Part 84

3K 118 9
                                        

Almeera Pov

Kami tiba di rumah sakit sekitar pukul setengah 6 sore. Udah hampir masuk waktu magrib. Ini tadi kebanyakan mampir dan lama juga milih hadiah.

"Bi minta tolong bawain ya, aku gendong Hana" Ucapku ke bibi.

"Abang aja yang bawa ma" Arfan nyeletuk.

"Abang berdua bawa kursi sama bajunya aja, tempat tidurnya biar bibi yang bawain ya" Aku memberi pengertian ke mereka.

Mereka lumayan susah dikasih pengertian jadi harus dikasih alasan logis agar mereka paham.

"Oke mama" Akhirnya Arfan mengiyakan.

Hana badannya udah lumayan berat, gendong sebentar aja udah berasa banget pegelnya. Mama tadi lupa lagi bawa stroller dia.

"Ruangan mana nya?" Tanya bibi.

Aku membuka kembali chat Rahma untuk mengecek ruangan mana Mba Arumi berada.

"Ruang bunda bi, di lantai 3. Kita naik lift aja ya" Ajakku ke mereka.

Gak enak juga berlama-lama membiarkan bibi dan anak-anak mengangkut barang berat gini.

Tiba di lantai 3 kami menyusuri koridor dan akhirnya ketemu ruangan Mba Arumi. Mba Arumi mengambil ruangan VVIP, sehingga sangat bebas berada di ruangannya.

"Ketok dulu bang" Pintaku ke Arhan yang berada paling depan antara kami.

"Arfan! Arhan! Masuk yuk!" Lea yang membukakan pintu.

"Tante sama bibi juga ayok masuk" Ajaknya ke kami.

Aku menyuruh bibi yang masuk duluan, pasti tangannya sudah pegal karena mengangkat tempat tidur yang lumayan berat itu sampai ke sini.

"Assalamualaikum Tante Ara" Mba Arumi langsung menyapaku dengan baby di sampingnya.

"Waalaikumussalam, wah MasyaAllah. Maafin ya tante baru datang" Ucapku ke bayi mungil itu.

Melihatnya aku jadi teringat waktu Arfan Arhan kecil dulu. Wajahnya juga agak mirip-mirip dengan Arfan Arhan.

"Gak papa tante, sini gendong aku dong" Aku mendekati tempat tidur Mba Arumi.

Arfan dan Arhan sudah memberikan hadiah mereka masing-masing. Aku juga meminta izin untuk cuci tangan dulu baru menggendong baby. Karena bayi baru lahir itu rentan terkontaminasi bakteri. Aku memang membiasakan untuk menjaga kebersihan, terutama kebersihan anak-anak.

"Tante izin gendong adeknya ya" Sebelum menggendong bayinya Mba Arumi aku izin ke Rahma dan Lea dulu takut mereka gak ngebolehin.

"Gendong aja gak papa tante" Jawab Rahma.

"Bawa aja pulang sekalian tante" Ucap Lea sambil senyum-senyum.

"Eh gak ada, jangan ya ma. Abang gak mau nambah adek lagi, Hana aja udah cukup udah" Langsung Arhan menjawab.

"Lah kok ngomongnya gitu? Mama juga masih mau punya anak lagi, nyari yang cewek ya ma ya?" Nisa yang ada di sini ikut menggoda Arhan.

"Gak boleh ya ma, cukup Hana aja" Arhan bergelayut di pinggangku. Posisiku sudah menggendong bayi ini.

"Iya iya mama gak kasih kalian adek lagi, udah ah masa datang ke sini malah nangis. Tadi katanya mau liat adeknya Kak Rahma sama Kak Lea" Pujukku ke Arhan.

Gawat juga ini dia merengek kalau bahas masalah adik. Padahal Mas Alfandy masih ingin nambah anak, dan aku juga masih mau sih punya anak lagi. Tapi daripada anak-anak yang ada jadi sedih mending gak usah kan ya.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang