Part 145

800 59 5
                                        

Author udah malas nulis nih guys, gak semangat aja soalnya gak ada yang komen-komen 😭 padahal yak lebih suka baca komen kalian daripada liat yang ngasih vote😬
______________________________________

Alfandy Pov

Kandungan ketiga Almeera sudah mulai memasuki bulan ketiga. Perutnya juga sudah agak sedikit membuncit. Tapi untuk kehamilan yang sekarang Almeera terlihat lebih bugar dan segar dari kehamilan kedua. Dia tak pernah lagi mengeluh sakit kepala, pusing atau sebagainya.

"Rindu mama" Naysa yang entah datang dari mana langsung nempel.

"Kok rindu? Kan mama cuma pergi sebentar" Jawabku sambil merubah posisinya menjadi di pangkuanku.

"Mama kerja terus, sebentar banget di rumahnya" Ucap Naysa lagi.

"Papa telpon mama ya kita suruh mama pulang" Tawarku padanya.

Naysa mengangguk sambil menempelkan kepalanya ke dadaku. Ternyata badannya hangat dan hembusan napasnya juga hangat.

"Innalilahi kamu demam ini sayang" Aku menggendong Naysa ke kamarnya dan memberikan obatnya.

Naysa langsung menarik selimutnya dan tidur membelakangi ku.

"Assalamualaikum ma, udah selesai belum urusannya? Pulang ya, Naysa demam ini" Aku menelpon Almeera.

"Waalaikumussalam, innalilahi iya mas aku pulang sekarang. Tolong kasih obat dulu mas" Jawabnya.

"Udah aku kasih obat, sekarang dia lagi tiduran. Tadi dia nyamperin papa bilang rindu mama. Pas dia nemplok badannya hangat. Hati-hati aja ya bawa mobilnya" Pesanku.

"Iya mas aku pelan-pelan, aku pulang sekarang ya. Assalamualaikum" Almeera menutup telpon.

Aku memasukkan hpku ke dalam kantong celana dan duduk di sebelah Naysa. Dia sudah tertidur dengan tenang dan terdengar suara napasnya.

Almeera Pov

"Saya pulang duluan ya, titip cafe ya Bim" Pamitku ke karyawan.

Aku mengendarai mobil dengan hati-hati menuju pulang. Tak lupa aku mampir ke apotek untuk membelikan vitamin anak-anak karena baru ingat kalau udah habis.

"Permisi mba, ada vitamin penafsu makan anak-anak?" Tanyaku.

Apoteker itu memberikan beberapa contoh vitaminnya. Aku memilih yang mana yang sering anak-anak konsumsi.

Selesai dari apotek aku mampir ke toko buah Mas Alfandy untuk mengambil beberapa buah.

"Eh Almeera ya?" Seorang laki-laki sekitar seumuran Mas Alfandy tiba-tiba menegurku.

"Maaf siapa ya?" Tanyaku karena memang tak tau dia siapa.

"Kenalin aku Agus, kita sepupuan" Ucapnya mengulurkan tangan.

"Maaf" Aku tidak menerima tangannya dan hanya mendekap kedua tanganku.

"Eh" Dia nampak canggung.

"Ini Bu buahnya tadi Pak Al udah ngabarin ibu mau datang ambil buahnya" Karyawan Mas Alfandy menyerahkan sekantung buah padaku.

"Eh berat ya Bu" Karyawan itu ingin bergerak keluar membantu.

"Sini saya bantu" Ucap laki-laki itu.

Aku mengkode ke karyawan itu untuk tetap mengangkatnya. Karyawan itu langsung bergerak mengambil kantung tadi dan membawanya ke mobilku.

"Permisi saya duluan" Pamitku pada laki-laki itu.

"Boleh saya antar?" Tanyanya.

Aku menoleh karena dia tiba-tiba saja lancang bertanya seperti itu.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang