Guys guys ku kalian udah baca kan ya yang part untuk haters? Nah itu aku buat untuk yang komen gak jelas dan mau sesukanya aja komen. Kalau kalian masih bisa baca sampe part ini berarti itu bukan untuk kalian, karena yang gak ada otak itu udah aku blokir jadi gak bisa baca atau komen lagi.
Terima kasih banyak untuk yang selalu dukung tulisan aku, walaupun kadang aku upload nya gak tentu jam. Aku minta maaf karena gak bisa upload tiap hari lagi karena 1 lain hal.
Tetap stay tune ya guys, insyaallah cerita yang lain juga aku lanjutin. Tapi untuk "Be a Stepmother" udah gak akan lanjut karena mau dijadiin novel.
Nanti aku infokan dimana bisa beli offline atau bukunya.
Happy reading ya guys!❤️
______________________________________Alfandy Pov
Aku dan papa sekarang berada di sebuah cafe dekat rumah sakit. Tapi pastinya ini bukan cafe Almeera, kalau aku ke cafenya yang ada karyawannya pasti ember ngasih tau dia. Tadi aku dan papa satu mobil karena papa sudah terlalu emosi jadi ku ajak satu mobil saja.
Kami duduk di sini ngeteh, makan camilan sambil nunggu mobil papa yang dibawain supirnya.
"Papa tetep akan penjarain mereka dan kamu gak bisa ngelarang" Ucap papa.
Sepertinya papa masih sedikit emosi, mungkin papa emosi karena aku dituduh hal seperti itu. Dulu aku juga sempat dituduh saat bersama Almeera dan sekarang kena lagi. Mungkin dulu papa mikirnya aku memang melakukan itu ke Almeera karena dulu aku gak benar. Sekarang beda aku sudah tau mana yang jalan baik dan benar jadi papa percaya padaku.
"Udahlah pa gak usah kita perpanjang, biarin mereka pulang ke tempat mereka" Ucapku.
Aku tidak mau perpanjang karena akan memperlama dan juga makin ribet.
"Kamu tidak punya hak larang papa, ini udah menyangkut nama baik papa juga. Cukup dulu kasus Almeera gak ada sampe yang tau dan ini apa? Hampir semua anggota kamu yang dinas di sana tau, dan tidak menutup kemungkinan satu atau dua orang dari mereka akan bercerita ke yang ini terus nyampe ke yang ini. Kalau kita tidak perpanjang maka mereka berpikiran oh benar Alfandy yang salah. Gak! Papa gak akan biarin gosip itu!" Ucap papa berapi-api.
Aku juga tidak mikir sampai ke sana, aku rasa juga teman-teman yang berangkat kemaren gak akan bicara ke siapapun. Eh tapi balik lagi hati dan mulut orang aku gak bisa tebak.
"Ya udah terserah papa aja Al ikut" Aku mengiyakan saja daripada melawan papa yang ada aku kena semprot.
"Habis ini kita ke rumah kamu, papa udah telepon mama juga" Ucap papa.
"Eh ngapain?" Tanyaku bingung.
Tumbenan ini mau ke rumah sampe suruh mama ke rumah duluan segala.
"Kamu harus kasih tau dan jelasin ke istri dan mama kamu. Bagaimana pun juga mereka harus tau" Ucap papa.
Padahal aku sudah planning mau ngasih tau Almeera nanti saja saat kami makan malam diluar, tapi apa boleh buat kalau bos besar sudah bicara a ya harus a.
Almeera Pov
Sudah jam 5 sore dan belum ada tanda-tandanya ini putri tidur mau bangun. Ria sudah tertidur sejak pukul 3 siang tadi dan sudah pukul 5 sore belum juga bangun.
"Assalamualaikum!" Suara kembar.
"Waalaikumussalam" Mereka langsung berlari ke arahku dan pakaian keduanya robek serta ada luka-luka di kaki dan lengannya.
"Astaghfirullah ini kenapa?!" Aku menarik mereka berdiri di depanku.
"Abang-abang di sana yang dorong. Huhu!" Tangis Arhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
General FictionMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.