Author Pov
Almeera dan Arumi sudah berada di rumah sakit dan mereka sudah menunggu panggilan untuk diperiksa. Karena hari ini Arumi tidak ada jadwal jadi dia tidak bisa memeriksa Almeera sendiri.
"Nyonya Almeera Syakira" Panggil perawat.
Almeera dan Arumi masuk bersama, dokter ini adalah teman sejawat Arumi jadi mereka langsung melakukan pemeriksaan.
"Bagaimana Nin?" Tanya Arumi antusias.
"Benar perkiraan kamu Rum, udah 12 minggu ini mah. Tapi kamu mengalami pendarahan ringan Almeera. Jaga-jaga ya jangan sampe kecapekan atau mengangkat barang berat" Pesan dokter itu ke Almeera.
Almeera tidak menyangka kalau Allah menitipkan kembali nyawa ke dalam tubuhnya. Dia reflek memegang perutnya dan mengusapnya.
"Alhamdulillah kan bener mba bilang" Ucap Arumi ke Almeera.
Almeera hanya tersenyum saja, kemudian dokter ini memberikan resep obat untuk ditebus.
"Jaga baik-baik ponakan mba ya, nanti kasih tau Al kalau dia bakal punya anak lagi. Jangan disembunyikan lagi kayak si kembar" Ucap Arumi.
"Insyaallah nanti malam aku telepon Mas Al mba" Jawab Almeera.
Mereka sudah selesai menebus obat dan langsung menuju rumah. Sepanjang jalan Almeera selalu mengusap perutnya karena masih tidak percaya kalau dia sekarang hamil lagi.
Sedangkan Alfandy
Seluruh warga desa ini berkumpul di balai desa bersama rombongan anggota Alfandy dan juga atasan Alfandy. Mereka melakukan diskusi membahas mengenai Alfandy yang kepergok bersama Sarah.
"Saya tidak terima anak saya dilecehkan!" Ucap seorang ibu-ibu yang sepertinya ibu dari Sarah.
Sarah sekarang berakting seolah memang benar-benar sebagai korban. Dia menunduk memegang ujung bajunya dan sambil menangis.
"Maaf ndan saya benar-benar tidak melakukan apapun kepada Sarah. Dia mengantar makanan kemudian masuk ke kamar, saya sedang berganti pakaian karena baru saja selesai mandi. Sarah masuk memegang lengan saya kemudian saya tolak dan dia merobek baju serta roknya sendiri" Jelas Alfandy tegas tanpa terbata.
Jelas semua anggota dan beberapa warga mempercayai ucapan Alfandy. Apalagi Alfandy terkenal dengan kesopanan dan kebaikannya diantara anggota lain ke warga.
"Silakan pembelaan kamu Sarah" Ucap kepala desa.
Sarah memulai dengan tangisan dan berpura-pura mengelap air mata.
"Saya bisa membela apa pak? Saya dilecehkan tapi saya yang dituduh" Ucap Sarah kemudian menunduk lagi.
"Eh Sarah kamu kan emang gatel sama siapa aja digodain!" Entah suara siapa itu menyahut diantara kerumuman.
Kedua orang tua Sarah terdiam dan gelagapan. Karena ini memang rencana mereka bersama untuk memerangkap salah satu anggota agar hidup mereka berubah.
"Diam! Semua yang hadir saya minta diam!" Ucap kepala desa.
"Maaf pak kepala desa di sini saya selalu komandan anggota di sini dan juga sekaligus penanggungjawab anggota saya izin bicara. Anggota saya yang bernama Alfandy ini adalah anggota terbaik kami. Beliau juga sudah berkeluarga dan memiliki anak istri. Sejauh pemantauan saya Alfandy tidak pernah melakukan kesalahan dan bahkan mengganggu warga di sini apalagi wanita di sini. Saya meminta keadilan kepada bapak selaku kepala desa di sini untuk mengadili anggota saya dengan adil" Ucap komandan Alfandy.
Sarah beserta kedua orang tuanya kaget mendengar Alfandy sudah menikah. Tapi mereka tidak peduli yang mereka mau hidup mereka berubah.
"Lalu bagaimana dengan anak saya? Anak saya sudah dilecehkan dan dipermalukan! Apa kalian diam saja? Kampung kita menjunjung adat kesopanan! Selama ini anak saya tidak pernah kan terlibat hal seperti ini! Saya minta anak saya dinikahkan agar tidak menimbulkan omongan buruk tentang anak saya!" Bapak Sarah bersikeras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
General FictionMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.