Part 16

4K 128 1
                                        

Alfandy Pov

Aku sedang bingung sekali sekarang. Erin sibuk dan terus-terusan minta untuk ku nikahi. Aku tidak mungkin menikahinya saat aku sudah memiliki istri sekarang.

Aku mencintai Erin tapi aku juga tidak bisa lepas dari Almeera. Aku butuh dia, karena agar aku tak berbuat zina dengan orang lain.

"Kita nikah sirih aja gimana? Aku gak bisa lepasin Almeera sekarang" Entah ide gila dari mana ini aku tidak tau.

Erin pun menyetujui ide gila ku ini. Dia mau-maunya saja diajak nikah sirih.

Karena sudah terlanjur aku mengatakan itu, akhirnya Erin bersemangat untuk menikah.

Dia pun menentukan kapan hari kami menikah sirih. Dan yang buatku kaget, orang tuanya menyetujui hal itu. Mereka tidak melarang anaknya menikah sirih denganku. Padahal mereka juga tau kalau aku sudah beristri.

"Assalamualaikum" Aku masuk ke rumah dan tak ada orang sepertinya.

Langsung saja aku ke kamar untuk bersih-bersih. Sampai di kamar aku dengar bunyi air, berarti Almeera sedang mandi.

Aku tiduran di kasur sambil menunggu nya selesai mandi.

"Eh maaf" Dia kaget saat melihatku baringan di kasur. Biasanya dia berpakaian langsung dikamar mandi. Mungkin tadi dia pikir aku belum pulang jadi dia tidak membawa pakaiannya.

Dia berjalan menuju lemari dan mengambil bajunya.

"Kamu keluar dulu ya" Ucapnya.

"Kenapa? Aku udah pernah liat semuanya. Santai aja" Ucapku sambil lanjut main hp.

Aku menjadi tidak niat untuk mandi dan rasanya ingin sekali melihat dia memakai pakaian.

"Kamu buncit?" Tanya ku.

Dia langsung menurunkan bajunya dan menutup perutnya.

"Iya" Jawabnya cepat.

Aku bangun dan dekati dia. Ku raba perutnya.

"Kok buncitnya gini? Gak merata" Ku usap dari bawah dada hingga diatas pahanya.

"Aku lagi banyak makan jadi lemaknya lari ke perut semua" Jawabnya.

Aku mengangguk saja dan melepaskan tanganku dari perutnya.

"Masak semur paha ayam ya, lagi pengen banget" Ucapku padanya.

Entah kenapa rasanya aku terngiang-ngiang dengan semur paha ayam. Aku tak biasa berkehendak seperti ini.

Setelah itu Almeera langsung keluar kamar dan mungkin masak yang ku minta tadi.

Almeera Pov

Untungnya dia tidak banyak tanya dan curiga. Aku sudah menahan napas tadi agar tak terlalu buncit.

Bukan maksud aku jahat karena tidak memberitahu dia. Tapi aku tidak mau nantinya dia membenci anak ini dan menyuruh ku menggugurkannya.

Sekarang kami tengah makan malam bersama, sesuai yang dia minta tadi aku masakkan semur paha ayam.

Tidak biasanya dia meminta masakan tertentu. Mungkinkah dia mengidam? Kan bisa jadi jika seorang istri hamil yang mengidam adalah suaminya.

Dia makan dengan lahap tanpa pakai nasi, paha ayam sudah habis 3 dimakannya.

"Sarapan besok jangan nasi goreng ya, masak omelet keju aja simple dan aku lagi pengen sarapan itu" Ucapnya sebelum meninggalkan meja makan.

Aku tidak menjawab karena dia sudah naik duluan ke lantai atas. Ku bereskan meja makan yang memang hanya beberapa saja yang kotor.

Sisa dari semur ayam tadi ku pindahkan ke wadah lebih kecil dan ku masukkan ke dalam kulkas. Besok bisa dihangatkan kalau mau di makan lagi.

Selesai beberes aku menuju kamar tamu karena mau melipat pakaian. Memang di kamar ini aku menaruh pakaian yang baru diangkat untuk dilipat. Biasanya baju rumahan tidak ku setrika, hanya baju kerja dan baju pergi-pergi saja aku setrika.

"Udah jam 11 tidur" Mas Alfandy membuka pintu dan menyuruhku untuk tidur.

"Tanggung ini baju kamu 2 lagi" Jawabku. Karena memang aku sudah selesai semua melipat pakaian dan sekarang aku sedang menyetrikanya.

"Besok-besok aja udah malam ini, besok juga masih bisa" Ucapnya lagi.

"Mau besok ataupun sekarang sama saja, tetap aku yang ngerjain" Jawabku ketus.

Dia akhirnya diam dan meninggalkan kamar ini. Aku juga tak terlalu perduli dengan ucapannya. Tumbenan sekali perhatian sampe nyuruh tidur. Biasanya juga kalau mau tidur ada atau gak aku dia tak perduli.

Weekend

Ini hari minggu dan seperti yang kalian ketahui aku bukan pegawai swasta, jadi liburku hanya di hari minggu. Itupun tukaran sama Ari temanku.

"Assalamualaikum Ra, ke rumah mama ya kita mau liwetan" Sebuah pesan masuk dari Mba Arumi.

"Waalaikumussalam mba, liwetan dalam rangka apa nih?" Balasku.

"Gak ada rangka apa-apa lagi pengen aja ini, sekalian kumpul-kumpul. Ini Nisa sama suami dan anaknya udah disini. Bawa baju ganti ya nginep aja sekalian semalam di sini" Balas Mba Arumi lagi.

"Oh iya mba, aku bilang Mas Alfandy dulu mba. Terima kasih mba, wassalamu'alaikum" Ku akhiri chatan.

Aku yang tadinya sedang nyantai di halaman samping masuk ke dalam untuk mencari Mas Alfandy.

"Mas tadi Mba Arumi chat ngajak ke rumah mama, mau ngadain kumpul-kumpul sambil liwetan" Ucapku.

"Kamu aja yang pergi aku ada urusan di toko bentar. Ada barang masuk yang harus aku awasi langsung. Nanti aku nyusul ke rumah mama" Jawabnya.

Dia nampak sangat terburu-buru memakai pakaiannya.

"Tadi Mba Arumi bilang juga bawa baju ganti disuruh nginep semalam" Sambungku.

"Ya udah bawa aja, yang aku sekalian" Jawabnya masih terburu-buru mencari sesuatu.

"Aku pergi dulu. Assalamualaikum" Belum sempat aku mencium tangannya dia sudah berlalu meninggalkan kamar.

Aku tidak ambil pusing dan langsung mengemasi barang-barang yang mau di bawa. Aku juga membawa beberapa bahan yang ada di kulkas siapa tau bisa dipakai.

Alfandy Pov

Aku merasa bersalah pada Almeera. Tidak ada maksudku untuk mengacuhkannya, tapi ini adalah hari gentingku.

Entah perasaan apa yang aku rasakan sekarang ini. Aku akan menikah sirih dengan Erin hari ini. Ada rasa bahagia karena aku bisa bersatu dengan cintaku, tapi juga ada rasa bersalah karena mengkhianati Almeera.

"Assalamualaikum" Aku masuk ke dalam rumah Erin.

Disini sudah ada penghulu, orang tua dan adik-adik Erin, serta ada beberapa saksi juga.

Aku langsung duduk dan mengeluarkan cincin yang sebelumnya ku persiapkan.

Karena ini merupakan akad kedua bagiku, jadi aku tidak terlalu khawatir. Toh juga ini hanya nikah sirih yang menjadikanku halal bermesraan dengan Erin.

Akad dan segala tetek bengeknya selesai pada pukul 5 sore. Langsung buru-buru aku pamit untuk pulang. Pasti semuanya curiga dan menungguku.

"Maaf sayang aku pulang dulu udah ditungguin di rumah mama" Pamitku ke Erin.

"Kita baru aja nikah Al, kamu nginap sini ya malam ini" Ucap Erin merayuku.

"Besok aku nginap sini, tapi malam ini aku pulang dulu dan harus nginap di rumah mama" Pujukku.

Erin mulai merengek dan terus mencengkram lenganku. Tapi lama kelamaan karena ku bujuk akhirnya dia mau juga.

Akhirnya aku pamit ke Erin dan pergi langsung ngebut menuju rumah mama.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang