang diantar Alfandy hari itu. Aku harus ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk mengetahui siapa itu.
"Mama pergi bentar nanti bukanya mama beli aja diluar. Bilang sama bibi gak usah bikin takjil" Pesanku ke Rahma yang lagi main dengan Farish.
"Iya ma, hati-hati di jalan ma" Rahma berdiri dan bersalaman denganku.
"Dadah mama" Ucap pengasuh Farish.
"Dadah baby" Jawabku sambil melambai.
Sebelum ke rumah sakit aku sudah izin dulu ke Mas Bagas. Tidak mungkin aku pergi-pergi saja di saat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Ini Nabila praktek sore lagi gak yah? Minggu lalu bener kan hari ini jadwal periksa Ara" Gumamku sendiri saat di dalam mobil.
Rumah sakit tempat Alfandy bekerja tidaklah jauh dari rumahku. Hanya melewati 2 lampu merah sampai.
"Eh dokter Arum kok ke sini? Ada pasien di rujuk ya?" Tanya seorang dokter yang rupanya mengenaliku.
"Eh dokter Nina, gak ada dok ini kebetulan mau ketemu dokter Nabila. Buka praktek sore gak ya hari ini?" Tanyaku.
Dokter Nina adalah salah satu dokter bedah di rumah sakit ini. Dia adalah temanku saat internship di rumah sakit Yogya.
"Dokter Nina lagi praktek sekarang. Kok dokter kandungan malah nyari dokter kandungan? Padahal katanya gak ada pasien rujukan" Ucap dokter Nina.
"Haha bisa aja dok, ini saya mau ketemu karena dokter Nabila itu dokter yang menangani adik ipar saya. Mau liat perkembangan kandungan adik ipar saya" Jawabku berbohong.
"Owalah kok gak periksa sama dokter Arum aja? Kan sama-sama dokter kandungan?" Tanya nya lagi.
Kayaknya bakal panjang kalau diterusin obrolan ini.
"Hehe kebetulan adik saya kan tugas di rumah sakit ini dok, jadi biar di sini biar dipantau sama suaminya juga" Jawabku.
Dokter Nina mengangguk tanda memahami perkataan ku.
"Kalau begitu saya duluan ya dok, takutnya nanti dokter Nabila nya pulang" Aku berpamitan.
Saat sampai di depan poli, aku melihat ada beberapa ibu hamil lagi yang mengantri. Itu artinya sebentar lagi dia tutup praktek. Aku menunggu saja sebentar daripada nyomot masuk.
"Dokter Arumi?" Sapa seorang perawat yang sepertinya mengenali ku.
"Eh iya saya" Jawabku agak kaget.
Sepertinya aku lumayan terkenal di rumah sakit ini. Padahal aku tidak pernah dapat praktek di sini. Mungkin juga karena aku kakaknya Alfandy kali ya.
"Mau cek kandungan? Bukannya dokter Arumi dokter kandungan?" Tanya nya bingung.
"Eh bukan bukan, saya mau bertemu dokter Nabila. Ada hal kerjaan yang mau dibahas" Jawabku.
"Kebetulan pasien dokter Nabila tinggal 3 orang ini dok. Dokter kalau tidak keberatan masuk aja tunggu di ruang pribadi dokter Nabila, nanti saya kasih tau dokter Nabila" Usulnya.
Aku mengikut saja daripada bahas disini juga nanti bisa-bisa keliatan sama Alfandy.
"Permisi dok" Perawat itu duluan yang masuk.
"Iya?" Jawab dokter Nabila.
"Eh mba" dokter Nabila berdiri dan menghampiri ku yang di depan pintu.
"Ada perlu apa mba? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Fiction généraleMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.