Alfandy Pov
Akibat pertengkaran Erin dan Almeera kami diusir dari dalam mall. Gak habis pikir aku sama Almeera dia bicara dengan nada keras didepan anak-anak, gimana nanti kalau anak-anak menirunya.
"Kalian kenapa sih gak mau sama papa?" Aku masih berusaha mengajak anak-anak tos atau salaman.
"Papa jahat pelgi sana jangan cali abang sama Abang Alfan lagi. Sana aja sama tante jahat, papa sama tante itu sama-sama jahat" Ucap Arhan.
Aku tidak tau kenapa anak-anak tiba-tiba menjadi seperti ini sikapnya padaku. Apa benar kata Erin kalau Almeera sengaja buat anak-anak benci aku supaya aku tidak menggangu mereka lagi.
"Papa jahat gimana? Papa gak ngapa-ngapain kalian kan?" tanyaku.
"Papa udah malahin mama kita, papa belain tante jahat" Sekarang Arfan maju selangkah seperti menantangku.
"Kan bener kata aku, ajaran perempuan ini gak bener" Masih saja Erin memancing amarah Almeera.
"Bisa diem gak tante jahat!" Arfan membentak Erin.
Erin maju selangkah dan Almeera juga maju selangkah.
"Mau apa!" Almeera membentak Erin.
"Dasar perempuan gila!" Erin mendorong Almeera.
"Au!" Almeera terdorong sampai membentur dinding mall.
"Tante lampil!" Arhan dan Arhan membalas mendorong Erin.
"Aaaa Al!" Erin terdorong ke arah parkiran mobil dan untung tidak jatuh.
Almeera memegangi lengannya yang mungkin sakit akibat benturan.
"Dasar anak setan!" Erin mendekati Arfan dan Arhan dan mendorong mereka.
"Arfan! Arhan!" Almeera menangkap kedua anak kami sehingga kepalanya terbentur spion mobil dan spion itu pecah.
Alarm mobil itu berbunyi sehingga mengerahkan fokus orang-orang ke arah kami.
"Astaghfirullah mba gak papa?" Seorang perempuan membantu Almeera bangun.
"Anda laki-laki apa gunanya liat aja!" Bentak laki-laki yang bersama perempuan yang membantu Almeera bangun.
"Mama dalah!" Arhan memegang tangan Almeera yang sudah berdarah.
"Dalah dali kepala mama" Sambung Arhan.
"Cepat bawa ke mobil!" Laki-laki tadi membantu Almeera ke mobilnya.
Aku terdiam dan tak berbuat apa-apa, tubuhku seperti kaku dan setelah Almeera dibawa aku baru tersadar.
"Ayo pulang!" Erin menarik tanganku.
"Dasar Pelakor ya, ini juga lakinya gatel istrinya didorong pelakor sampe luka dia gak peduli" Bisik ibu-ibu yang melihat kami.
Aku buru-buru masuk mobil dan mengejar mobil tadi menuju rumah sakit.
"Ngapain sih ke rumah sakit!" Gerutu Erin.
"Almeera terluka gara-gara kamu sayang, kalau dia kenapa-kenapa kamu yang kena masalah juga" Jawabku.
"Udah pulang aja lah, mati juga gak papa dia" Ucap Erin.
"Kamu kalau mau pulang silakan aku turunin disini cari kendaraan umum" Aku menepikan mobil.
"Is kamu ini aku atau dia sih istri kamu!" Dia turun dari mobil.
Aku tidak memperdulikan dan melakukan mobilku mengejar mobil yang membawa Almeera.
Almeera Pov
Kepalaku terasa pusing sekali, darahnya juga dari tadi masih mengalir sehingga hijabku sudah lumayan basah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Ficción GeneralMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.