Part 177

705 41 5
                                    

Author Pov

Kebahagiaan keluarga Almeera ternyata tidak berjalan lama, tiba-tiba saja Arfan mendapat musibah. Arfan dan Arhan yang memang sudah sekolah dasar biasanya minta pulang sendiri ke rumah, tapi kali ini naas. Saat akan menyebrang ke gerbang komplek Arfan tertabrak mobil yang melaju cukup kencang.

Arfan sudah dilarikan ke rumah sakit dan sekarang masih menjalani masa kritisnya. Sedangkan Arhan yang saat itu melihat kejadian masih syok dan trauma.

"Aku gak becus jaga anak-anak mas, aku harusnya gak biarin mereka pulang sendiri" Tangis Almeera melihat anaknya terbaring.

Alfandy hanya diam saja tak menanggapi ucapan Almeera. Entah apa yang ada di dalam pikirannya sekarang. Dia bergegas keluar dari ruangan dan entah menuju ke mana.

"Assalamualaikum" Bu Rahimah, Pak Hartowi, Arumi, Bagas, Rahma dan Lea yang datang.

"Waalaikumussalam" Almeera mengusap air matanya dan menyambut mertua dan kakak iparnya.

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan Ra. Sini duduk sama mba" Ajak Arumi ke Almeera.

Almeera menurut dan duduk bersama Arumi sedangkan Bagas, Rahma dan Lea mendekati ranjang Arfan.

"Mba tau pasti kamu sedih sekali melihat kondisi Arfan begini. Tapi jangan berlarut dan terlalu menyalahkan diri sendiri. Kamu harus ingat Arhan yang lagi trauma, Nayla, Naysa yang bingung abangnya gak ada 1 dan Najwa yang pastinya kebingungan nyariin kamu" Jelas Arumi ke Almeera.

Almeera hanya tetap diam dengan air mata yang terus menetes. Suara tangisnya sudah tidak ada namun air mata masih mengalir begitu saja.

"Tante jangan nangis terus ya, kakak yakin kalau Arfan tuh anak hebat dan pasti cepat sembuh" Rahma mendekati Almeera.

"Iya tante, Lea juga yakin Arfan semangat sembuh kok. Itu tadi aja tangannya udah respon pegang tangan Lea" Sambung Lea.

Almeera menatap ke kedua anak Arumi. Sebentar kemudian langsung saja dia mendekap keduanya.

"Udah tenangin diri kamu dan jangan pikir yang negatif" Arumi menarik Almeera agar kembali duduk.

Alfandy Pov

Kecelakaan yang menimpa Arfan sepertinya bukan faktor tidak sengaja. Aku harus segera mencari tahu siapa pelaku dibalik semua ini.

Aku meninggalkan ruang rawat dengan marah karena aku yakin Arfan kecelakaan akibat perbuatan orang jahat.

"Yakin kamu ini kecelakaan bukan faktor ketidaksengajaan?" Tanya Romi.

"Aku yakin 100% Rom ini bukan faktor kecelakaan biasa. Kamu tau kan aku dan Almeera banyak sekali yang tak suka. Aku takut imbasnya ke anak-anak kami" Jelasku.

Romi nampak menimbang-nimbang dan berpikir. Aku tidak bisa hanya duduk diam menunggu.

"Mau ke mana Al?" Tanya Romi.

"Aku harus ke simpang tempat Arfan kecelakaan. Tidak mungkin di sana tidak ada cctv yang terpasang" Aku bergegas melangkah menuju lokasi tersebut.

Jalanan sore ini cukup ramai karena memang jadwal orang kantor pulang. Aku yang memang meminjam motor rekan jadi tidak terlalu terhambat.

Jarak rumah sakit ke rumahku tempat kejadian tidak begitu jauh. Kurang dari 8 menit aku sudah di lokasi. Garis polisi masih terpasang dan masih ada bekas pecahan kendaraan, entah itu bagian apa.

"Selamat sore bapak, mohon maaf mohon jangan mendekati area TKP" Seorang petugas mendekat padaku.

"Sore pak, saya Alfandy orang tua dari anak yang kecelakaan tadi siang. Saya ke sini ingin melihat tempat kejadian dan sekaligus ingin mengetahui apakah sekitar sini ada cctv pemantau atau tidak. Saya yakin kecelakaan anak saya bukan faktor ketidaksengajaan. Mengingat saya dan istri banyak sekali orang yang tidak suka" Jelasku.

Anakku Bukan AnakmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang