Part 83

2.9K 108 6
                                        

Help guys sorry ya aki udah 2 hari kan gak update huhu..

Padahal aku udah nulis dan seperti biasa lupa tekan publikasikan😭😭

Maafkeun yaa...
Maacih juga buat yang udh setia baca!!!
______________________________________
Author Pov

Almeera, Arfan, Arhan, Hana dan Bi Minah otw menuju toko perlengkapan bayi. Mereka sengaja mampir sebentar beli tempat tidur bayi untuk hadiah anaknya Arumi.

Bi Minah terlihat sekali sangat bahagia diajak keluar begini, biasanya dia hanya di rumah ngurus rumah dan keluar paling hanya ke pasar.

"Mampir toko perlengkapan bayi ya bi" Ucap Almeera yang kebetulan menyetir mobil.

Mereka memang tidak mengambil jasa supir karena baik Alfandy atau Almeera nyaman berkendara sendiri. Alfandy juga sebelumnya menawarkan Almeera memakai supir tapi Almeera tolak dengan alasan dia butuh privasi. Benar juga sih kita kan butuh privasi sesekali walaupun hanya saat dimobil.

"Iya nya bibi mah ikut aja kan nyonya yang bawa mobilnya, hehe" Cengir Bi Minah.

Kadang Almeera lucu dengan tingkah laku Bi Minah. Dia tipe orangtua yang bersemangat dan ingin tau ini itu dan ingin belajar hal baru. Contohnya Almeera baru membelikan presto agar kalau mau makan steak bisa bikin sendiri. Nah Bi Minah ini beberapa kali minta ajarin ke Almeera dan juga nontonin video cara menggunakan presto.

"Bibi mau nyoba makan crepes gak?" Tanya Arhan ke Bi Minah.

"Crepes apaan itu den?" Tanya nya ke Arhan.

"Jelasinnya gimana ya" Arhan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mikir.

"Itu loh bi yang kayak adonan martabak tapi tipis" Arfan bantu menjelaskan.

"Gak tau bibi den, bibi juga baru denger ini" Bi Minah kebingungan.

"Udah deh bang bilang aja mau jajan crepes. Pake segala tanya bibi jadi alasannya" Sahut Almeera ke anak-anaknya.

Arfan dan Arhan nyengir tanpa merasa bersalah. Sedangkan Hana masih anteng di carseat nya sambil mengempeng.

"Han kamu kapan gedenya sih? Kapan gitu bisa lari-larian main sama abang" Arfan mencolek pipi Hana.

Hana yang dicolek langsung menoleh dan menangis. Dia merasa aktivitas mengempengnya terganggu.

"Abang jangan gangguin adeknya dong, mama lagi nyetir gak bisa pujukin" Tegur Almeera ke anak-anaknya.

Arfan Arhan memang sangat suka menjahili adiknya ini. Mereka seperti mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang hakiki ketika berhasil membuat Hana menangis.

"Sini sama bibi non" Bi Minah berbalik ke belakang ingin mengambil Hana dari carseat nya.

"Eh jangan bi bahaya kalau ambil dari sini, biarin aja. Abang masukin lagi empengnya" Suruh Almeera ke Arhan.

Setelah mendapat apa yang dia inginkan Hana kembali tenang. Suasana dalam mobil juga kembali hening. Bi Minah juga ikut terdiam dan wajahnya tampak tak seceria tadi.

Mobil mereka tiba di toko perlengkapan bayi. Mereka turun semua untuk memilih kado. Anak-anak minta memberikan kado masing-masing juga.

"Bibi kenapa?" Tanya Almeera yang sadar dengan ekspresi Bi Minah.

"Gak papa nya" Jawab bibi.

"Aku tadi minta maaf ya agak ngebentak, aku kaget bibi mau ambil Hana dari depan. Itu tadi bahaya bi, makanya aku larang. Maaf ya bi kalau bibi kesinggung" Almeera langsung meminta maaf ke bibi karena menyadari kesalahannya.

"Bibi juga minta maaf ya nya, bibi gak tau tadi itu bahaya" Bi Minah juga minta maaf karena tau juga dia bersalah.

Selesai bermaaf-maafan mereka masuk ke toko bayi untuk mencari hadiah.

"Abang kasih ini boleh?" Arfan mengambil satu set tempat tidur bayi.

Dia sendiri mengangkatnya kewalahan. Karena besarnya tempat tidur itu tidak sebanding dengan badannya.

"Kalau Abang Arhan?" Tanya Almeera.

"Adeknya cewek apa cowok sih ma?" Tanya nya.

Almeera juga lupa untuk nanya lagi anak Arumi itu perempuan atau laki-laki.

"Haduh beli yang netral aja deh bang, bisa dipakai perempuan bisa laki" Ucap Almeera, sepertinya Almeera tidak mau ribet bertanya lagi.

"Ini aja ma" Dia mengambil tempat untuk bayi belajar duduk.

"Udah itu aja?" Tanya Almeera.

"Kak minta tolong bawain ya, saya ambil 2 ini" Ucap Almeera ke karyawan toko.

Almeera berkeliling sebentar mencari baju-baju bayi. Karena untuk tempat tidur dan tempat belajar duduk bayi sudah dipilih anak-anaknya.

"Bibi bantu pilihin bi, aku gak tau baju yang netral untuk bayi perempuan atau laki-laki" Pinta Almeera ke Bi Minah.

Bi Minah membantu Almeera memilihkan beberapa baju baby newborn dan baju untuk bayi 2-1 tahun. Almeera keasikan memilih sehingga dia baru sadar sekeranjang penuh baju yang mereka ambil.

"Gimana ini nya? Kebanyakan ya?" Bi Minah yang jadi khawatir.

"Gak papa ambil aja ini semua bi, yuk bayar" Ajak Almeera ke Bi Minah.

"Kebanyakan ini nya, nanti uangnya gak cukup gimana? Saya gak liat nyonya bawa tas gede, berarti gak bawa uang banyak kan ya" Ucap Bi Minah ke Almeera.

Mungkin karena Bi Minah baru kali ini melihat belanjaan banyak jadi dia khawatir uang mereka kurang.

"Gak papa bi, udah ayok. Ini tuh gak banyak, cuma karena kita acak-acakan naruh ya jadi kayak penuh" Ucap Almeera sambil mendorong troli menuju kasir.

Arfan dan Arhan sudah lumayan lama menunggu dimeja kasir. Sedangkan Hana sudah tidur digendongan Bi Minah.

"Siniin bi, bantuin taruh ke atas ya baju-bajunya" Almeera mengambil Hana dari gendongan Bi Minah.

Kasir mulai menghitung barang-barang yang mereka beli. Mulai dari tempat tidur, tempat belajar duduk dan baju-baju.

Mereka menghabiskan uang sekitar 10 jutaan hanya untuk 3 jenis barang ini. Almeera tidak merasa rugi sama sekali karena kebaikan Arumi padanya juga luar biasa.

"Nya tadi itu 10 juta ya?" Tanya Bi Minah ketika mereka sudah dimobil dan otw rumah sakit.

"Iya 10 juta bi" Jawab Almeera.

"Banyak banget nya, bibi dulu aja ngadoin anaknya sodara paling mahal 200 ribu. Hehe" Bi Minah bercerita tentangnya.

"Hehe gak papa bi kan pemberi gak dilihat dari harganya" Jawab Almeera.

"Mama jangan lupa" Rengek Arfan dan Arhan.

"Lupa apaan nak?" Tanya Almeera yang tidak tau maksud anaknya.

"Beli crepes" Jawab Arfan.

"Iya mama gak lupa" Almeera menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua anaknya kalau sudah ingin sesuatu harus dapat. Tapi Almeera hanya memberlakukan itu untuk ke makanan, kalau untuk barang Almeera akan sangat protektif.

"Turun gih sama bibi, beliin Kak Rahma, Kak Lea sama Kak Ira juga" Almeera menyerahkan uang 200 ribu ke Bi Minah.

Bi Minah menerima uang itu dan agak bingung.

"Ayok bi" Arfan menggandeng Bi Minah.

Almeera mengambil Hana yang sudah bangun dan memberi camilannya, takut Hana keburu rewel kalau tidak dikasih camilannya.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang