Part 148

712 46 2
                                        

Almeera Pov

Hari-hari berjalan seperti biasanya, Rahma dan Lea juga sudah kembali pulang ke rumahnya. Mba Arumi dan Kak Bagas juga sudah mulai menyadari kesalahan mereka dalam membedakan cara mendidik anak-anaknya.

"Yang" Panggil Mas Alfandy.

Ini adalah malam jumat dan cuaca di luar juga lumayan dingin karena habis hujan sedari siang sampai sore.

"Apa mas?" Tanyaku.

"Kamu udah boleh kan?" Tanya nya.

Aku merasa agak ambigu pertanyaan seperti ini. Maksudnya sudah boleh tuh gimana.

"Sudah boleh apa?" Tanyaku penasaran.

Aku sedang membersihkan wajahku dan juga memakai skincare malamku.

"Naysa udah sehat kan ya?" Dia bertanya lagi.

"Iya alhamdulilah udah sehat mas, kamu tuh aku tanya kenapa malah nanya Naysa? Apa hubungannya?" Tanya ku lagi.

"Ya kalau dia masih sakit pasti masih rewel nyari kamu yang" Jawabnya.

Aku tak menjawab dan menepuk-nepuk wajahku dengan pelan untuk membuat skincare yang ku pakai menyerap.

"Eh kenapa ini mas?" Tiba-tiba dia memeluk dari belakang.

"Papa kepengen ma" Ucapnya sedikit berbisik di telingaku.

"Belum boleh mas, janinnya belum kuat" Jawabku.

Sebenarnya kata Mba Nabila boleh saja berhubungan saat mengandung usia ini tapi harus dengan hati-hati dan pelan. Hanya aku saja yang tidak mau melakukannya.

"Aku udah tanya ke dokter Nabila sayang, katanya boleh asal hati-hati" Dia terus mengusap perutku.

"Tangannya ih" Ku tepis dikit tangannya karena akan memegang sana-sini.

"Hmm ya udah deh" Dia berjalan keluar dari kamar.

Aku hanya gak habis pikir aja sama dia, anak udah mau 5 tetep aja kelakuan masih kayak anak 2.

Alfandy Pov

Susah sekali kalau mau bermanja dengan istri, lagi anak-anak gak mengganggu eh si istrinya yang gak mau diganggu.

"Assalamualaikum, iya kenapa Rom?" Romi menelepon.

"Waalaikumussalam. Di mana? Keluar yuk mau curhat nih" Ajak Romi.

"Gas lah gua juga bosan di rumah" Jawabku.

Tanpa berpamitan ke Almeera langsung mengambil jaket yang ada di ruang setrika dan juga kunci motor yang ada di ruang keluarga. Malas lagi rasanya masuk ke kamar.

Romi mengirimkan alamat tempat yang akan kami pakai nongkrong. Aku dan Romi memang sudah biasa nongkrong begini, apalagi kalau lagi bosan. Tapi sebelumnya aku pasti izin ke Almeera, ya malam ini aja gak izin. Toh sepertinya Almeera juga sudah tidur karena tadi kan katanya capek.

"Ngapain ke sini sih!" Kesalku.

Romi mengajak ku ke sebuah club malam, padahal sebelumnya kami tidak pernah ke sini.

"Sesekali lah Al" Jawabnya.

Romi langsung menarik tanganku dan mengajakku masuk. Aku seperti mengikut saja dan juga masuk.

Suasana yang memang bukan awam bagiku melihatnya. Aku sering ke tempat seperti ini, tapi bukan dalam rangka main begini.

"Sono, gua dah pesan tempat" Tunjuk Romi ke sebuah tempat duduk diajak pojokan.

Di tempat duduk itu sudah ada 2 orang wanita malam. Aku yakin itu wanita malam karena terlihat dari pakaian yang dikenakan.

"Gila lu!" Aku ingin berputar balik karena melihat kedua wanita itu.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang