Author Pov
Almeera masih berdiam diri karena mencoba menahan emosi dan menetralisir kekesalannya. Dia juga bingung kenapa dia tidak bisa menahan emosinya. Almeera memilih untuk tetap diam agar dia tak menyakiti perasaan siapapun.
"Assalamualaikum" Almeera menengok ke arah pintu.
Bagas, Arfan dan Arhan masuk bersamaan. Ketika sudah di dalam ruangan, Arfan dan Arhan berjalan ke belakang Bagas. Mereka berdua seolah-olah takut melihat Almeera.
"Waalaikumussalam" Jawab Almeera.
"Hm Ra kakak ke sini mau nyampein amanah mama. Kakak mau bawa kamu ke ruangan Hana. Pasti kamu sudah tau juga kan kalau Hana dirawat di rumah sakit ini?" Bagas langsung to the point.
"Iya aku udah tau kak, boleh kak bawa aku sekarang saja ke sana. Aku sangat merindukan Hana" Jawab Almeera.
Arfan dan Arhan masih ketakutan melihat Almeera. Mungkin karena Almeera tidak pernah marah, jadi sekalinya marah maka seram begini.
"Abang sini" Panggil Almeera.
Keduanya langsung senang dan berlari menghampiri ranjang Almeera.
"Mama jangan diem lagi, abang takut banget. Mama ngomel aja kayak biasanya kalau mama marah tapi jangan diemin kita" Ucap Arfan.
"Iya bener, enakan diomel daripada didiemin gini" Sambung Arhan.
Almeera tersenyum saja mendengar dumelan kedua anaknya. Almeera juga heran dia kok bisa emosian gitu.
"Ara" Panggil Bagas.
"Iya kak" Sahut Almeera.
"Sekarang?" Tanya Bagas.
Almeera bangun dari tidurnya dan mengambil kursi roda yang memang ada di ruangan ini. Bagas juga membantu Almeera memegang kursi rodanya karena Almeera tidak mau dipegang Bagas. Arfan dan Arhan yang membantunya berdiri dan duduk ke kursi roda.
Selang infusnya juga sudah dibenari dan air infusnya ditaruh dipahanya.
"Aku izin dorong ya" Ucap Bagas meminta izin ke Almeera.
Bagas dan sekeluarga tau kalau Almeera memang sangat menjaga sentuhan dengan yang bukan muhrimnya.
Mereka berlima berjalan keluar ruangan dan masuk ke lift khusus membawa pasien. Sebelumnya Bagas sudah meminta izin dokter Almeera untuk membawanya sebentar ke ruangan Hana.
"Hana sakit apa kak?" Tanya Almeera saat mereka sudah dilorong lantai 3.
"Nanti kamu tanya ke mama aja ya" Jawab Bagas.
Bagas tidak tega memberitahu Almeera tentang penyakit Hana. Biarlah nanti mama mertuanya yang memberitahukan.
"Assalamualaikum" Ucap mereka ketika memasuki ruangan Hana.
Hana tampak tengah tertidur di ranjangnya dan tangannya terpasang selang infus sama dengan Almeera.
"Ya Allah anak mama" Almeera mencoba berdiri dan berjalan pelan ke ranjang Hana.
Bu Rahimah yang memang ada di ruangan mengawasi Almeera takut kalau dia terjatuh.
Almeera menciumi seluruh wajah Hana dan membawanya kepelukannya.
"Hana sakit apa nak? Maafin mama gak jagain Hana ya" Almeera terus menghujani wajah Hana dengan ciuman.
Hana yang merasa tidurnya terganggu otomatis membuka matanya. Hana menatap lama ke Almeera dan kemudian menangis.
"Eh kenapa?" Almeera heran kenapa Hana tiba-tiba menangis.
"Sssttt. Ini mama sayang" Almeera mendekap dan menimang Hana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu
Ficción GeneralMenceritakan seorang istri yang diusir karena tidak bisa memberikan anak untuk suaminya. Tetapi setelah diusir dia baru mengetahui kalau dia hamil.